purpleishappleAvatar border
TS
purpleishapple
(KISAH NYATA) RINJANI: Pesona dan Misteri!

Hallo Agan Sista jagat Kaskus, selamat hari Minggu, yang jomblo di kamar aja ya sambil mantengin kaskus. emoticon-Wkwkwkemoticon-Wakaka

Hari ini, saya akan menceritakan pengalaman horror (NYATA)seseorang teman saat mendaki gunung Rinjani yang terletak di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.


I Need a Holiday.(Source : Google)

Kisah ini terjadi sekitar tahun 2016, sebelumnya perkenalkan namaku Akmal, aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan sidang skripsi (tugas akhir mahasiswa). "Lombok aja yuk"ucap Bondil besemangat, diikuti seruan "ayo" "ayo" "ayo" dari beberapa temanku yang lain, "Rinjani sekalian ya, udah tanggung, sekalian udah di Lombok" ucap Jambul bersemangat. Ya sore itu aku dan beberapa temanku sebut saja Asep, Jambul, Bondil dan Ahwan, berkumpul bersama membahas rencana kami untuk menghilangkan penat dan lelah setelah beberapa bulan lamanya menyelesaikan tugas akhir, Lombok Nusa Tenggara Barat adalah tujuan kami khususnya pulau Gilitrawangan dan gunung Rinjani. 


Stasiun Bandung, dari sini semuanya berawal.(Source : Google)

Pagi itu, suasana stasiun Bandung seperti biasa ramai oleh manusia dengan tujuannya masing-masing. Dua hari kemarin kami putuskan untuk berangkat ke Lombok melalui jalur darat, dan hari ini kami akan memulai perjalanan panjang Bandung-Lombok selama 3 hari 2 malam. Di stasisun kami berkenalan dengan 2 orang yang memiliki tujuan yang sama yaitu Lombok dan Rinjani sebut saja namanya kang Adi dan Bang Dwi, setelah mengobrol ngalor-ngidul kami putuskan untuk ikut mereka berdua mengingat kami berlima tidak memiliki pengalaman sama sekali untuk naik gunung. Jadwal keberangkatanpun tiba, segera kami bergegas menuju gerbong kereta, "Bismillah" ucapku berdoa seraya mulai memasuki gerbong dan mencari bangku milikku.


Perjalanan nyaman bersama SI ular Besi,  (source: Google)

Setelah berjuang 3 hari 2 malam, tibalah kami di kota tujuan yaitu Lombok, dan segera kami menuju gunung Rinjani sebagai tujuan pertama. Pukul 16.45 WIB kami tiba disalah satu jalur pendakian gunung Rinjani yaitu di desa Sembalun dan kami memutuskan untuk menginap semalam di basecamp desa tersebut untuk mengumpulkan tenaga. Pukul 08.00 WIB, kami mulai perjalanan, pukul 16.00 WIB kami tiba di pos 2 yaitu pos Bayangan, segera kami membagi tugas, "Ahwan Asep sini bantu saya masang tenda" ucap bang Dwi, sedangkan aku, Bondil, dan Jambul segera mengikuti langkah kaki kang Adi untuk mengambil air, malam itu kami lalui tanpa ada gangguan.


Selamat Datang di Kabupaten Lombok Timur, Rinjani's here! (Source : Google)

Keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan, dan berhenti di pos Pelawangan-Sembalun. Pos ini merupakan pos terdekat dengan puncak Rinjani, saat tiba di pos ini kami disambut dengan angin kencang dan kabut. Disana kami juga bertemu dengan beberapa pendaki lain dan porter, "bulan ini, bulan yang paling bagus buat mendaki karena biasa cuacanya cerah"ucap salah seorang porter kepada kami, "Alhamdulillah" ucapku dalam hati, karena saat tiba ada sedikit kekhawatiran akan adanya badai karena kami disambut oleh angin kencang dan kabut.

 


Pos Plawangan-Sembalun.(Source: Google)


Pukul 00.00 WIB tepat, kami mulai perjalanan untuk menuju puncak Rinjani, di perjalanan aku dan temanku terpisah, karena ada yang berjalan sangat cepat dan adapula yang berjalan sangat lambat, selama diperjalanan benar-benar gelap hanya jalan setapak yang tampak oleh mata, pukul 03.00 WIB tak disangka badai datang, angin begitu kencang dan aku hampir terdorong angin, untungnya aku masih bisa berpegang pada batu-batu dipinggiran jalur menuju kepuncak. Saat itu aku benar-benar pasrah, "antara hidup dan mati" (bukan lebay, karena itulah yang kurasa), karena saat itu aku sendirian tertinggal oleh rombongan dengan perlengkapan yang kurang ditambah ini pengalaman pertamaku. Aku bersyukur saat pukul 06.00 WIB lebih sedikit aku tiba di puncak gunung Rinjani, tak lupa aku ucap syukur dan menikmati puncak Rinjani, di puncak Rinjani aku bertemu dengan teman-temaku yang sudah tiba lebih dulu, kami menikmati puncak Rinjani untuk beberapa saat, dan melakukan ritual khas para pendaki yaitu mengabadikan moment, aku tak henti-hentinya berdecak kagum akan keindahan Rinjani, di tambah danau Segara Anak yang tampak memukau. setelah puas menikmati keindahan puncak Rinjani, kami memutuskan untuk turun dan kembali ke tenda, syukurnya saat turun tak ada halangan yang berarti, hingga kami tiba di tenda, kulihat beberapa pendaki masih tetap ditenda mengurungkan niat mereka untuk mencapai puncak Rinjani, karena badai.


3726 M.DPL, Rinjani dengan Keindahannya memanggil siapapun untuk sejenak melupakan beratnya beban hidup emoticon-Wink (Source: Google)


Jangan lupa, BERSYUKUR kepada tuhan untuk anugerah Indah ini, mari sama-sama kita jaga keasrian Rinjani.(Source:Google)


Siapa yang sanggup menolak Rinjani dengan pesona keindahan dan misterinya?  (source: Google)


Merah-Putih tak pernah Absen menikmati keindahan Keindahan Rinjani terkhusus di hari Kemerdekaan. (Source: Google)

Mari kita lanjutkan kisah dan cerita ini :


"Sepertinya gak bisa, cuaca tidak mendukung" ucap kang Adi dengan tegas, " iya, takutnya ada apa-apa kalo kita paksakan" tambah bang Dwi, kami berencana menuju danau Segara Anak, namun setelah berdisuksi dengan pertimbangan cuaca yang tidak mendukung akhirnya kami putuskan untuk kembali turun dan segera menuju ke desa Sembalun. Diperjalanan kami kembali terpisah, aku, Bondil, Jambul dan Kang Adi berjalan lebih dulu, sedangkan 3 orang sisanya tertinggal di belakang. Setelah melalui perjalanan yang cukup melelahkan, pukul 17.00 WIB akhirnya kami tiba di pos bayangan dan menunggu teman kami yang tertinggal, sekitar kurang lebih jam 18.30 WIB teman kami yang tertinggal baru menampakkan diri, "dari mana aja, kok lama banget" tanya kang Adi, saat rombongan tiba "tadi si Asep terkilir, jadi jalannya lambat sama ada sedikit insiden entar aja diceritain kalo udah turun" jawab kang Dwi santai, dengan memberikan istyarat untuk tidak bertanya lebih lanjut. Disini, aku dan beberapa temanku saling tatap, dan mulai merasa ada hal yang aneh.


Indah bukan? namun bukan hanya kita yang hidup disini ada yang lain, yang tak kasat mata. (Source: Google)

hari itu kami putuskan untuk kembali lagi menginap di pos 2 Bayangan, mengingat tidak mungkin turun saat malam. Kembali kami membagi tugas, 3 orang membangun tenda dan 4 orang mengambil air. Aku, Bondil, Jambul dan Kang Adi kebagian tugas mengambil air dan mencuci peralatan."Anj**g Go*l*" teriakan Jambul seketika setelah wajahnya terkena air yang tak sengaja terciprat saat kami tengah asik bercanda sembari mencuci peralatan , reflek kami bertiga menatap si Jambul dengan tatapan sedikit kesal, "aduh mbul, kamu di tempat seperti ini ngomong kasar, omongan dijaga" ucap Bondil, dengan mimik wajah takut dan kesal, "duh maaf gak sengaja" jawab Jambul. Setelah percakapan itu semua terasa hening, angin bertiup kencang, semua fokus menyelesaikan tugas masing-masing, sebelum kembali ke tenda, aku sempatkan minum air langsung dari sumbernya. Saat di perjalanan kembali menuju tenda entah mengapa langkah kaki kami terasa begitu berat padahal bukan jalanan yang menanjak dan kami merasa diperhatikan oleh makhluk disekeliling hutan (manusia mampu merasakan saat dirinya diperhatikan, dari jarak yang jauh sekalipun), padahal saat memulai perjalanan mendaki kami juga mengambil air disini dan kembali ketenda dengan berlari, "udah Bismillah aja, jangan melihat kanan kiri, nunduk aja, cepetin aja langkahnya" ucap kang Adi, dengan mimik wajah takut yang tak bisa disembunyikna, dengan langkah berat akhirnya kami tiba di tenda.


Manfaatkanlah air secara bijak, jangan merusak ataupun mengotori, karena tidak hanya kita yang memanfaatkan air ini.(Source: Google)


Saat tiba ditenda, kami semua merasa kelelahan yang amat sangat lelah, semua tampak megap-megap (ngos-ngosan). Bondil meminum air yang tadi kami ambil di sumber mata air "Aduh kok beda ya"ucap Bondil setelah meneguk sedikit air dari botol, "beda gimana" jawabku seraya mengambil botol yang berada di tangan bondil, kemudian kulihat warna airnya berwarna keruh dan kudekatkan hidungku ke mulut botol "bau juga ni" ucapku, "udah jangan diminum lagi entar malah jadi penyakit" ucap Bondil, pada saat itu perasaanku semakin tidak enak dan tidak nyaman, padahal aku yakin itu merupakan botol yang sama dengan yang kuminum tadi, yang airnya jernih dan tidak berbau.


Gunung dan Malam adalah sebuah keniscayaan yang menyimpan misteri. (Source: Google)

Malam tiba, kulihat teman-teman sedang asik menyantap makan malam sedangkan aku memutuskan tidur lebih dulu. Saat pukul 03.00 WIB, aku terbangun karena perasaan haus, sebelum tidur aku ingat menyimpan air di dalam tenda di dekat tempatku tidur, namun tidak ada. Kuputusakan untuk mengintip dari pintu tenda "aduh, kok di bawa disana"ucapku saat melihat botol minum yang tadi kusimpan berada sedikit jauh diluar tenda namun tidak terlalu jauh,  saat aku merangkak untuk mengambil air "Ciap, ciap, ciap" tiba-tiba terdengar suara anak ayam, ku urungkan niat mengambil air dan menutup tenda degan segera, di dalam tenda aku mencoba  berfikir positif mungkin suara anak ayam hutan pikirku, simak dulu suaranya gan !



 kemudian aku kembali memutuskan untuk mengambil air, saat kedua tanganku baru keluar tenda (posisi merangkak), "hiiii.....hiiiii.....hiiiii" tiba-tiba terdengar suara perempuan sedang tertawa, suaranya sangat jelas dan terdengar dari atas pohon, karena disekitar  tenda terdapat pohon, reflek aku memasukan kembali tanganku kedalam tenda "Astaghfurllah, astaghfirullah" ku ucapkan tanpa henti, namun suara itu tidak berhenti dan semakin menjadi, dan sekarang terdengar suara itu mengitari  tenda,  dengan posisi berjongkok dan berdoa tanpa henti di dalam tenda, aku merasa tenggorakanku tercekat karena haus, berikut suaranya :



Eh Salah, maksudnya ini Gan-Sist... emoticon-Takutemoticon-Takut



Suaranya lebih jelas dari ini Gan-Sist dan tanpa suara lolongan anjing ya! 

akhirnya kupaksakan diri kembali membuka tenda dan mengambil botol air yang berada di luar, dengan merangkak dengan perasaan takut, baru setengah badan keluar tenda kulihat dari ekor mata kanan aku melihat kain terbang berwarna putih kain lusuh seperti tidak pernah dicuci, seketika reflek aku kembali masuk lagi kedalam tenda, "Duh astaghfirullah"ucapku, saat itu perasaanku berkecamuk, antara takut, haus dan memikirkan segala kemungkinan buruk yang mungkin akan terjadi padaku malam ini, saat itu pikiranku sudah berfikir tak karuan, dinginya udara sekitar menambah parah keadaanku saat itu, 


Kurang lebih seperti ini, tapi yang tampak di ekor mata hanya bagian bawah seperti kain melayang, karena gak sanggup melihat keatas(Source: Google)

di saat mencoba menenangkan diri di dalam tenda, samar-samar terdengar suara derap langkah orang yang menuju kearah tenda kami berada, perlahan tapi pasti suara derap langkah kaki itu semakin mendekat dan kian mendekat, aku sedikit lega "mungkin ada pendaki yang baru akan naik"pikirku, namun aku kembali berfikir siapa malam-malam begini nekat baru akan mendaki?, saat suara itu semakin mendekat aku memberanikan diri untuk keluar dan mengambil botor air, saat diluar? aku terpaku beberapa saat, suara yang tadi semakin dekat tiba-tiba menghilang dengan seketika diikuti dengan suara hening dan jeritan seragga malam, tak seoragpun kulihat yang datang dan berada disekitar tenda, menyadari hal tersebut degan sigap, segera kuraih botol air yang tidak begitu jauh, dan segera masuk ke tenda, untungnya suara perempuan yang tadi tertawa sudah tidak terdengar lagi, namun pagi itu aku benar-benar tidak bisa memejamkan mata untuk kembali tertidur, di dalam tenda aku berfikir keras "mengapa ini terjadi padaku?", "mengapa gangguan ini datang padaku?" pertanyaan itu bermunculan karena sebelumnya aku belum pernah diganggu hingga seekstrim ini, aku teringat kejadian tadi sore saat mengambil air, "mungkin kami memang keterlaluan, tidak menjaga lisan dan menghormati makhluk yang sudah lebih dulu mendiami tempat ini" dalam hati aku mengucapkan permohonan maaf dan mencoba kembali terlelap, namun tetap saja mataku enggan bekerja sama, hingga pagi tiba dan mentari menghangatkan kami, aku tetap terjaga bersama sisa terror tadi malam.


Malam dan Terror(source: Google)


Saat pagi tiba, setelah selesai membereskan semua peralatan kami bergegas turun, saat itu yang kupikirkan hanyalah turun dan pergi dari tempat ini secepat mungkin, untuk itu aku turun dan berjalan lebih dulu sambil setengah berlari meninggalkan teman-temanku yang berada jauh dibelakang. Saat berada di jalur landai kembali kedesa, Jambul berhasil menyusul dan kami berjalan berdua, kami menyusuri jalan yang tampak seperti lapangan dan ditumbuhi ilalang dikanan-kirinya dan tumbuhan liar lainnya, "Akmal......."terdengar suara menggema  memanggil dari kejauhan, seketika aku dan Jambul berhenti "Mbul denger gak? ada yang manggil" tanyaku kepada jambul yang tepat berada disampingku, "iya" jawab jambul, "temuin gak? takutnya ada yang kenapa-napa" ucapku bertanya kepada jambul, "udah gak usah, kalo memang ada yang kenapa-napa pasti manggil lagi" jawab jambul sambil meneruskan langkah kakinya, dan benar, suara panggilan itu hanya 1 kali. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak menghiraukan suara itu dan melanjutkan perjalanan.


Kurang lebih seperti inilah jalur landai beserta ilalang, padang Savannah tepatnya. (Source: Google)


Saat tiba di desa Sembalun, aku bertanya kepada Bondil " ndil, tadi kenapa manggil?", "gak ada yang manggil kok"jawab Bondil kepadaku, dan kuceritakan peristiwa yang tadi aku dan Jambul alami. Saat di perjalanan pulang, Bondil bercerita kepada kami, bahwa saat diperjalanan turun dia sempat berbincang dengan salah seorang porter yang bernama mas Arif, beliau bercerita saat kita sedang muncak seharusnya cuaca bersahabat, beliau mengatakan cuaca seketika berubah ketika ada seorang pendaki yang membuang bayi di sekitar pos 3 Bayangan tempat aku dan teman-teman mengambil air dan bermalam, Mas Arif juga bercerita kalau digunung ada yang memanggil nama, jangan disamperin atau dicari, bisa jadi malah kita disesatkan, "Alhamdulillah" ucapku dan bertatapan dengan Bondil. Diperjalanan iseng aku mencari cerita horror Rinjani, dan kutemui di salah satu media sosial, seseorang menceritakan pengalamannya saat mendaki Rinjani, ceritanya hampir sama persis dengan ceritaku, hanya saja sebelum tidur, si pencerita ini melihat teman-temannya sedang memasak, dan terdengar suara derap langkah yang ramai, dan tiba-tiba tampak rombongan orang dengan pakaian adat khas lombok dengan membawa tombak seperti pengawal kerajaan sedang mengelilingi teman-temannya, oleh karena itu si pendaki ini ijin tidur lebih dulu kepada teman-temannya.

Dan saat diperjalanan pulang, Asep juga bercerita tentang pengalaman mereka saat turun, jadi saat turun Bang Dwi, Asep dan Ahwan berada di belakang kami, saat diperjalanan Asep terjatuh dan  terkilir sehingga memperlambat langkah mereka saat berjalan turun, saat tiba di pos 3 menuju ke pos 2 (jaraknya tidak terlalu jauh), jalan yang tadi ada tiba-tiba menghilang, padahal petunjuk arahnya masih berada disana, untuk itu mereka terpaksa naik lagi dan bertemu dengan seorang porter dan meminta bantuan untuk menunjukan jalan, saat diantar porter dan tiba di pos 3 tadi, jalan yang tadi menghilang tiba-tiba muncul kembali, entah bagaimana menjelaskannya dengan nalar.

Dan satu hal lagi, setelah turun dan pulang, kami memperoleh informasi bahwa dihari yang sama (saat kami berencana menuju danau segara Anak), ada seorang pendaki dari Jakarta meninggal dunia di danau segara Anak, menurut informasi korban ditarik oleh sesuatu hingga tenggelam.

Saran dariku untuk yang hendak naik gunung manapun bukan hanya Rinjani, persiapakan diri kalian sebaik mungkin (fisik, mental dan persiapan) jangan sepertikami yang benar-benar minim persiapan dan yang tak kalah penting jaga omongan dan jaga sopan-santun, karena disetiap tempat ada penunggunya yang tak kasat mana, yang hidup berdampingan dengan kita terutama digunung yang memang sarangnya. 

Quote:



Sekian ceritanya Agan-Sista, semoga ada pelajaran yang bisa dipetik dari cerita ini. Terima Kasih. emoticon-Matahari




sebelahblog
zafinsyurga
nona212
nona212 dan 15 lainnya memberi reputasi
16
2.4K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan