Bicara tentang pendidikan secara umum, berarti bicara tentang guru dan siswa. Ada yang mengajar dan ada yang diajari.

Cukup sampai disitu? Tentu saja tidak dan seharusnya memang jangan!

Karena bicara soal pendidikan berarti bicara tentang segala kesiapan dan kemungkinan.


Guru teladan 2017

Bagi seorang guru kesiapan mengajar dan mendidik adalah syarat mutlak yang tidak bisa ditoleransi. Segala kemampuan harus dikerahkan agar ilmu yang ditransfer dapat difahami oleh semua siswanya. Kalo tidak sanggup lebih baik mundur saja!

Sebab menjadi guru tidak boleh setengah-setengah apalagi sekedar coba-coba berharap siapa tahu kelak bisa diangkat jadi PNS.

Sepatutnya guru itu harus profesional dan bijaksana. Jadi guru jangan hanya karena iming iming gaji besar dan SK nya bisa digadaikan. Sebab menjadi guru adalah panggilan hati.

Bukankah ada pepatah yang mengatakan 'guru kencing berdiri murid kencing berlari'. Kalo gurunya payah lalu bagaimana nasib muridnya?


Secara teori jadi guru itu mudah......apalagi guru di zaman sekarang, dimana segala sesuatunya serba instan. Tidak seperti guru di zaman dulu yang harus banyak menghapal dari diktat dan buku panduan yang tebal-tebal. Sekarang tinggal klik maka urusan langsung kelar......

Selebihnya paling sekedar nyuruh anak didik menyelesaikan PR. Bukankah makin banyak PR maka tugas guru semakin mudah?

Tapi saya percaya bahwa guru di zaman sekarang relatif sudah sangat profesional. Soal pintar tak pintar itu tergantung seberapa rajin seorang guru membuka Google.....

Tapi yang paling penting dari kesiapan seorang guru di zaman sekarang bukan lagi pada persoalan profesionalitasnya. Tapi ada pada kesiapan mental untuk menghadapi anak didik yang yang kian hari kian tak faham tentang bagaimana caranya menghormati guru......



Guru dipenjara karena menyuruh sholat

Guru di zaman sekarang dituntut untuk siap menghadapi hal paling buruk yang mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Seperti di buli, dipermalukan, hingga dihajar habis habisan.....

Sudah terlalu banyak kasus guru yang dipukuli hingga dipenjara hanya karena menjewer telinga siswa yang bandelnya kelewatan. Kisah memprihatinkan dari guru yang tak layak mereka terima....

Memang menjadi serba salah menghadapi anak didik zaman sekarang. Dibiarkan ngelunjak, diomongin gak mempan, dikerasin malah melawan....




Saya hanya merasa kasihan kepada guru-guru yang sepenuh hati mengabdi demi pendidikan tapi kurang mendapat perhatian. Terlebih guru juga dihadapkan dengan berbagai karakter siswanya yang beraneka ragam. Tapi itulah resiko pekerjaan yang harus diterima sebagai konsekuensi.

Terakhir pesan saya untuk semua guru di republik ini 'selipkan pendidikan moral dan nilai-nilai dalam setiap mata pelajaran apapun'. Caranya bagaimana? Terserah bagaimana saja. Yang penting siswa sadar bahwa dasar dari pendidikan adalah moral. Sekali lagi, moral!

Setiap bangsa punya cara dan gaya tersendiri dalam mengembangkan sistem pendidikannya. Dan Indonesia saat ini seyogyanya fokus saja pada profesionalitas guru dan moral anak didiknya......

Sebagai penutup, saya harus katakan 'bahwa pendidikan akan berjalan baik manakala guru dan siswanya senyawa.'

Agar tak ada lagi pepatah 'guru kencing berdiri, murid kencing berlari'. Melainkan 'guru kencing duduk, murid kencing bersila'.





Saya, napelogini.......Terima kasih


Photo : Google Images