EvaFauzianaAvatar border
TS
EvaFauziana
Intip 5 Trik Cerdik Supaya Ortu Bisa Kompak Sama ABG Zaman Now

+ IKUTI






Spoiler for spoiler:





Mungkin beberapa cara di bawah ini bisa membantu meningkatkan kedekatan hubungan ayah bunda dengan para remaja di rumah:

1) Menerima Mereka Apa Adanya




Acceptance, alias penerimaan. Menerima kehadiran dan diri buah hati apa adanya. Untuk ayah bunda yang sukses di bidang bisnis pekerjaannya. Ingin sekali membentuk ananda di rumah mencetak sukses minimal sama dengan ortu, minimal lebih.



Namun tiap anak diciptakan berbeda sesuai bakat dan tujuan hidup mereka yang telah digariskan Sang Pencipta di dunia. Menerima kekurangan mereka, serta sebisa mungkin membantu mengembangkan potensi diri mereka, adalah investasi terbaik bagi masa depan keluarga.

2) Mendengarkan dengan Tulus


Ayah bunda sering terlihat sangat sopan dan santun dalam berkomunikasi dengan relasi bisnis, rekan kerja, tetangga serta kerabat. Listening skills alias kemampuan mendengar aktif kita asah begitu rupa saat berada di kisaran mereka, terutama orang-orang penting yang mungkin berpengaruh bagi karir dan pengembangan bisnis.


Namun di rumah, kadang kita malah lalai dan asyik bermain gadget saat ananda mulai minta perhatian. Bila itu kerap kita lakukan, pola yang sama akan dilakukan ananda kepada kita. Saat kita ingin bicara serius atau memberi nasihat, amat sulit bagi ayah bunda melepas perhatian mereka dari gadget.

Dalam waktu senggang yang nyaman bagi semuanya, coba ajak diskusi para kids jaman now ini, kira-kira etika apa yang disepakati saat satu sama lain saling mengajak berdiskusi. Pertanyaan seperti: perlukah disediakan waktu khusus tanpa gadget di rumah? Perlukah saat makan di resto atau saat travel, adalah juga saat "zona minim gadget?"

Melontarkan pertanyaan kepada mereka tak hanya merangsang mereka diskusi yang menciptakan iklim terbuka, namun menghargai pendapat mereka.

Bila anak sedang mulai bercerita, sesederhana apapun cerita mereka, segera fokuskan perhatian penuh pada mereka. Tanggapi dengan serius dengan segenap daya upaya. Sehingga perlahan ananda pun menyadari bahwa ayah bunda memang fokus perhatian dan tulus menyayangi mereka.


3) Memasuki Dunia Mereka


Game on-line, pump it up, J-Pop, K-Pop, Drakor, hang out adalah istilah-istilah yang mungkin tak semua orang kenal. Coba pahami dunia mereka. Kuasai pula medsos yang mereka gunakan. FB, Path, Instagram, Line, Ask FM, blog dan sebagainya. Apapun itu. Buat akun pula di medsos tersebut. Berteman dan ikuti status dan update mereka. Kasih like dan love seluruh postingan mereka. Tak perlu over ikut memberi komentar, yang akan menjatuhkan mereka dan diperolok "anak mami.

Bila ananda penyuka game on-line, sesekali bertarung bersamanya. Kekalahan ananda tak membuatnya merendahkan diri Anda. Namun mereka akan mudah memandang Anda sebagai teman yang tak selamanya sempurna. Bila mereka sudah mulai mengganggap Andapun figur tak sempurna yang bisa "diajak bersenang-senang" dalam dunia mereka, perlahan pertahanan mereka akan jebol dan mereka akan mulai mempercayai Anda sebagai sahabat.

4) Kenali Teman-Teman dan Lingkungannya

Hapalkan nama sahabat ananda. Bila memungkinkan, berteman pula dengan mereka di medsos. Undang mereka ke rumah, jamu sebaik mungkin dan perlakukan mereka sebagai teman.

Beri komentar positif terhadap teman dekat ananda. "Aldi ganteng ya. Cowok ganteng gitu pasti di sekolah jadi rebutan, deh. Jaman mamah dulu, cewek-cewek pun juga suka histeris norak kalok lewat depan kelas, lho." Komentar-komentar positif dan lucu tentang teman-temannya memuluskan jalan ananda terbuka lho, Bunda.


Atau obrolan seperti, " Risa cantik ya. Serius kamu gak naksir dia?" biasanya perlahan akan membuka obrolan dengan bujangan tampan di rumah lho, Bunda.


5) Diskusi Terbuka dan Blak-Blakan



N
asehat, baik lembut atau tegas, tetap wajib kita sampaikan sebagai penanggungjawab mereka. Untuk remaja usia 13-19 tahun, keterbukaan dan diskusi mengenai konsekuensi dampak baik dan buruk mengenai suatu tindakan, sudah mulai bisa dilakukan.

Hindari melarang anak tanpa menjelaskan dampak buruk dari pelanggaran larangan. Bila kita larang ananda untuk mendekati narkoba, segera diskusi, bahas, bila perlu browsing bersama dampak dari bahaya narkoba. Tak perlu dampak negatifnya, namun ajak anak mempelajari bersama, kira-kira karakter seperti apa yang mudah dipengaruhi narkoba. Proses saat seseorang sudah ketagihan "sakau" informasinya banyak digali dari internet, Bunda.

Selain itu, ceritakan pengalaman Anda dalam menghadapi masalah yang sama. Misalnya, saat Anda ingin melarang ananda berpacaran, ceritakan pula apa dampak negatif pacaran dan pergaulan bebas. Ceritakan kisah orang lain yang mengalami hamil di luar nikah dan harus putus sekolah karena harus menikah di usia yang begitu dini.

Ceritakan pula, betapa dulu saat usia mereka, Andapun begitu sebal atas peraturan dan larangan orang tua. Namun kini Anda melihat dampak positif atas perhatian orang tua dan ketatnya penjagaan mereka memang semata demi menjalani kehidupan yang lebih baik dan bebas dari pengaruh negatif jaman now.



* * *
Opini pribadi berdasarkan referensi bacaan:
Buku "Pendidikan Seks dan Remaja" karya Muhammad Arsyad Rahman
Buku "Mendidik Remaja Nakal" karya Dr. Musthofa Abu Saad
Buku "Psikologi Remaja" karya Dr. Sarlito W. Sarwono
Buku "Islamic Parenting" karya Syaikh Jammal Abdurrahman



kudanil.la
UriNami
sunshii32
sunshii32 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
6.1K
117
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan