.drunkardAvatar border
TS
.drunkard
Ekonomi Tiongkok Tetap Naik ,Tak Tergerus Perang Dagang
: Ekspor Tiongkok mengalami kenaikan 2,6 persen pada Agustus 2019, begitu juga dengan impor yang turun 2,6 persen. Banyak media barat mengasumsikan data tersebut sebagai tanda melemahnya ekonomi negeri Tirai Bambu akibat perang dagang.
 
 
Editorial Global Times, seperti dilansir Medcom.id, Rabu, 11 September 2019, menjelaskan bagaimana ekonomi yang dipimpin Xi Jinping itu sebenarnya terus bertumbuh.

"Meskipun data ekonomi menurun, ekonomi Tiongkok pada kenyataannya tangguh," tulis laporan yang dipublikasikan pada 9 September 2019 itu. Perang dagang yang diluncurkan Amerika Serikat (AS) tidak mencegah Tiongkok untuk maju.
 
Memang, ekonomi dan perdagangan global menghadapi penurunan, dan Tiongkok berada di garis depan perang dagang. Imbasnya, Tiongkok memiliki perdagangan luar negeri yang tidak stabil. Namun, sebenarnya ini tidak mencerminkan fundamental ekonomi Tiongkok.
 
Faktanya, menurut laporan tersebut, ekonomi Tiongkok sedang mengalami penyesuaian struktural yang besar, beralih dari fokus investasi menjadi inovasi, dan mengarahkan perdagangan luar negeri untuk menjual barang konsumsi.
 
Keberhasilan Tiongkok untuk stabil tercermin dari total perdagangan luar negeri dalam delapan bulan pertama, mengalami kenaikan sebesar 3,6 persen, menurut data yang dirilis Badan Umum Kepabeanan (GAC).
 
Meskipun perang dagang telah menyebabkan kekacauan jangka pendek di rantai pasar Tiongkok dan dunia, perdagangan luar negeri Tiongkok telah meningkat dalam banyak hal, terutama di negara-negara di sepanjang rute jalur sutera, yang digagas melalui program Belt and Road Initiative (BRI).
 
Selain itu, perang dagang malahan merangsang penyesuaian aturan struktural di negara tersebut.
 
Tiongkok terus melanjutkan pembangunan infrastruktur dan mempercepat inovasi. Dukungan kebijakan untuk konsumsi dalam negeri dan keinginan untuk mengonsumsi semakin kuat. Semua ini memberikan dorongan bagi ekonomi Tiongkok, yang belum terpengaruh secara negatif oleh perang dagang.
 
Meningkatkan kehidupan masyarakat telah menjadi poros yang semakin nyata untuk semua kegiatan ekonomi Tiongkok. Negara ini justru menjadi produktif di sektor pendidikan, perawatan medis, perlindungan lingkungan, pariwisata, dan transportasi.
 
Dengan kata lain, perang dagang sama sekali tidak mengganggu permintaan masyarakat Tiongkok, dan justru mendorong mereka untuk kehidupan yang lebih baik dan berkembang.
 
Sebaliknya, ekonomi AS jauh lebih monoton. Kekuatan pendorongnya yang paling menonjol adalah inovasi teknologi, tetapi tidak selalu tumbuh baik dan pengaruhnya terhadap ekonomi maih terbatas. Ketika inovasi mandek, maka kekuatan ekonominya juga akan melemah.
Keuangan adalah pilar ekonomi AS, dengan pasar saham sebagai pusatnya. Orang Amerika sensitif terhadap perubahan data, dan menjadi bom waktu yang bisa meledak kapanpun.
 
Terlepas dari bagaimana perang dagang berjalan, ekonomi Tiongkok mencerminkan bagaimana negara tersebut mampu menyelesaikan masalahnya, terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang sesuai dengan peningkatan standar kehidupan di Tiongkok.
 
Ekonomi Tiongkok tumbuh seperti seorang pemuda yang menunjukkan potensi besar untuk tujuan yang jelas. Beberapa elit AS menghibur diri dengan mengklaim bahwa data ekonomi Tiongkok adalah hasil dari perang dagang.
 
"Ini adalah mentalitas picik dan menipu diri sendiri. Nyatanya, kita tidak bisa melihat penyesuaian nyata di AS. Perang dagang mencerminkan kecemasan dan kekecewaan negara itu," tulis editorial tersebut.  

https://www.medcom.id/ekonomi/global...perang-dagang
sebelahblog
anasabila
nona212
nona212 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.9K
33
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan