ningdidienAvatar border
TS
ningdidien
Budaya Instan bukan Budaya Kita, Budaya Kita Bekerja Keras
Sumber: Dokumen Pribadi

Hay Agan dan Sista salam kenal dariku. Kita memang belum pernah bertemu bertatap muka ataupun bercengkerama, tapi karena kemajuan teknologi, jarak dan waktu bukan lagi salah satunya penghalang untuk kita bisa saling mengenal. Ya kemajuan ini telah memanjakan kita sehingga membawa kita pada sebuah generasi instan.
Kemajuan jaman selain berdampak positif tentunya membawa dampak negatif pula. Salah satu contoh dampak dari segi teknologi. Positifnya kita bisa dengan mudah mengakses informasi, berkomunikasi dengan sesama tanpa batasan jarak dan waktu. Namun dampak negatifpun timbul karenanya. Menjadi media profokasi, maupun alat kejahatan lainnya yang sengaja disalahgunakan oleh para pelakunya.

Mencengangkan sekali ketika membuka berita di handphone maupun di televisi akhir-akhir ini yang dipenuhi dengan kasus kriminal. Hal ini karena berkembangnya budaya instan di masyarakat. Mengapa disebut budaya instan? Karena cenderung ingin memperoleh hasil yang cepat dan sebanyak-banyaknya tanpa bersusah payah.
Penipuan berkedok investasi saham, karena tergiur dengan keuntungan melimpah dengan waktu yang singkat. Pencurian dan perampasan secara sadis, karena ingin memperoleh benda berharga milik orang lain, bahkan tidak jarang disertai asusila terhadap korbannya.

Kembali lagi pada masyarakat kita, Indonesia, keyakinan, dan budayanya. Di Indonesia terdapat beberapa keyakinan agama seperti Islam, Kristen protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan kepercayaan Konghucu.
Islam itu agama saya. Ya, saya adalah seorang muslim. Indonesia juga kental akan budaya ketimuran, budaya gotong royong dan bekerja keras. Menilik dari kejadian yang sering diberitakan akhir-akhir ini, persoalan yang terjadi di negara kita karena adanya budaya instan, budaya bermalas-malasan. Kenapa demikian? Karena persoalan yang banyak terjadi disebabkan dari persoalan kerja. Mungkin karena Indonesia telah memanjakan kita dengan kondisi geografis yang sangat strategis sehingga membuat kita terlena. Bahkan Koes Plus menggambarkannya dalam sebuah lagu Kolam Susu.

"Bukan lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu,
Tiada badai tiada topan kau temui, ikan dan udang menghampiri dirimu

Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman.
Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman"


Sumber: Dokumen Pribadi

Karena suburnya Indonesia sehingga menjadikan kita bermalas-malasan.

Agama mengajarkan kita untuk bekerja keras. Bekerja dengan mengerahkan kemampuan fisik, pikiran, dan hati. Ini untuk mengaktualisasikan diri sebagai khalifah yang dituntut memimpin dunia. Hal ini tak kan terealisasi dengan sendirinya, tapi musti diraih, dikejar, dan diupayakan.
Bumi diciptakan sebagai tempat untuk membanting tulang, sedangkan manusia bekerja di atasnya. Dalam Islam, bekerja keras adalah bekerja dengan sungguh-sungguh disertai tawakal kepada Allah SWT.
Seperti sebuah syair yang sering kita dengar:

"Bekerjalah untuk duniamu, seolah kamu hidup selamanya,
Dan bekerjalah untuk akhiratmu, seolah kamu akan meninggal esok".


Sumber: Dokumen Pribadi

Seperti nasihat Imam Syafi'i :" Berangkatlah, niscaya engkau mendapat ganti untuk semua yang engkau tinggalkan. Bersusahpayahlah, sebab kenikmatan hidup hanya ada dalam bekerja keras. Ketika air mengalir akan menjadi jernih, dan akan menjadi keruh ketika berhenti. Jika tak keluar dari sarangnya, singa tak akan mendapatkan mangsanya, sebagaimana anak panah yang takkan mengenai busur ketika tidak meninggalkan busurnya. Biji emas yang belum diolah sama dengan debu di tempatnya. Ketika orang mulai berangkat dan mulai bekerja, dia akan mulia seperti bernilai emas."
Sumber: Dokumen Pribadi

Saya sangat menyadari, sebagai orang yang sangat awam di bidang agama, bukan da'iah ataupun ustadzah, bahkan belum pernah nyantri, saya tidak akan banyak menganalisis, semata hanya menuliskan pandangan saya mengenai hal yang terjadi.
Kembali lagi pada budaya instan. Mie yang berlabel instan saja masih perlu proses untuk menyajikannya. Artinya tidak ada hal instan yang dapat kita raih tanpa bekerja keras.
Sumber: Dokumen Pribadi

Penulis : Dinar Setyaningrum
Sumber : Opini Pribadi
Diubah oleh ningdidien 28-08-2019 11:14
embunsuci
andikhayudha
4iinch
4iinch dan 26 lainnya memberi reputasi
25
4.6K
119
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan