andrialong05Avatar border
TS
andrialong05
MISTERI (KONTRAKAN)
MISTERI (KONTAKAN)#2
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...972e25851c48d9

MISTERI (KONTRAKAN)#3
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...cb9546352bea53

MISTERI (KONTRAKAN)#4
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...c9917875090f1b

MISTERI (KONTRAKAN)#5
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...5c4f614c32fe22


MISTERI (KONTRAKAN) ENDING
https://www.kaskus.co.id/show_post/5...1d30678c3e7ed9




Setahun yang lalu aku dihadapkan dengan masalah yang berat dalam hidupku, kegagalan dalam menjalin hubungan kasih dengan seorang wanita cantik pilihanku terasa sangat menyakitkan bagiku, bahkan kami sudah merencanakan pertunangan tepat sebulan sebelum akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang sudah 4 tahun terjalin secara sepihak.
Berbagai macam pertanyaan mucul dalam fikiranku saat itu, mengapa semuanya harus terjadi? Apa mungkin ini hukuman bagiku sehingga aku dihadapkan masa sulit seperti ini?, tapi apa salahku?.
Aku merasa dunia sangat tidak adil, meski terdengar sedikit cengeng tapi percayalah betapa sakit perasaan ini menerima kenyataan itu.
Namun aku tak ingin terus terpuruk dalam keadaan seperti ini, untuk melupakan semua kenangan yang pernah terjadi aku memutuskan merantau keluar kota, dikota ini aku bekerja sebagai karyawan pabrik.

"Kamu kopi apa teh Ndri?" Tanya Supri, teman satu kontrakan ku

"Tumben nawarin, biasanya juga gak pernah"

"Mau apa enggak?, tak bikinin sekalian ini" Jawabnya sembari melangkah kedapur

"Iya, kopi aja"

Sudah hampir 8 bulan aku tinggal disini bersama Supri, teman yang ku temui saat aku melamar kerja ditempat ia bekerja, meski terbilang belum begitu lama kenal namun Supri begitu baik padaku. Ia juga salah satu karyawan pabrik sama sepertiku, hanya saja ia sudah 2 tahun lebih lama dibanding aku.

Malam ini udara terasa lebih sejuk dari biasanya, sejak awal aku tinggal disini jujur saja baru kali ini aku merasakan dingin yang tak biasa. Aku duduk diteras menunggu Supri yang tak kunjung datang membawa kopi, langit malam tampak gelap tanpa sedikitpun penerangan dari sinar bulan, bintang-bintang pun seolah bersembunyi dibalik awan hitam yang menutup dan membawa kegelapan.

"Mikirin apa?" Supri duduk disampingku dengan membawa dua gelas kopi

"Ngagetin lu ah"

Aku dan Supri larut dalam obrolan-obrolan kecil hingga malam semakin larut, memang begitu lah biasanya. Jika libur kerja bahkan sampai adzan subuh berkumandang, berbagai macam peristiwa kehidupanku dan Supri menjadi topik pembicaraan kami, tak terlepas juga kisah asmara yang pernah masing-masing rasakan.
Supri memang teman curhatku yang baik, begitu pun aku. Tak jarang pula Supri curhat denganku tentang masalah yang ia alami, tak jarang pula aku berusaha mencari penyelesaian dengan gaya sok tau ku.

Kegelapan malam terasa semakin pekat dengan mendung hitam yang menyelimuti langit, rintik hujan mulai turun bersama gemuruh dan kilatan cahaya.

Braaaakkk.

Suara benda jatuh yang sangat keras tiba tiba terdengar dari arah dapur, untuk sesaat aku terdiam menatap Supri, begitu pula yang dilakukan Supri. Ia terdiam menatapku seolah bertanya padaku apa yang terjadi didalam. Tanpa aba-aba aku meninggalkan Supri dan melangkah menuju arah suara tersebut, tapi aku tak menemukan apa-apa disana, setelah aku pastikan tidak ada yang aneh aku pun memutuskan kembali ke teras.

"Woi, kenapa lu?" Tanyaku setelah mendapati ada yang aneh dengan Supri

Tangannya gemetar, raut wajahnya terlihat pucat dan bibirnya seakan melafalkan sesuatu.

"Ndri, malem ini kita jangan nginep disini ya"

"Lah kenapa?"

"Udah pokoknya lu dengerin gue aja"

Aku masih tak mengerti dengan perubahan sifat Supri saat ini, aku pun menentang untuk mengikuti kemauannya.

"Lu kenapa si?"

"Tadi pas lu masuk kedalem sebenernya gue mau nyusul, tapi begitu gue mau masuk tiba-tiba dipintu kamar lu ada orang gede banget, item semua" Jelasnya padaku dengan tubuh yang masih bergetar

Mendengar penjelasan dari Supri spontan aku pun menengok kearah kamarku, dan betapa terkejutnya aku ketika apa yang baru saja Supri bicarakan kini terjadi padaku. Sesosok makhluk hitam besar sedang berdiri menatapku, mata merah dengan mulut yang menganga memperlihatkan gigi-giginya yang kehitaman. Entah binatang apa yang saat ini ada dihadapan mataku, atau bahkan mungkin inilah yang disebut jin.
Namun kejadian itu tak lantas membuatku terperanjat hingga hampir mampus seperti adegan-adegan difilm horor, bahkan aku sempat mendekat beberapa langkah sebelum akhirnya ia menghilang menjadi kepulan asal tebal yang dengan seketika melenyapkan wujudnya.
Disaat itulah aku benar-benar menyadari bahwa apa yang aku lihat bukan lah hal yang biasa, dari arah dapur aku mendengar suara orang yang sedang berbincang namun sangat pelan, seperti berbisik.
Dengan langkah pelan aku mendekat kearah pintu dapur, suara itu semakin jelas terdengar dan kini berubah menjadi suara tangisan, perlahan aku mulai mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka dan disana aku tak melihat apapun.
Aku sadar dan sangat sadar jika saat ini ada yang tidak beres dirumah ini, dan aku juga sangat sadar bahwa apa yang saat ini aku alami adalah ulah dari makhluk gaib.

"Supri, astaga"

Aku telah melupakan Supri, aku berlari kearah pintu depan dan mendapati pintunya terkunci, beberapa kali aku memanggil-manggil Supri namun tak ada jawaban darinya, aku masih berusaha membuka pintu dengan memutar-mutarkan gagangnya, usahaku sia-sia. Pintu terkunci dari luar, tidak mungkin jika Supri sengaja mengunciku disini dan meninggalkanku sendiri, suasana malam ini benar-benar kacau.
Tak berapa lama aku mendengar suara langkah kaki, pintu terbuka dan Supri masuk kedalam.

"Pri, dari mana lu?"

"Eh sorry Ndri, gue terpaksa ninggalin lu buat nyari orang pinter yang bisa ngusir makhluk halus"

Supri masih tampak berdiri didepan pintu seolah menunggu seseorang yang akan datang, wajahnya pun tersenyum saat melihat orang ditunggu sudah terlihat didepan rumah.

"Ayo mbah masuk" Ajaknya pada tamunya itu

"Ayo, mari-mari mbah langsung masuk aja" Lanjut Supri

Deg deg deg

Suara langkah kaki yang terdengar mendekat, aku masih terduduk dikursi tamu sembari menanti siapa gerangan yang Supri ajak kesini, dan sampai akhirnya aku dibuat terdiam seribu bahasa saat melihat siapa yang kini berdiri disamping Supri.
Sesosok pocong dengan balutan kain kumuh yang sangat kotor, bau busuk seketika menyengat indra penciumanku. Wajahnya yang sudah hancur dan hampir tak seperti wajah, satu bola matanya terlihat tidak ada pada posisi dimana seharusnya ia terpasang.
Sesosok pocong tersebut tak henti menggeleng-gelengkan kepalanya, dan tatapannya mulai tertuju padaku.
Diubah oleh andrialong05 24-01-2020 21:43
Gimi96
NadarNadz
nona212
nona212 dan 34 lainnya memberi reputasi
35
17.4K
141
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan