Qadal.GurunAvatar border
TS
Qadal.Gurun
Perajin Terompet Banyumas Keluhkan Turunnya Omzet Hingga 75 Persen
Perajin Terompet Banyumas Keluhkan Turunnya Omzet Hingga 75 Persen
Chandra IswinarnoKamis, 26 Desember 2019 | 15:32 WIB




Sudarmo (54) menyelesaikan pembuatan terompet di kediamannya, Desa Ajibarang Kulon, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Kamis (26/12/2019). [Suara.com/Anang Firmansyah]



Ia mengaku ini menjadi tahun terberat baginya selama 25 tahun lebih berkecimpung membuat terompet.


Suara.com - Tahun baru hampir selalu identik dengan suka cita perayaan membunyikan petasan maupun terompet di berbagai belahan dunia. Namun jelang perayaan tahun baru kali ini dirasa berbeda oleh Sudarmo (54) perajin terompet asal Desa Ajibarang Kulon RT 02/RW 06 Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.

Sudarmo mengeluhkan lesunya penjualan terompet jelang penghujung tahun 2019 ini.

"Lesu, sepi sekali untuk tahun ini. Tidak ada pedagang sama sekali yang mengambil barang saya. Biasanya kalau sudah memasuki tanggal segini sudah tidak ada barang lagi di sini," kata Darmo saat ditemui di kediamannya pada Kamis (26/12/2019).

Ia mengaku ini menjadi tahun terberat baginya selama 25 tahun lebih berkecimpung membuat terompet. Lantaran omzetnya dari penjualan terompet menurun drastis hingga mencapai 75 persen.

"Mungkin masa keemasannya sudah lewat. Dahulu saya ketika bulan-bulan memasuki tahun baru bisa membuat 5.000 terompet dari berbagai macam bentuk. Tapi sekarang boro-boro ribuan, ratusan pun saya bingung mau jual kemana," ujar Darmo.

Ia menduga faktor cuaca menjadi yang paling berpengaruh. Melihat kondisi tahun baru sebelumnya yang hujan, banyak pedagang yang takut untuk kembali berjualan terompet.

"Ini yang diplastik terompet sisa tahun lalu belum terjual. Jadi sebenarnya penurunan omzet sudah mulai terasa pada tahun lalu. Cuma tidak separah saat ini," kata Darmo.

Diakui Sudarmo, biasanya dirinya sudah disibukan dengan banyaknya pesanan dari pedagang sejak Bulan Agustus. Namun pada tahun ini, dia baru memulai kegiatan pembuatan terompet sejak awal Desember.

"Kalau dalam beberapa hari ini masih belum ada pedagang yang mengambil, terpaksa saya akan jual sendiri terompet secara keliling," katanya.

Harga terompet yang dijualnya ke pedagang pun beragam. Dari yang paling murah seharga Rp 2.500 sampai yang paling mahal terompet berbentuk naga seharga Rp 6.500. Pun daerah pemasarannya dilakukan di beberapa wilayah seperti Bumiayu, Purbalingga, Gumelar dan Purwokerto.

"Tahun ini modal saya tidak terlalu banyak, hanya dua juta. Itupun tidak yakin bisa balik modal atau tidak. Biasanya pada tahun sebelumnya bisa sampai sepuluh juta," ungkapnya.

Memang nyatanya, berdasarkan pantauan, di wilayah Purwokerto yang biasanya sejak awal Desember sudah berjajar lapak pedagang terompet musiman dari luar kota, kini terlihat lengang.

Namun, ia bertekad akan tetap membuat kerajinan terompet meski nantinya akan semakin menurun. Ia berharap animo masyarakat kembali seperti tahun sebelumnya dalam merayakan pergantian tahun baru.


https://jateng.suara.com/read/2019/1...ngga-75-persen



Semua Gara-gara Propaganda Keji para Kadal Gurun.... emoticon-DP emoticon-DP emoticon-DP





Diubah oleh Qadal.Gurun 26-12-2019 08:50
aloha.duarr
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 17 lainnya memberi reputasi
16
2.8K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan