Desas-desus pemindahan ibu kota terjawab sudah. Bahkan pak presiden langsung yang mengkonfirmasinya. Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara, di provinsi Kalimantan Timur dipilih sebagai calon ibukota. Alasan utama kedua daerah ini dipinang sebab secara geografis terletak di tengah-tengah negara Indonesia dan meminimalisir bencana alam.

Penajam Paser Utara sendiri merupakan sebuah daerah pemekaran dari kabupaten Paser di tahun 2002. Kabupaten ini memiliki 4 kecamatan yakni Penajam, Waru, Babulu, dan Sepaku. Dilansir dari Wikipedia Kabupaten Penajam memiliki wilayah seluas 3.333,06 km2 dengan populasi penduduk sebanyak 159.386 jiwa (2018).

Sementara itu, kabupaten yang akan menjadi ibu kota baru ialah Kutai Kertanegara. Dari data statistik kabupaten ini memiliki luas wilayah 27.263,10 km dengan pembagian wilayah sebanyal 18 kecamatan dan 225 desa/kelurahan. Kabupaten beribukota Tenggarong ini memiliki penduduk sebesar 626.286 jiwa.

Namun, apa sebenarnya yang menjadi alasan utama presiden memilih kedua wilayah ini sebagai calon ibu kota. Dikutip dari berita CNN Indonesia edisi 26 Agustus 2019 bahwa Kalimantan Timur dianggap memiliko risiko kecil dalam hal bencana, semisal gempa bumi, banjir, tsunami, kebakaran hutan, dan gunung berapi. Selain itu, Kalimantan Timur juga berada di tengah-tengah Indonesia. Jokowi juga menambahkan di provinsi ini telah tersedia lahan sekitar 180 ribu hektare. Dan pemerintah berencana menargetkan seluruh aktivitas pusat pemerintahan akan rampung pada tahun 2024.



Lalu mengapa ibu kota mesti dipindahkan? Barangkali efek obesitas yang dialami DKI Jakarta telah membuat ia tak terlihat menarik lagi. Kemacetan, banjir, kepadatan penduduk, lingkungan kumuh di sudut kota adalah sekian banyak permasalahan yang membuatnya sudah tak secantik dulu. Belum lagi kondisi Jakarta kontur tanahnya kian memprihatinkan.

Pemindahan ibu kota ini tentu akan memakan dana yang tidak sedikit. Hal ini juga perlu dipikirkan matang-matang oleh pemerintah. Di tengah ekonomi Indonesia yang nampaknya sedang mengalami penurunan, ditambah defisit BPJS yang belum juga terselesaikan adalah satu dari beberapa hal yang mesti menjadi pertimbangan. Apakah pindahnya ibu kota ini menjadi langkah yang efektif untuk dilaksanakan?

Selanjutnya, sebagai warga negara yang baik tentu kita hanya bisa berharap semoga pemindahan ibu kota menjadi solusi efektif dalam kemajuan Indonesia yang sudah berusia senja.

Jika ibu kota telah pindah otomatis istilah DKI tidak akan tersemat lagi di belakang nama Jakarta. Kalaupun ada mungkin berubah kepanjangannya menjadi Dulu Kita Ibu kota.

Salam merdeka!

Sumber gambar : di sini

Sumber link : di sini

di sini

di sini