Ini cerita pertama saya, karena saya bingung mau ceritain apa jadinya saya akan menceritakan kegiatan saya bulan Agustus ke Gunung prau. Bagi pecinta alam atau pendaki mungkin tidak asing lagi dengan gunung prau, bisa disebut sebagai gunung terindah di Jawa tengah yang memiliki golden sunrise terbaik. Gunung prau terletak di dataran tinggi Dieng, Jawa tengah.

Oh iya saya mulai perjalanan dari rumah pagi sekitar pukul 7 berangkat naik motor ditemani kawan saya bernama Adit, hanya berdua. Rumah saya di Pangandaran, jawa barat, mungkin bagi pecinta pantai atau traveller sudah tidak asing dengan Pantai Pangandaran, bisa di bilang Bali nya Jawa Barat. Oke tapi saya tidak akan bahas itu ya, kembali ke cerita awal.
Singkat cerita saya sampai di wonosobo sekitar pukul 12 siang, ini termasuk perjalanan normal tidak terlalu lama juga tidak terlalu cepat, saya dan kawan saya belanja dulu keperluan ke Indomart, membeli air, makanan, dll.

Kami tiba di basecamp Igirmranak pukul 1 siang, jalan menuju basecamp lumayan bagus tapi nanjak nya gilaa, dan juga berkelok . Sedangkan saya pake motor matic dan gak kuat naik dengan beban saya dan carrier yang berat, akhirnya saya turun dulu dan si Adit bawa motor sendiri dulu biar naik, saya jalan menanjak sekitar 100 meter. Jadi buat teman-teman yang ingin kesana disarankan bawa motor yang kuat ya.
Akhirnya tiba di basecamp nya, ternyata sepi dan bangunan penjaganya kecil dengan ruang istirahat sekitar 6 meter panjangnya tambah kamar mandi satu. Kami kemudian istirahat dan charger handphone dulu sekitar 30 menit plus makan siang dan registrasi. Oh iya di basecamp Igirmranak tidak ada warung makan ya , saya juga minta ke penjaganya trus dia ngambil entah dari mana , 2 porsi seharga 25.000 rupiah, nasi, telor dadar, daging sapi, dan teh hangat. Jadi disarankan kalau kesana bawa bekal buat makan sebelum mulai mendaki apalagi kalau malem.

Pukul setengah 2 kita mulai perjalanan dengan diawali bimbingan dan berdoa terlebih dahulu, ada aturan khusus di jalur ini kita tidak boleh merusak/mengambil tanaman terong belanda milik warga karena sebelumnya sudah ada kasus tersebut. Aturan umum nya mungkin kalian tau sebagai pendaki mana yang boleh mana yang tidak. Kalau yang belum tau tanyakan pada yang sudah tau ya agar tidak melanggar peraturan.

Perjalanan dari basecamp ke pos 1 lumayan menanjak dengan melewati ladang warga dengan trek jalan beton yang biasa dilewati motor, sayangnya di belakang kami gunung sindoro tertutup kabut jadi tidak terlihat, kalau gak berkabut perjalanan kalian akan ditemani gunung sindoro dibelakang.Waktu perjalanan ke pos 1 sekitar setengah jam saya lupa tepatnya tapi tidak terlalu jauh dan disitu ada semacam shelter dan tempat duduk kecil. Kemudian kami istirahat sejenak sambil ngemil, jangan terlalu lama nanti mager dan ngantuk nya kumat.

Setelah istirahat kami melanjutkan perjalanan menuju pos 2 , diawali masih jalan beton sekitar beberapa ratus meter dan dilanjutkan trek tanah, treknya tidak terlalu menanjak. Di perjalanan pos 1 ke pos 2 kita akan menemui banyak terowongan kemin, diawali terowongan dengan panjang sekitar 5 meter sampai ada yang terpanjang entah berapa meter saya tidak menghitungnya. Di perjalanan juga banyak pipa air milik warga jangan sampai dirusak ya. Jarak ke pos 2 lumayan jauh mungkin 1 jam lebih atau hampir 2 jam karna kami santai dan teman saya Adit dia pemula baru pertama naik gunung, jalurnya tepat untuk pemula karena banyak bonusnya/trek landai. 

Setelah melewati banyak terowongan kami sampai di pos 2 ashar atau sekitar pukul 4, entah kenapa waktunya tidak sama dengan di rumah saya, disana masih banyak tanaman terong belanda. kami istirahat sejenak, ada tempat duduk juga dari kayu besar entah siapa yang buat. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3 karena hari semakin sore sebelum jalur tertutup kabut. Sebenarnya selama perjalanan dari bawah jalurnya cukup terbuka kecuali saat melewati terowongan, dari pos 2 ke pos 3 kita melewati kebun dan sabana , kalo tidak berkabut sih pasti indah view nya. di perjalanan kita akan menemui pos bayangan yaitu cemoro songo dan bukit rindu kalau ga salah namanya, di bukit rindu kita bisa mendirikan tenda jika darurat.

Sebetulnya saya lupa pos 3 itu  ada di bukit rindu atau di bukit Roto dowo , seingat saya sih di roto dowo , maafkan kalau salah ya, lupa hehe. Dari Bukit rindu ke roto dowo treknya landai dan menanjak lumayan bikin semangat drop karena tanjakannya terlihat.
Kami sampai di pos 3 sekitar pukul 5 lebih kemudian istirahat sebentar dan dokumentasi. Disana ada yang camp satu tenda yang kayanya tidak sadar ada kami karena didalam tenda sedang bercerita beirsik. Gunung sindoro masih tertutup kabut sepertinya akan terus begitu sampai kami ke puncak.

Hari semakin sore, kami lanjut berjalan ke sunrise camp, di perjalan ke sunrise camp kita akan menemui  persimpangan dengan jalur via wates, treknya ada yang menanjak dengan sedikit rimbun karena ada pohon cemara. kemudian tidak lama kembali terbuka dan treknya tidak terlalu menanjak karena sudah hampir sampai, dari kejauhan tenda pendaki terlihat dan suara-suara terdengar, semangat kami pun kembali naik untuk ke tempat camp. 

Tiba di tempat camp pukul 6 sore, anehnya persis saya tiba kabut langsung menutup jarak pandang tambah semakin gelap, angin mulai berhembus agak kencang. Kami pun langsung mendirikan tenda sebelum angin kencang nanti bisa2 repot karena area nya terbuka. 
Setelah mendirikan tenda beres kami langsung masuk dan beres-beres karena udara juga semakin dingin. Dilanjut dengan menyeduh kopi untuk mengahangatkan badan dan makan malam dengan mie instan, ya hanya mie instan dan cemilan kue. tapi nikmatnya lebih dari masakan padang deh wkwk.

Beres makan malam dan berbincang sedikit kami pun merebahkan badan untuk tidur, tapi ternyata susah tidur sepertinya efek dari kopi tadi. Kami beberapa kali mengecek keluar memastikan kabut masih ada atau tidak, ternyata masih tebal, padahal ingin sekali menikmati malam diluar sambil melihat bintang. Ah yasudah mungkin emang harus tidur.
Beberapa kali kami terbangun karena mau buang air dan diluar masih saja kabut tebal dan dingin jadi mager tapi memaksakan karena tidak mau buang air di botol, jorok. Lalu kami lanjut tidur.

Pukul 5 kami bangun dan membuka tenda yang langsung menghadap ke sindoro sumbing yang belum terlihat karena masih gelap, tapi garis horison oren keemasan menyambut kami, menakjubkan. Kami pun menyeduh kopi dulu karena suhu dingin parah entah berapa derajat saya tidak bawa thermometer, yang pasti dingin banget.

Sekitar pukul 05.30 mentari mulai menampakan diri dengan sinar kuning keemasan dihiasi lautan awan yang sangat indah. Kami merasa beruntung karena cuaca cerah dan mendapatkan pemandangan lautan awan yang bagus dengan puncak sindoro sumbing yang seperti negeri diatas awan.
Kami menikmati dan mengabadikan semua momen, ya karena kapan lagi dapat view seperti ini.
Setelah puas baru kami sarapan pagi dan ngemil sebentar sambil menikmati pemandangan, kemudian dilanjutkan beres-beres, packing, persiapan untuk turun sekitar pukul 8 pagi.

Estimasi dari basecamp ke sunrise camp sekitar 3 jam setengah atau 4 jam kalau santai, saya rasa jalur igirmranak cocok buat pemula dan buat pendaki yang suka jalur sepi karena jalur ini katanya jalur baru, tidak seperti jalur Patak banteng atau Dieng yang selalu ramai.
Dan peraturan di igirmranak juga belum terlalu ketat seperti jalur lain.

Sekian cerita perjalanan saya di Gunung Prau , dari 0 mdpl menuju 2590 mdpl.
Maaf jika bahasanya sulit dimengerti karena saya juga masih belajar, semoga cerita saya bermanfaat bagi kalian yang ingin mencoba ke Prau.
Jangan lupa di share dan subscribe ya biar saya semangat menulis lagi.
Salam lestari

Saya juga sedikit mendokumentasikan beberapa momen di link berikut, silakan di cek gan...!
Video pendakian gunung prau via igirmranak