Selamat pagi Kaskusers yang ada di setiap sudut dunia! Apa kabarnya kalian di pagi yang masih begitu indah ini? Delia berharap agan dan sista selalu dalam kondisi baik, sehingga mampu membaca semua trid yang Delia hidangan setiap harinya ya!ngarepdot.combro



Kali ini mau bahas tentang edukasi yang ada di negaraku, Indonesia. Entah sudah beberapa kalinya Delia menulis tentang edukasi disini
di sini jugayang kadang membuat mata Delia menangis, kenapa? Karena masalah edukasi menjadi momok yang paling rumit dan membahasnya terkadang bisa membuat Delia bisa naik darah.

Kok bisa? Memang ada apa dengan edukasi di negara ini, Delia?

Sebelum Delia nyerocos kaya petasan yang tidak ada harganya, mercon. Delia mau bertanya kepada tunas-tunas bangsa yang ada di manapun adanya. Apakah kalian berminat untuk mencerdaskan diri kalian sendiri? Jangan beralasan miskin, sehingga menjadi ajang kemalasan dan lebih memilih untuk menjadi sampah negara. Please deh ah! Belajar tidak harus punya harta yang berlimpah, bukankah sudah ada pendidikan yang berbasis untuk kalangan miskin, seperti PKBM, juga peluang beasiswa dan lain sebagainya. Intinya adalah berniatkah kita menjadi seseorang yang cerdas yang berpikir tanpa di komando, bergerak sendiri karena otak kita berpikir tentang segala hal dan tidak menjadi dingin di sudut keterbatasan tempat, ekonomi dan lain sebagainya, sebagainya lagi



Percuma juga ada sekolah jalanan, PKBM dan pendidikan sosial lainnya yang bisa menjadikan diri kalian itu menjadi sesuatu, jika pada dasarnya niat belum tertanam pada benak-benak yang ingin di berantas kebodohannya. Para guru jalanan pemberantasan kebodohan berbondong-bondong datang mencari kalian yang mau belajar, terkadang sedikit memaksakan kehendaknya dengan segala argumennya untuk menarik kalian dan membuat kesuksesan, keberhasilan itu berawal dari mempelajari, bertanya dan mengetahui sejauh mana dunia sudah melangkahkan kakinya hingga menuju garis depan.

Apalagi jikalau boleh Delia jujur, pemerintah masih belum seratus persen untuk menuju ke arah pemberantasan tuntas. Karena pada dasarnya ada gedung sekolah yang bermasalah. Untuk ini PR besar untuk dinas pendidikan demi kecerdasan anak-anak bangsa untuk lebih berusaha lagi demi anak-anak bangsa yang pada suatu hari akan menjadi pembangun bangsa.

Tetapi selain daripada itu, sebenarnya sudah ada rencana-rencana pemerintah agar rakyatnya bisa terbebas dari kebodohan. Program pembelajaran sembilan tahun, KJP untuk rakyat yang mengatakan dirinya tidak mampu, beasiswa bagi peminat otak-otak yang berkualitas, juga PKBM wadah belajar yang mampu memberikan izasah untuk melanjutkan sekolah ataupun melamar pekerjaan. Serta ada program pembelajaran kursus gratis dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas etos kerja masyarakat.

Program pemerintah tersedia dan sedang memulai menyebar ke pedesaan, seperti Jakarta dengan peluang besar, tetapi tidak digunakan dengan baik fasilitasnya, bagaimana mungkin kelasnya begitu sepi peminat, so ini salah pemerintah atau salah rakyat ya? Coba agan dan sista bantu jawab pertanyaan aye ya!?

Dan Delia salut sama orang orang yang sangat ingin negaranya maju sampai membuat sekolah jalanan, lagi-lagi Delia tulis tentang sekolah jalanan, ini sangat pedih jendral! Terkadang demi terlaksananya para guru jalanan harus membujuk para orang tua agar mereka mau mendukung program ini.



Pernah tidak sih kalian ingin menjadi sesuatu,

setidaknya layak untuk menjadi kebanggaan dari keluarga dengan meningkatkan taraf hidup untuk menjadi lebih baik, apakah harus Negera kita bertenaga kerja orang asing semakin banyak dan menjadikan mereka sukses sesukses-suksesnya. Sedangkan kalian hanya menatap iri kemudian berdemonstrasi bubarkan orang-orang asing! Yang pada dasarnya orang asing itu tidak bersalah, mereka datang untuk mengadu nasib, masalahnya adalah sampai kapan tunas-tunas bangsa duduk manis dengan mencekik botol-botol minuman dan segala aksi yang merugikan diri sendiri, masyarakat sekitarnya dan juga keluarga.

SAMPAI KAPAN?!