n4z1.v8
TS
n4z1.v8
Demo di Manokwari Memanas, Gedung DPRD Dikabarkan Dibakar


Demo di Manokwari Memanas, Gedung DPRD Dikabarkan Dibakar

Sejumlah warga di Manokwari turun ke jalan dan memblokade sejumlah ruas jalan dengan membakar ban

Suara.com - Aksi demonstrasi di Manokwari, ibu kota Papua Barat yang dimulai sejak Senin (19/8/2019) pagi dikabarkan makin memanas. Sejumlah warga memblokade jalanan kota serta membakar ban bekas. Akibat aksi tersebut Kota Manokwari dilaporkan lumpuh.

Dari informasi yang diperoleh, warga pendatang mengaku takut keluar rumah dan memilih mengamankan diri. Sebab, aksi yang didominasi oleh warga asli ini terpantau makin memanas.

Iwan, salah seorang warga pendatang di Manokwari mengatakan, sejumlah warga mulai turun ke jalan sejak Senin pagi WIT. Hingga pukul 10.00 waktu setempat, aksi demonstrasi makin meluas, demonstran terpantau membakar sejumlah ban di tengah jalan.

"Iya ramai banget, banyak warga turun ke jalan, bakar ban bekas di jalanan. Kota lumpuh," katanya melalui sambungan telepon.

Menurut dia, dirinya sempat mendengar informasi sekelompok massa telah membakar gedung DPRD Papua Barat di Manokwari. Namun dirinya belum bisa memastikan atas insiden itu.

"Ini informasinya demikian (pembakaran gedung DPRD)," kata dia.

Ia mengaku sejumlah aparat polisi dan TNI mencoba membuka blokade jalan yang dilakukan warga. Sampai berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari aparat berwenang. Namun, sejumlah video dan foto terkait aksi demonstrasi di Manokwari sudah tersebar, khususnya di Twitter.

Aksi demonstrasi di Manokwari itu disebut dipicu sebagai bentuk protes atas peristiwa intimidasi yang dialami sejumlah mahasiswa asal Papua di Surabaya dan Malang baru-baru ini.

Sementara dari laporan Kantor Berita Antara pada Senin pagi, demonstrasi juga dilaporkan pecah di Jayapura. Bahkan seorang anggota Polda Papua dilaporkan ditembak saat memantau aksi demonstrasi.

Kantor Berita Antara, melaporkan AKP Saiin, anggota Polda Papua ditembak saat memantau rencana aksi demo warga di kawasan Perumnas III, Jayapura.

"Saat ini korban sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara di Kotaraja," tulis Antara dalam laporannya.

Belum ada keterangan lanjutan dari Antara atau tanggapan dari kepolisian atau aparat terkait peristiwa tersebut.
sumber

=============

Akhirnya terjadi juga.
Pemantik ada. Bensin ada. Yang memantik ada. Yang menyuruh memantik ada. Lengkap sudah.

Ketika tindakan bodoh dibalas dengan tindakan super bodoh, maka yang terjadi adalah kebodohan masif dan massal.

Perihal mahasiswa-mahasiswa Papua yang meneriakan Kemerdekaan Papua jelas salah besar. Itu sudah masuk ranah makar. Meskipun perusakan bendera Merah Putih tidak terbukti, namun kejadian seperti itu pernah ada. Ini membuat pihak yang cinta NKRI dan lambang negara membuat Self Defense.

Tapi, perlakuan dan teriakan-teriakan Bantai-bantai Papua yang diucapkan oleh massa Ormas yang datang karena sebaran berita WA yang belum jelas keasliannya, telah mencederai sesama anak bangsa, dalam hal ini masyarakat Papua. Jelas mereka terhina. Dan mereka kini tengah menunjukan harga diri mereka sebagai manusia Indonesia yang sederajat dan sama haknya dengan suku bangsa lain di Indonesia.

Kalau saja kerusuhan yang sekarang terjadi membawa-bawa bendera Bintang Kejora, maka alurnya akan semakin panjang. Kita tidak pernah tahu, apakah demo sekarang ini murni tercetus dari spontanitas, ataukah memang ada yang menggerakan atau merancang. Karena kita telah banyak tahu, ada sebagian elite politik disana, juga beberapa pimpinan daerah Papua yang selalu membuat narasi memojokan pemerintah pusat dan membela diri, bahkan meskipun Kelompok Kunyuk Bersenjata (KKB OPM) berulah keji membantai warga sipil tidak berdosa, membunuh aparat militer serta kepolisian yang jelas bukan dalam posisi tempur.

Ormas yang kemarin berdemo meneriakkan Bantai-bantai harus diproses, karena menyebarkan permusuhan dan kebencian suku. Orang-orang tolol ini harus diganjar pidana.

Alasan cinta tanah air, cinta Merah Putih, tidak dapat dibenarkan jika narasi kebencian suku dipertontonkan. Justru mereka menghina NKRI. Menghina Pancasila. Sebab semua suku bangsa punya hak dan kewajiban yang sama.

Menyematkan lambang Pancasila di bahu atau dada tidak otomatis menjadikan pemakainya paham arti Pancasila.

Meneriakan cinta NKRI dan Merah Putih akan gugur dengan sendirinya ketika paham Khilafah dan NKRI Syariah diusung.

Kadang kita menepuk dada merasa paling Nasionalis padahal tengah mempertontonkan kebodohan.

Duh....
reid2rizaradribonekakiku
bonekakiku dan 11 lainnya memberi reputasi
12
3.6K
63
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan