Pada detik-detiknya HUT RI yang ke 74 ini, marilah kita renungkan tentang jejak-jejak Indonesia tempo dulu di mana sebuah arti kemerdekaan begitu mahal harganya, bahkan harus di bayar dengan ribuan nyawa pribumi awam maupun para pahlawan yang memimpin untuk sebuah perjuangan, hingga sebuah kata merdeka kita dapatkan, dari pengorbanan banyaknya para pahlawan yang berguguran di Medan laga.

Pertanyaan Delia untuk perenungan malam ini, adalah setelah semua upacara berlangsung, adakah maknanya? Apa yang pernah kita lakukan? Dan lain sebagainya.Lalu akan kita berikan apa untuk Indonesia, setelah HUT RI ke 74 ini akan segera usai. Apakah hanya akan memangku hal-hal tidak berguna serupa hari-hari sebelumnya? Ataukan memperbaiki segala perbinatangan yang bkemarin porak-poranda



Dengan terdengarnya suara proklamasi, Indonesia terbebaskan dari penjajah, yang telah membuat banyak air mata atas segala perlakuan yang tidak selayaknya sebagai manusia.

Dan sekarang kita merdeka, lalu apakah yang terjadi setelah kemerdekaan kita dapatkan? Apakah makna kemerdekaan yang sebenarnya? Apakah merdeka itu telah terbentuk dengan semestinya?



Mungkin pada diri sebagian orang ada yang merasakan benar arti sebuah kemerdekaan. Tetapi di sebagiannya lagi masih begitu banyak raga yang masih terpenjara dalam saku kemiskinan ilmu maupun taraf hidup, bahkan untuk memerdekakan hatinya saja, harus menguras banyak peluh yang entah apakah bisa menyaksikan kemerdekaan selain dari pelepasan nyawanya akibat berbagai hal seperti :

1. kelaparan akibat sulitnya mencari lapangan kerja dan pada akhirnya mendapatkan penyakit gizi buruk. Dan pada akhirnya harus meninggal dunia untuk selama-lamanya.

2. Hukuman mati yang disebabkan oleh kenekatan mencari sesuap nasi, dengan isntan, karena lahan pekerjaan untuk seorang yang tidak berpenghasilan dan kurangnya skill.

3. kebodohan karena dimanfaatkan oleh kepintaran sebuah ambisi bernominal dan lain sebagainya, sebagainya lagi.

Lantas kapankah kita benar-benar bebas merdeka? Serupa ringannya bernapas mi pada bumi yang memberikan oksigennya dengan gratis.

Marilah kita sama-sama memikirkan tentang hari esok, untuk menjadi lebih baik dan stabil. Serupa perencanaan presiden akan jalannya sebuah sumber daya manusia agar lebih maju, demi pemberantasan dalam bidang ekonomi.



Pariwisata sedang di bungkus oleh perencanaan di atas perencanaan demi sebuah bentuk keindahan atas peninggalan nenek moyang terdahulu agar tidak punah nantinya. Dan juga pastinya akan dibutuhkan banyak pekerja untuk melanjutkan dari segala perencanaan. Semoga saja para tenaga kerja sudah tersedia dan mampu bekerja di atas tanah kelahirannya sendiri.



Untuk hari ini dan seterusnya, marilah kita evaluasi kembali, bangun Indonesia dengan kualitas sumber daya manusia yang benar-benar bisa di benarkan dengan sebenar-benarnya.

Sesuatu yang tidak pernah kita miliki, maka esoknya harus kita miliki. Demi diri kita sendiri juga bangsa. Negeri ini adalah keindahan

Nah agan dan sista! Mari mulai sama-sama menghapus setidaknya kebodohan dalam diri kita. Mulai bergerak melangkah menuju jalan yang seharusnya sudah berjalan. Jangan lagi tertidur atau bahkan terlena dengan kemalasan. Sebab seseorang yang bodoh bisa menjadi pintar, sedangkan yang malas akan terus berada pada tempat asalnya tanpa pergerakan menuju perubahan hidup yang akan disesali di akhir hidupnya kemudian.