Korban rudapaksaan tapi selalu saja disalahkan hmmm.. dunia terbalik !!

Alkisah di bagian bumi nuswantara jawadwipa ada desa bernama desa Tumaritis, ada dua oknum sarjana hukum dari punakawan, yaitu Petruk dan Gareng mereka sedang berdebat tentang kasus yang menimpa seorang perempuan bernama Bunga.



Bunga ini habis di rudapaksa oleh Rahwana, yang memang ganteng dan rupawan seperti Arjuna jadi jangan bayangkan tampang Rahwana di kisah wayang, tapi mirip lah Rahwana dengan Ariel Noah yang punya senyum merekah bikin wanita jatuh cinta.

"Reng... Masa korban rudapaksaan ga melawan, apa jangan-jangan suka juga di goyang kali.."

"Suka ndasmu ..wong hasil visum juga ada robek di sekitar mr V nya kok, kenapa sih sampean kok malah nyalahin korban..?" tanya Gareng.

"Lah.. kamu lihat sendiri kan tuh cewek bajunya aja sexy, kebuka sana sini pakai rok mini lagi...gimana ga terpancing birahi yang ngeliat Reng.."



"Ya ndak bisa gitu, wong yang ditutup sampe cuma keliatan matanya tok juga kalau dah nafsu di ubun-ubun juga di rudapaksa Trukk..yang jelas si korban merasa di paksa dan sudah lapor ke pengaduan di polisi"

"Ahhh...masa Reng, sampean lihat saja secara logika harusnya korban ketika di rudapaksa kan ga mau harusnya ya ngelawan dong, masa diem aja malah ikut goyang lagi jangan-jangan.."

"Eitsss.. emang situ ngeliat korban ikut goyang, jangan hoax Truk pantes aja politikus negeri ini ga maju kaya sampean pemikirannya, wong lambenya kalau ga nyinyir bikin hoax, sini tak terangkeun kenapa korban tak melawan"

Petruk nyengir kena skak mat oleh Gareng, "Emang kenapa gitu Reng ?"

"Secara ilmiah tubuh korban yang di rudapaksa bisa mengalami ketegangan dan akhirnya lumpuh mendadak, hal ini telah diungkapkan oleh penelitian para ahli dan tercatat dalam jurnal Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica (AOGS) tahun 2017. Kalau ada sensasi lumpuh nah boro-boro mau ngelawan mau gerak aja ga bisa, tubuh seakan lemas dong Truk !!"



"Wah kok aku baru tahu, terus otomatis juga ga bisa teriak gitu ? "

"Tepat sekali, sensasi lumpuh yang di rasakan oleh korban dinamakan tonic immobility hampir mirip dengan hewan yang di terkam mangsanya seperti lumpuh tak melawan, namun hampir rata-rata semua korban rudapaksaan seperti itu, hanya sedikit yang masih bisa sadar dan bergerak. Bila ada yang seperti ini biasanya korban akan melawan jadi sampean masih mau menyalahkan si korban ? "

"Tapi Reng Bung Foke saja bilang waktu marak-maraknya rudapaksaan di angkot, wanita lebih banyak pake rok pendek tentu saja mengundang bahaya. Lah aku lihat yang begitu aja bisa nafsu tah.."

"Sampean ini otaknya wes mesum ya susah !!"



"Loh bener toh mantan Mendikbud Mohammad Nuh, saja pernah mengatakan korban rudapaksaan bisa jadi atas dasar suka sama suka namun keluarga tak menerima maka di laporkan lah kasusnya rudapaksaan, bahkan Saleh Partaonan Daulay Ketua Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sempat mengatakan juga kalau seorang wanita itu jangan berjalan di tempat sepi sendirian untuk menghindari rudapaksaan kalau dilakukan juga ya terimalah resikonya"

"Ya harus diselidiki dulu lah Truk jangan asal bacot, walau dah jadi pejabat publik tapi hati nurani yang di pakai untuk berbicara, bisa saja waktu dan tempat yang mengharuskan dia melewati jalan yang sepi atau pakaian kantornya memang pendek, makanya pejabat publik jangan asal bacot bikinlah undang-undang untuk menghindari rudapaksaan seperti kalau bepergian wanita harus di temani suami atau teman perempuannya, bikin juga perda semua wanita yang bekerja di luar rumah wajib pakai rok panjang nah kan ini ga ada tuh cuma asal bacot ga ada gerakan revolusi nya untuk perubahan"

"Bener juga kamu Reng.."

"Ya kalau atas dasar suka sama suka harus di lihat lagi psikologi sang korban apakah ada PTSD (gangguan stres pascatrauma) dan depresi. Kalau ada ya sudah pasti korban jelas di rudapaksa, traumatic ketika tidak melawan maka korban akan selalu menyalahkan diri sendiri, beranggapan dirinya sudah tak suci lagi bahkan bila sudah parah bisa gila atau ingin bunuh diri itu lah sumber dari traumatic yang di terima korban"

Petruk pun hanya mengangguk-angguk macam burung pelatuk. Dan perdebatan pun berakhir dengan mereka bersama meminum kopi hangat, nampaknya suasana hari itu ada keinginan mereka untuk merubah masyarakat nuswantara jawadwipa agar paham dengan tidak menyalahkan korban rudapaksaan.

Semoga tidak ada lagi kasus pemerkosaan, dan untuk hukuman pelaku sesuai kitab bibel Keluaran 21: 23-25 :

“(23) tetapi jika perempuan itu mendapat kecelakaan yang membawa maut, maka engkau harus memberikan nyawa ganti nyawa, (24) mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, kaki ganti kaki, (25) lecur ganti lecur, luka ganti luka, bengkak ganti bengkak.”

Sama dengan kitab Qur'an

“Dan Kami tetapkan atas mereka di dalamnya (Taurat) bahwa jiwa dibalas dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telingan dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka dengan lukapun ada Qishasnya. Barangsiapa yang melepaskan hak Qishas, maka melepaskan itu jadi penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang telah diturunkan Allah, maka mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS: Al-Maidah: 45).


Jadi pemerkosa harus di gangbang sepertinya 🙄"



Akhirnya percakapan tersebut pun diakhiri dengan derai tawa, karena Petruk dan Gareng sama-sama memikirkan bagaimana bila si pelaku pemerkosa di gangbang..

Desa Tumaritis pun kembali tentram, Semar sebagai pejabat tinggi disana menerapkan hukum yang setimpal, hingga desa itu kini aman tak ada lagi kasus rudapaksaan karena hukuman yang ditimpakan kepada pelaku pemerkosa sangat merusak mental dan meninggalkan luka dalam baik di hati maupun di bokong.

"Sayonara"

Nah bagaimana nih pendapat agan dan sista semua, silahkan komentar, beri TS cendol, follow, rate bintang 5, dan tentu juga jangan lupa share and like karena semua itu gratis !! 



c4punk@2019

Referensi Disini, Disinidan Disini

Gambar google