Nadiem Makarim Didukung Finlandia Untuk Menghapus Ujian Nasional




Siapa yang tak kenal dengan negara bernama Finlandia? Dahulu, negara ini pernah menjadi negara yang sangat terkenal karena disinilah ponsel legendaris terlahir. Ya, dialah Nokia.

Negara Finlandia juga dinyatakan sebagai negara yang paling membuat warga negaranya bahagia. Bagaimana tidak? Sejak tahun 2017, setiap warga negaranya mendapatkan subsidi uang bulanan sebesar 560 Euro atau setara dengan 8,8 juta rupiah sebulan. Dan itupun saat ini akan ditingkatkan menjadi 12 juta per bulan!

Banyak hal yang membuat Finlandia bisa menjadi tolak ukur kemajuan sebuah negara atau sebuah bangsa. Dan salah satunya adalah bidang pendidikan.

Finlandia adalah negara terbaik di dunia yang mengelola pendidikan. Andai banyak yang dijadikan acuan untuk menentukan ranking pendidikan di dunia serta lembaga yang mengeluarkan hasil peringkat pendidikan, minimal Finlandia tak pernah bergeser dari 10 besar dunia. Lalu dimana posisi Indonesia? Jauh dibawah Hongkong, Singapura, Malaysia, bahkan Thailand.

Baru-baru ini Kementerian Pendidikan Indonesia melalui Menterinya yang terkenal dipanggil Mas Menteri, Nadiem Makarim, mengeluarkan kebijakan yang populer dimata seluruh siswa dan orangtua murid se Indonesia, namun tidak populer dimata sebagian orang, termasuk Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Indonesia.

Ujian Nasional akan dihapus! Ya. Keputusan ini sudah final. Mulai tahun 2021, Indonesia menghapus Ujian Nasional dan akan diganti dengan format ujian baru, tapi wajahnya tak sama dengan Ujian Nasional (UN).



Nadiem Makarim nampaknya mendapat tugas berat dari Presiden Jokowi untuk membentuk wajah baru dunia pendidikan Indonesia menyambut revolusi industri 4.0.
Yang membuat bangga, seorang Nadiem Makarim ternyata bisa diterima oleh kalangan terpelajar Indonesia seperti Guru Besar, Dosen, baik itu Profesor ataupun Doktor. Mereka memberi support besar bagi Mas Menteri untuk mencari formula tepat membentuk dunia pendidikan yang baku. Bahkan PGRI mendukung penuh langkah Nadiem Makarim. Mereka menganggap bahwa UN membebani murid dan guru.

Kita harus tahun, bahwa untuk sebuah UN, pemerintah Indonesia harus mengeluarkan dana tidak kurang dari 500 milyar.

Mengingat besarnya dana tersebut, wajar jika ada sebagian pihak yang tidak setuju UN dihapus. Mungkin takut bisnisnya yang berhubungan dengan UN hilang dalam sekejap. Dan jika UN dihapus, maka hampir bisa dipastikan, lembaga-lembaga bimbingan belajar akan tutup buku, tak akan pernah lagi mengadakan kelas persiapan UN.

Kembali kepada Finlandia yang mendukung langkah Nadiem Makarim, disana tak ada yamg namanya ujian nasional. Siswa dibebaskan untuk belajar mengembangkan diri. Pemerintah Finlandia mengandalkan para guru mereka. Bagi Finladia, ujian-ujian yang membebani murid justru memberi efek buruk bagi murid. Mereka hanya akan fokus pada ujian yang akan mereka hadapi suatu saat sehingga mereka akan melupakan diri mereka sendiri untuk mengembangkan potensi masing-masing.

Yang jadi pertanyaan, seberapa mampu guru-guru di Indonesia membimbing para murid untuk mengembangkan potensi diri? Sebagaimana kita ketahui, masih terlalu banyak guru hanya terbatas sebagai pengajar, bukan pendidik. Padahal pengajar dan pendidik adalah 2 hal yang berbeda.

Nah, ditunggu saja langkah besar Mas Menteri. Dan hasil dari penghapusan UN ini pastinya tak akan busa cepat dirasakan, tetapi mungkin kita akan melihat wajah-wajah cerah para murid dari SD hingga SMA atau SMK, wajah yang sulit kita temui saat akan berlangsungnya UN hingga selesai.

Maju Terus Pendidikan Indonesia!


Isi thread disusun oleh TS.
Sumber :
disini
Semua gambar diambil dari Google, milik pihak ketiga.