venomwolfAvatar border
TS
venomwolf
Tahun Lalu Rizal Ramli Sudah Ingatkan Buzzer Merusak Demokrasi, Sekarang Kejadian
Fenomena buzzer politik mencuat ke publik, banyak kalangan menyebut buzzer merusak iklim demokrasi sehat di Indonesia dan membuat pemerintah terbuai hingga akhirnya terkesan alergi pada kritik.

Kelakuan buzzer ini hampir selalu tidak fair, mereka memuja-muji pemerintah dan menyerang siapapun yang mengkritik pemerintah, meski dalam hal ini kadang kritik datang pada saat yang tepat.

Menanggapi kelakuan buzzer yang destruktif, Kepala Staf Presiden Moeldoko meminta para buzzer untuk menahan diri karena kelakuan minus mereka berdampak negatif untuk citra pemerintah, terkhusus Presiden Joko Widodo.

BACAAN LAINNYA
Kasus Mengerikan Pria rudapaksa Bocah 2 tahun
PPP Pertanyakan Alasan Kegentingan Diterbitkannya Perppu UU KPK
Peristiwa 8 Oktober: Ditangkapnya Che Guevara dan Ledakan Meteor di Sulsel
KPK Resmi Tahan Bupati Lampung Utara


Sebetulnya, pada tahun lalu, tepatnya 13 Agustus 2018, Politikus Senior Rizal Ramli sudah memperingatkan akan dampak negatif buzzer terhadap iklim demokrasi Indonesia.

Saat itu, Rizal meminta kepada capres yang akan bertarung pada Pilpres 2019 untuk beradu gagasan ketimbang memelihara buzzer untuk membuat “kebisingan” di media sosial.

Menurut Rizal, fenomena buzzer di setiap kontestasi politik hanya menjadi perusak demokrasi. Karena celotehan mereka tidak ada isinya, hanya kebisingan yang disebarkan oleh mereka, bukan gagasan.

Buzzer itu kan orang yang dibayar untuk membuat noise, kebisingan,” kata Rizal di kantor PBNU tahun lalu.

“Para capres janganlah pakai buzzer-buzzer lagi, karena semakin banyak buzzer semakin rusak demokrasi kita,” tandas RR sapaan akrab ekonom senior itu.(rmol)

https://www.harianaceh.co.id/2019/10...rang-kejadian/


Rizal Ramli: Buzzer adalah Orang-orang yang Tidak Cerdas

Jakarta, Beritasatu.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meminta elite-elite politik untuk menghentikan menyewa buzzer politik. Rizal menegaskan, keberadaan buzzer politik yang membuat media sosial di Indonesia bising dan didominasi hinaan dan makian. Buzzer adalah orang atau sekelompok orang yang dibayar untuk menyebarkan berita, propaganda, hingga fitnah dan hoax di media sosial untuk kepentingan politik pemodalnya.

"Saya minta tokoh-tokoh politik di Indonesia hentikan menyewa buzzer," kata Rizal Ramli dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (25/2/2019).

Diungkapkan Rizal, banyak tokoh politik di Indonesia yang menyewa buzzer. Lantaran tak memiliki kecerdasan yang mumpuni untuk berdiskusi mengenai persoalan bangsa, para buzzer pun sering menyerang sisi personal tokoh lain. Akibatnya, makian dan hinaan terhadap personal seseorang berseliweran di media sosial.

"Tokoh-tokoh politik menyewa buzzer bayaran yang kecerdasannya tidak cukup untuk diskusi yang beradab. Bisanya maki-maki. Maki-maki agama dan fisik, termasuk serangan pribadi. Kan seharusnya kalau ada pendapat, dibantah dong faktanya dan analisanya. Tetapi karena kecerdasan tidak cukup, serang pribadinya," katanya.

Untuk itu, Rizal meyakini, tanpa kehadiran buzzer politik, kehidupan berbangsa akan lebih damai. Setidaknya pihak-pihak yang berdiskusi dan berdialog memang orang yang menguasai persoalan.

"Yang berdebat dan berbantah-bantahan betul-betul yang mengerti masalah," katanya.

Rizal sebelumnya mengungkapkan kekesalannya dengan kondisi hukum di Indonesia belakangan ini. Dikatakan, hukum semakin terasa tak adil karena hanya tegas dan galak pada tokoh-tokoh yang dinilai berbeda pendapat dan kritis pada kekuasaan. Rizal pun mengkritik dipergunakannya UU ITE sebagai alat untuk memberangus tokoh-tokoh tersebut.

"UU ITE berlebihan. Belum apa-apa orangnya ditangkap. Kejahatan lain pun belum perlu ditangkap orangnya," katanya.

Ketimbang menggunakan UU ITE, Rizal meminta tokoh politik di Indonesia menghentikan menyewa buzzer. Selain itu, Rizal juga meminta tokoh politik, terutama yang saat ini berada di dalam kekuasaan untuk mengabaikan berbagai hinaan dan makian di media sosial. Rizal meyakini, cara ini ampuh untuk meredam kebisingan yang terjadi.

"Siapa yang macam-macam tidak usah baca. Di-delete saja. Lama-lama mati sendiri," katanya.

Menurutnya, cara ini pernah dilakukan Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dikatakan, Gus Dur merupakan salah seorang presiden yang kerap diserang secara pribadi, bahkan fisiknya. Namun, Gus Dur mampu melewati itu tanpa menggunakan perangkat kekuasaan. Hal ini lantaran Gus Dur mengabaikan fitnah dan hinaan yang ditujukan kepadanya.

"Kenapa tidak belajar dari Gus Dur. Gus Dur itu kalian mau maki apa saja silakan. Bahkan yang maki-maki fisik dia banyak sekali. Pada dasarnya EGP, emang gue pikirin. Jadi kenapa kita tidak bersihkan diri kita dari buzzer-buzzer yang ngaco. Kita tidak usah baca pemikiran yang seperti itu," kata Rizal yang menjabat menko perekonomian pada era pemerintahan Gus Dur.



Fana Suparman / FMB
Sumber: Suara Pembaruan

https://www.beritasatu.com/politik/5...g-tidak-cerdas
ntapzzz
ZenMan1
ZenMan1 dan ntapzzz memberi reputasi
2
1.5K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan