iselfiawrdsAvatar border
TS
iselfiawrds
[CERITA BERSAMBUNG] Gift from You
Spoiler for Cover:


**Gift from You**
Nama Penulis: Ida Selfia
Genre: Romance Fiction
Status: On Going


#dilarang melakukan plagiasi 😘





**Gift from You**
Part 1



"Judul.., Seseorang

Seseorang pernah mengetuk pintu;
Kasar.
Agak terburu, denyutnya bersahutan
Entah kilatan dari mana..,
Matanya menyala.

Lenggang di dalam,
Justru naikkan pitam.
Pintu seakan dibuka,
Oleh deru nafasnya saja.

Marah,
Ia kumpulkan semua bara
Bahkan stok arang ikut tertawa
Lengkap sudah.

Kosong.
Angin.
Sesak.
Udara.
Ke--ke mana?

Ia pernah menyusuri waktu,
Menguji Tuhannya.
Ia pernah menelan dosa,
Pertaruhkan akhiratnya.

"Apa ini?"
Getar tubuhnya, meminta kembali
Gemeletuk giginya, mengucap ampuni
Bahkan saat kepunyaannya itu melayang,
Ia hanya melotot lebar.

Hidupnya..,
Kesombongan,
Alkohol menertawakan,
Bekas zina memojokkan.

"Allah.., apa itu namamu?"

Diam,
Sebab ia cuma pecundang,
Andai bisa bersembunyi,
Tidak.
Ia hanya ingin pulang..,
Menebus kesempatan hilang."


***


"Lo--lo gila!"

"Kenapa, Ger?"

Gegas, ia menjauh dari kerumunan kelasnya. Entah kenapa Bu Mira meminta semua anak-anaknya meninggalkan kursi, mengubah formasi serupa penonton konser. Ia tidak suka, tampak membenci hal itu.

"Angger ke mana?" Lilis ikut panik. Jelas, ia yang bertanggung jawab merekam.

"Duh, mana gue tahu. Lo lihat, kan, gue habis baca puisi. Tuh anak langsung main cabut aja. Serius gue yang disalahin, nih?" Maryam mengangkat sebelah alisnya, lalu turun dari kursi yang berperan sebagai panggung.

Melihat gelagat tak bersahabat dari teman satu kelasnya, Lilis memilih bungkam. Niat menyusul pun diurungkannya sebab tahu bagaimana perangai anak itu.

Maryam melirik punggung kecil yang mulai sibuk setelah beranjak meninggalkannya. Sesaat, ia tampak mempertimbangkan sesuatu. Di luar sana, hujan lebat. Itu salah satu sebab kenapa gurunya tidak bisa hadir. Jam pertama, mungkin akan menyulitkan banyak orang. Hingga ide merekam yang telah disetujui oleh Bu Mira pun menjadi jalan pintas.

"Oh, dia enggak mau direkam." Gumamnya menyimpulkan.

Ia penasaran, dengan mengirim pandangannya pada hujaman hujan lewat kaca jendela, ia berharap bisa menerka-nerka. Ke mana seorang murid saat jam pelajaran pertama. Bahkan warung makan saja tutup.

Hujan lebat. Kantin kebanjiran karena atapnya bocor. Mengingat tempat itu, tiba-tiba Maryam mengaduh saat perutnya agak melilit. Deretan awan mulai membentuk kereta api di atas kepalanya. Mi rebus.., sosis.., dan segelas susu. Itu memang menu paling monoton. Tapi, ia suka.
Bayangan makanan di atasnya pudar dan bibir cewek itu langsung melengkung sedih, "gue laper."

"Roti, Yam."

Ia pernah mengalami ini sebelumnya. Bahkan sering. Ia hidup dalam lingkungan yang acap bertubrukan. Jika di rumah hanya ada satu kehangatan, maka di lain tempat, ia bisa dapat banyak. Di beda tempat lagi, bahkan tidak sama sekali.

Itu tadi suara Reddish, kawan sebangkunya yang merupakan murid baru sejak awal kelas 13 dimulai. Maryam belum sempat berterima kasih karena si pemberi keburu pergi bersama gengnya.

Roti belum juga disentuhnya. Sedikit membayangkan bagaimana tanggapan Reddish andai ia menolak pemberian tersebut. Mereka memang tidak terlampau akrab. Belum bisa dikatakan sahabat. Mungkin, hanya kerap bertukar jawaban saat ulangan dan tugas saja.

Tanpa malu-malu, dilahapnya reinkarnasi tepung dan susu yang berisi coklat tersebut. Enak. Hingga ia mulai sadar bahwa perutnya tidak lagi melilit.

Suasana lenggang sebab hanya diisi oleh beberapa siswi, kemudian terpecah saat gerombolan cowok masuk dengan gestur angkuh. Percayalah, tidak ada yang berani untuk melihat polah mereka. Berandalan, Pak Joko suka bilang begitu. Mereka perokok, suka bolos, dan tas mereka sering terisi alkohol.

Asal menendang kursi kemudian menggebrak meja. Polah mereka menang ada-ada saja. Kelas IPS memang santer dengan julukan biangnya anak badung. Tidak masalah. Tidak ada yang bisa mengelak. Faktanya memang demikian.

Tidak ada yang berani bersuara meski asap rokok sudah memenuhi seisi kelas. Sesekali, tampak anak cewek di pojokkan mengibas-ngibaskan tangan namun tidak secara gamblang. Tangan naik pas di wajah, mengibas sekali, lalu berdeham kecil. Begitu seterusnya, mungkin sampai jam masuk tiba.

Namun, beda dengan Maryam yang sudah mengumpulkan nyali sejak beberapa menit yang lalu. Pergi dari situ, atau, terbatuk-batuk konyol. Tubuhnya dengan cepat menegak, lalu melangkah ke samping untuk keluar dari ruang duduknya yang sempit. Ia harus segera mencapai pintu. Jangan menoleh. Jangan dengarkan omongan mereka. Mereka menggosipkan gue? Mereka mengolok cupu? Biarin saja toh gue..,


Gue..,


"Stay-here!"

Lo gila!


"Budek?"

"Gue mau ke kant--kamar kecil."

Cowok tadi meruncingkan alis kemudian menampilkan smirkaneh, "ga usah bohong. Duduk!"

"Nggak!"

"Duduk!"

"Nggak!"

"Du-duk, Dekil!"

Maryam mengepalkan jemarinya. Tapi entah, ia ingin sedikit tertawa saat melihat antek-antek cowok gila itu yang tengah menertawakan tontonan gratis tersebut. Maryam pikir, itu tidak ada bedanya dengan pengkhianatan.

"Gue nggak bawa pampers,"

Secepat kilat. Dan tubuh mungil berbalut hijab sedada itu sudah berada di koridor kelas. Ada sesuatu yang lepas. Ia bisa merasakan itu dan benar-benar.., melegakan. Entah kapan kali terakhir ia bisa seperti itu. Hidup dalam topeng dan berada di zona asing--sangat menyiksanya.

Senyum ringkasnya tampil, hingga ia sedikit mencondongkan tubuh untuk mengintip kelasnya dari jauh. Gue kembali..,

Soal keterpaksaan, semua orang pasti pernah mengalami. Ada yang melakukannya dengan senang hati. Ada yang sukarela tapi tidak senang. Ada juga yang tanpa berkeinginan. Beda dengan cewek itu, ia takut. Bahkan meski beberapa kali menemui banyak mata yang tersenyum padanya. Menguatkan, memberi petunjuk, menyalurkan hangat dan kebahagiaan dalam level lain. Tapi, kesadarannya belum bisa menjemput itu. Mimpinya terlalu indah. Sangat indah. Sampai memunculkan darah.

***

Diubah oleh iselfiawrds 29-02-2020 05:56
lina.wh
NadarNadz
nona212
nona212 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
2.1K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan