Tuntutan Istri


Sumber: Brilio

Assalamu'alaikum....

Pernikahan, merupakan anugerah terindah untuk setiap pasangan. Menikah berarti penyatuan dua pribadi dalam sebuah ikatan sakral.

Bagi setiap hubungan, pernikahan terutama. Pemenuhan hak dan kewajiban harus berjalan seimbang, jika ingin semua baik-baik saja. Kewajiban seorang suami salah satunya memenuhi nafkah lahir bathin. Lalu, bagaimana jika dalam pemenuhan kewajiban satu ini istri merasa kurang puas, hingga akhirnya banyak nuntut?

Sebelum berbicara jauh, TS mau sedikit cerita. Awalnya TS dapet ide buat up topik ini adalah karena cerita dari seorang teman. Kak J, teman yang TS kenal beberapa bulan lalu, sempat menceritakan kehidupan rumah tangganya. Menurut TS cerita beliau bisa dijadikan inspirasi, dan kita ambil pelajarannya.


Sumber: di sini

Berumah tangga, memang penuh dengan lika-liku. Seperti rasa permen nano-nano, rame rasanya. Ada manis, asam, segar. Sedikit berbeda dengan permen nano-nano, menikah ada rasa getir juga. Masalah datang bisa jadi penghancur atau penguat suatu hubungan. Tergantung cara kita menyikapinya.

Di saat seorang istri menuntut lebih dari yang suami berikan. Itu wajar? Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak. TS seorang sista, jadi sedikit bisa mengerti kalau cewek nuntut itu pasti ada sebabnya. Kemungkinannya

-Suami belum berusaha keras
-Yang diberikan suami tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari

Itu bisa disebut wajar kalau istri menuntut. Tapi, jika suami sudah berusaha sebaik mungkin. Kebutuhan rumah tangga terpenuhi. Tapi istri masih nuntut ini itu, kalau suami bisa memenuhi nggak jadi masalah. Lah, kalau suami belum mampu? Pasti, ini jadi pemicu keramaian setiap hari.


Sumber: dari sini

Ini yang terjadi pada sebagian besar rumah tangga, termasuk teman TS. Istri menuntut lebih. Sudah punya pekerjaan tetap, kendaraan ada, rumah aman. Tapi masih saja menuntut hidup yang lebih. Cekcok tiap hari, hingga akhirnya sang istri memilih selingkuh dengan pria yang lebih kaya. Kehancuran rumah tangga pun tak bisa dihindari.

Berpisah dan ditinggalkan orang tercinta dengan penghianatan, tentu menyisakan luka mendalam. Hancur, terpuruk, tenggelam dalam kesedihan sudah pasti. Di fase paling rendah dalam hidup inilah, manusia bisa memilih bangkit atau tetap terpuruk.


Sumber: di sini

Super! Kak J, bisa keluar dari kubangan kehancuran itu. Pengkhianatan sang istri dijadikan cambuk semangat untuk menunjukkan kalau dia bisa sukses. Alhasil, dalam jatuh bangun tujuh tahun merintis karir. Beliau bisa sukses sekarang. Roda kehidupan berputar. Sang mantan istri bangkrut dan memohon balikan ke dia. Benar-benar seperti cerita di sinetron.

TS ingat, beliau selalu berkata, Kesuksesan yang didapatnya sekarang, ada andil tuntutan sang mantan istri. Kalau dulu istrinya tidak banyak nuntut mungkin beliau tidak akan ada pada posisi sebaik sekarang.

Sampai di sini, TS bisa mengambil pelajaran. Bahwa tuntutan istri bisa jadi musibah atau anugerah. Tergantung cara kita memandang dan menghadapinya. Kalau bisa seperti teman TS, Agan-sista adalah orang-orang hebat. Tapi jika tuntutan pasangan dijadikan musibah dan sumber kehancuran. Yuk, saatnya sekarang kalian bangkit! Buat tuntutan istri sebagai cambuk semangat untuk hidup lebih baik. Bukankah kebahagiaan suami jika melihat sang pujaan hati bahagia?

Tugas seorang istri, memotivasi dan menghargai hasil jerih payah suami. Maka terciptalah keluarga samawa. Amiin

IAf, 1 September 2019