i.am.legend.Avatar border
TS
i.am.legend.
Anies Bergerak Cepat Ubah Sistem yang Dianggap Tak Smart


Anies Bergerak Cepat Ubah Sistem yang Dianggap Tak Smart

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bergerak cepat mengubah sistem anggaran DKI yang sudah digital tapi dianggap tidak smart. Anies mengatakan, sistem e-budgeting yang baru nanti masyarakat bisa terlibat dengan memberikan komentar.

Sistem e-budgeting ini akan diubah gegara heboh Rencana Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI 2020 ramai dibahas, salah satunya anggaran lem Aibon senilai Rp 82 miliar.

Soal anggaran itu awalnya dibongkar oleh Anggota Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana, Selasa (29/10/2019). Dia menemukan anggaran luar biasa untuk pengadaan lem Aibon.



Anies kemudian merespons kehebohan anggaran itu dengan menyebut sistem e-budgeting yang tidak smart. Akibatnya, masih ada masalah penganggaran selama bertahun-tahun.

"Iya, jadi sistemnya sekarang ini sudah digital, but not a smart system. Itu hanya digital aja, mengandalkan orang untuk me-review. Itu sudah berjalan bertahun tahun. Karena itu ini akan diubah, tidak akan dibiarkan begitu saja. Let's do it in a smart way," ucap Anies Baswedan kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/10/2019).

Menurut Anies, sistem yang smart bisa mengoreksi kesalahan dalam proses menginput data. Sehingga kemungkinan munculnya anggaran yang aneh bisa dikurangi.

"Kalau smart system dia bisa melakukan pengecekan, verifikasi. Dia bisa menguji. Ini sistem digital tetapi masih mengandalkan manual," ucap Anies.



Anies menilai sistem e-budgeting ini menjadi masalah dalam penganggaran selama bertahun-tahun. Dia merasa mendapat 'warisan'.

"Ini problem muncul tiap tahun. maka yang kita koreksi adalah sistem nya. Sistem masih manual pengecekan manual maka ada puluhan ribu item. Saya kerjakan satu-satu kemarin. Tapi saya tidak berpanggung," ucap Anies.



Menurut Anies, masalah ini juga muncul di era gubernur sebelum dirinya. Oleh sebab itu, dia tidak mau mewariskan hal ini ke penerusnya nanti.

"Kan ditemukan juga di era-era sebelumnya. Selalu seperti ini. Karenanya, menurut saya, saya tidak akan meninggalkan ini ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena saya menerima warisan nih, sistem ini. Saya tidak ingin meninggalkan sistem ini untuk gubernur berikutnya," ucap Anies.

Menurut Anies, masalah ini juga muncul di era gubernur sebelum dirinya. Oleh sebab itu, dia tidak mau mewariskan hal ini ke penerusnya nanti.

"Kan ditemukan juga di era-era sebelumnya. Selalu seperti ini. Karenanya, menurut saya, saya tidak akan meninggalkan ini ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena saya menerima warisan nih, sistem ini. Saya tidak ingin meninggalkan sistem ini untuk gubernur berikutnya," ucap Anies.

Kini, Anies sedang merancang sistem e-budgeting yang dianggap tidak smart itu. Anies menuturkan nantinya masyarakat dapat memberikan komentar di sistem baru ini.

"Yang akan dilakukan adalah upgrade, agar tetap anggaran itu nanti bisa diakses. Bahkan bukan hanya bisa dilihat, tapi juga bisa memberikan komentar langsung. Kalau saat ini publik itu hanya bisa lihat tapi tidak bisa memberikan (komentar)," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (1/11/2019).



Sistem baru nanti, Anies menekankan akan mengutamakan prinsip transparansi. Anies mengatakan upaya pembaruan e-budgeting bukan baru dilakukan setelah adanya kesalahan penginputan anggaran. Namun, menurutnya, hal ini telah lama disiapkan dan akan diluncurkan pada akhir tahun.

Eks Mendikbud ini menuturkan, sistem e-budgeting ini sama dengan aplikasi yang membutuhkan pembaruan, sehingga dia menegaskan tidak meniadakan, tapi memperbarui.

"Tapi intinya seperti kalau kita memiliki aplikasi, aplikasi selalu mengalami perkembangan, jadi ya normal saja. Jadi bukan mengganti, tapi upgrade. Kalau ganti, pesannya meniadakan, bukan. Tapi meng-upgrade saja, sehingga sistemnya smart," tuturnya. (dkp/idn)
sumber

☆☆☆☆☆☆

Bodoh!
Terkadang banyak orang berbicara diluar kapasitas keilmuannya agar kelihatan cerdas. Tapi dia tidak sadar, semakin dia ingin menunjukan bahwa dia cerdas, dia akan semakin kelihatan.... bodoh.

Kemarin kita sudah membayangkan bahwa Anies akan membangun sebuah auto system dengan gambaran mirip Skynet. AI sebagai otak cyber human akan menjalankan fungsinya sendiri secara auto tanpa adanya campur tangan dari manusia secara manual. Jadi sebelum auto system ini dipakai secara menyeluruh, AI ini akan dijejali dengan segala macam pemahaman, dari pemahaman kosakata, kalimat, harga barang realtime, kegiatan, perhitungan sampai 0,00000000000000, lalu menolak dan menjalankan perintah, menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah, sampai ke pemahaman nenek lo!

Setelah itu AI akan mengolah databasenya sendiri dan menduplikasi dirinya sebagai cyber human auto sombong, auto baper, auto anti kritik, auto mempertahankan diri, sampai auto dongo.

Ternyata ekspektasi banyak orang bakal terkecoh.
Anies katanya cuma mau mengupgrade. Mengupgrade sistem yang katanya bermasalah. Padahal jika sebuah sistem bermasalah itu bukan diupgrade, tetapi diperbaiki. Memperbaiki itu membuang yang bermasalah, meniadakan yang membuat masalah. Sementara mengupgrade hanyalah memberi kemampuan lebih terhadap sebuah sistem yang sudah mapan dan baik.

Bicara memperbaiki adalah membuang yang bermasalah dan meniadakan yang membuat masalah, itu bukan pada sistemnya, akan tetapi pada penginput dan pada yang menandatangani. Jadi yang harus dibuang atau ditidakan sebenarnya bukan sistemnya, tetapi pada orangnya. Dan orang itu adalah Anies dan bawahan-bawahannya.

Jika penginputan sebuah sistem tetap memakai bantuan manusia, jelas itu bisa dikatakan manual. Jadi, apa yang dimaksud Anies dengan sebuah sistem yang smart?

Yang paling lucu, Anies memandang bahwa jika ada sebuah sistem e-budgeting yang bisa dikomentari oleh masyarakat adalah sebuah sistem yang smart, eh Nies..... Sayang-sayang PHd ente Wan Bon.

Selama ini masyarakat sudah bisa berkomentar mengenai anggara yang ada di web meskipun tidak langsung berkomentar disana. Fungsi pengawasan itu tetap ada. Jika masyarakat nantinya bisa berkomentar di sistem yang dianggap smart itu, itu tak lebih dari smartnya Kaskus. Ada TS, ada Moderator, ada Admin, ada Kaskuser. Ada yang bisa mengedit, mengeksekusi langsung, menginput data dan bisa menghapus data, atau hanya bisa menginput data tapi tak bisa menghapus data lain.

Masyarakat hanya bisa berkomentar. Tak bisa merubah kan? Dan tetap yang akan merubah nilai-nilai yang dikomentari atau dikritisi itu nantinya seseorang dibalik layar kan? Dan yang akan menyetujui atau menandatangani? Manusia kan, bukan robot atau BINATANG?

ITU MANUAL NIES!
DASAR WAN AIBON!

knoopy
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 30 lainnya memberi reputasi
31
7.2K
140
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan