noisscatAvatar border
TS
noisscat
Banjir 'Apokaliptik' 1,8 Meter Lumpuhkan Venesia


Rabu, 13 November 2019

VENESIA - Wali Kota Venesia di Italia, Luigi Brugnaro, mengumumkan keadaan darurat pada hari Rabu (13/11/2019) setelah banjir "apokaliptik" merendam kota tersebut. Air setinggi 1,87 meter yang merendam kota itu tercatat sebagai banjir terbesar kedua dalam sejarah.

Basilika bersejarah, alun-alun dan sejumlah bangunan berusia berabad-abad terendam air. Banjir juga membuat jalan-jalan lumpuh, langkan batu dan gondola hancur, serta kapal-kapal terlempar ke darat.

Baca Juga:
Paus Francis Usulkan Diakon Perempuan dan Pastor Menikah di Sinode Amazon
Militan Somalia Klaim Serang Pangkalan Drone AS dan Konvoi Italia


Ketinggian banjir mencapai puncaknya setinggi 1,87 meter menjelang tengah malam pada hari Selasa.

Banjir terbesar dalam sejarah di kota itu pernah mencapai setinggi 1,94 meter pada tahun 1996. Wali Kota Brugnaro menyalahkan perubahan iklim atas bencana banjir saat ini.

"Venesia bertekuk lutut," kata Brugnaro. "Kerusakan akan mencapai ratusan juta euro," katanya lagi, seperti dikutip Reuters.

"Ini adalah hasil dari perubahan iklim," imbuh dia di Twitter.

Banjir, yang dipicu oleh hujan lebat dan angin kencang, juga merusak wilayah di luar kota Venesia.

Seorang pria tewas di Pellestrina, salah satu dari banyak pulau yang menghiasi laguna Venesia. Korban tewas setelah tersengat listrik ketika mencoba memompa air keluar dari rumahnya.

“Venesia telah disiksa, tetapi ada juga bagian lain dari wilayah Veneto selain Venesia. Ini adalah bencana apokaliptik," kata gubernur setempat, Luca Zaia, kepada wartawan.

Zaia merasa ngeri melihat banyak komunitas yang terkena dampak banjir.

Lapangan Santo Markus yang besar di Venesia—pernah digambarkan sebagai ruang tamu Eropa—terendam air lebih dari satu meter. Sedangkan Basilika Santo Markus kebanjiran untuk yang keenam kalinya dalam 1.200 tahun dan keempat kalinya dalam 20 terakhir.

“Basilika menderita kerusakan struktural karena air telah naik sehingga menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki,” kata Uskup Agung Venesia Francesco Moraglia. Dia memperingatkan bahwa mosaik kuno dan ubin terancam rusak parah.

“Saya belum pernah melihat yang seperti ini. Venesia adalah kota yang terluka, tetapi tidak bisa terus terluka setiap tahun dengan cara yang sama," katanya.

Penghalang banjir sejatinya telah dirancang pada tahun 1984 untuk melindungi Venesia dari air pasang, tetapi proyek multi-miliar euro yang dikenal sebagai Mose itu telah terganggu oleh jenis masalah yang muncul untuk mengkarakterisasi program infrastruktur utama Italia, yakni korupsi, kelebihan biaya, dan keterlambatan yang berkepanjangan.

"Jika Mose bekerja, maka kita akan menghindari air pasang yang luar biasa ini," kata Brugnaro.



https://international.sindonews.com/...sia-1573662187


Banjir 'Apokaliptik' Landa Venesia, Italia Bersiap Umumkan Keadaan Darurat

Kamis, 14 November 2019

ROMA - Italia akan mengumumkan keadaan darurat di Venesia setelah kota bersejarah tersebut dilanda banjir terburuk dalam 50 tahun terakhir.

Sebagian besar objek wisata di kota Italia itu terendam air setelah banjir "apokaliptik" menyapu kota laguna tersebut, membanjiri basilika bersejarah dan alun-alun yang tergenang air serta bangunan-bangunan berusia berabad-abad.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan deklarasi darurat akan disetujui pada pertemuan kabinet hari ini, Kamis (14/11/2019).

Ia mengatakan itu berarti pendanaan untuk memastikan proyek penahan banjir, yang dikenal sebagai Moses dan dirancang pada tahun 1984 untuk melindungi Venesia dari air pasang, akan diselesaikan sesegera mungkin.

"Ini akan memungkinkan untuk menetapkan bantuan keuangan pertama guna membayar pengeluaran darurat dan memulihkan layanan," kata Conte, yang pergi ke Venesia untuk mengamati kerusakan dan mendiskusikan upaya bantuan dengan para pejabat.

"Komitmen kami untuk Venesia total," imbuhnya kepada kantor berita Italia ANSA ketika ia kembali ke Ibu Kota Roma.

"Situasi di kota yang unik ini dramatis," tukasnya seperti dikutip dari Sky News.

Sistem penghalang banjir masih belum bisa berjalan meski sudah ada perencanaan dan pekerjaan selama puluhan tahun dan investasi miliaran euro.

"Banyak uang telah dihabiskan. Ini di jalan lurus terakhir dan sekarang harus diselesaikan dan dipelihara," ujarnya.

Conte mengatakan kepada Radio Capital bahwa tujuannya adalah untuk menyelesaikan proyek pada akhir tahun 2021, menambahkan: "Saya berharap itu sebagian digunakan sebelum itu."

Penduduk dan turis bangun setelah mendengar sirene pada hari Kamis - menunjukkan bahwa gelombang banjir diperkirakan akan melebihi 130cm.

Luapan air banjir telah memuncak hingga 187cm - level tertinggi kedua dalam sejarah kota itu - hanya sedikit dari 194cm yang terhadi pada tahun 1966.

Puluhan rumah dan pusat bisnis telah kebanjiran, dengan gelombang pasang yang tinggi merusak wilayah di luar kota itu sendiri.

Dua orang dilaporkan tewas akibat banjir.

Seorang lelaki berusia 70-an tahun meninggal di pulau penghalang Pellestrina setelah tersengat listrik, dan korban lain meninggal di pulau yang sama, meskipun penyebabnya tidak diketahui, bunyi laporan ANSA.

Pada hari Selasa, Wali Kota Venesia Luigi Brugnaro menyalahkan perubahan iklim atas krisis saat ini.

"Venisia bertekuk lutut," katanya di Twitter. "Kerusakan akan mencapai ratusan juta euro," imbuhnya.

"Ini adalah hasil dari perubahan iklim," tukasnya.

Air yang tinggi dikenal secara lokal sebagai "acqua alta" namun meski rendah mereka tetap mampu mengambil korban - mengikis fondasi bangunan di kota laguna.

https://international.sindonews.com/...rat-1573746742















Diubah oleh noisscat 14-11-2019 21:58
sebelahblog
4iinch
4iinch dan sebelahblog memberi reputasi
2
2.3K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan