Hallo, assalamu'alaikum, GanSis tercinta. Apa kabar langit di kota kalian? Cerah, ataukah mendung? Bagaimanapun warnanya, semoga hati Agan and Sista tetap lapang dan bersahaja, ya.

Kali ini, Ara kembali menyuguhkan thread terbaru dan terenyah versi Ara. Hkhk 😅 tentang apa, itu? Yuk, cekidot!

Berhubung tulisan kali ini mengenai pria dan wanita, tepatnya, Pria pelit atau wanita matre. Izinkan Ara bercerita sedikit. Eh, banyak. Karena kalau sedikit, nanti ceritanya kurang nyambung alias gantung.

Perihal wanita. Banyak pria yang mengatakan bahwa, wanita itu, matre. Apa yang membuat mereka berpandangan demikian? Apa karena wanita suka meminta dibelikan ini itu ketika kencan dan di saat-saat tertentu? Atau karena wanita tidak mau diajak susah? Untuk memecahkan masalah satu ini. Mari tinggalkan pria dan wanitanya. Kita berpikir realistis saja. Di dunia, tidak ada satu orang pun yang ingin hidupnya sulit. Baik wanita maupun pria. Entah perihal ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya. Jadi, sebenarnya wanita itu matre atau realistis?

Matre dan realistis tentu berbeda. Lalu, bagaimana cara membedakannya, Gan? Gampang. Simak terus thread Ara.

Wanita yang bisa dikatakan matre

Dia hanya melihat sebanyak apa harta Agan. Tidak peduli seperti apa sikapmu. Sopan atau tidak. Yang penting uang. Sementara wanita realistis, memandang bagaimana Agan bekerja dan berpenghasilan. So, wanita realistis tidak hanya memandang kekayaan Agan. Tetapi juga usaha dan kerja keras. Terutama sikap dan perilaku.
Wanita realistis akan menolak pria malas. Sekalipun ia memiliki banyak uang. Apalagi jika hanya hasil harta warisan. Wanita realistis otaknya tidak sempit, loh, Gan. Mereka memikirkan jangka panjang. Bukan sekadar kesenangan sesaat.

Sekarag, mari bicara tentang pria. Ketika pria menjatuhkan hatinya pada seorang wanita. Apa yang mereka pikirkan. Adakah mereka berpikir mengenai hal-hal yang mungkin harus dikorbankan demi untuk bersama pujaan hati? Adakah ia memikirkan apa saja yang harus dilakukan agar wanitanya tetap tinggal, aman, dan nyaman? Agan bisa menjawabnya di kolom komentar nantinya. Ara tunggu.

Nah, yang mengherankan. Ada pria yang dengan entengnya berkata, wanita, itu, Matre!Oh, no! Bagaimana bisa seorang pria yang mengaku seorang kekasih dari si wanita, beranggapan demikian? Bukankah sebelum memutuskan untuk menjadikan dia kekasih, si pria sudah tahu apa yang harus ia korbankan? Tidak hanya waktu, tenaga, dan gombal siang malam. Melainkan juga uang. Masa iya, ketika jalan bersama atau makan di luar, bayarnya masing-masing?

Seperti yang dialami salah satu teman Ara tempo hari. Seorang pria mengajak bertemu dan jalan-jalan di salah satu tempat wisata. Mereka memang belum pacaran, sih. Baru PDKT. Biasanya, di saat awal pendekatan si pria tentu memberi kesan baik, dong. Misal, membawa aleh-oleh untuk orangtua si wanita. Sekadar buah-buahan juga bisa. Apalagi si pria ini seorang pedagang buah. Tapi apa yang terjadi? Di luar dugaan, GanSis.

Sebut saja namanya, Hengki. Pria ini tanpa canggung menyarankan wanita yang ia dekati untuk membawa air minum sendiri. Kenapa? Karena di tempat wisata, apa-apa biasanya mahal. O. M. G! Wajar, nggak, sih? Tidak hanya itu, GanSis. Setelah sampai di tempat tujuan. Hengki berkeliling dan berforo ria di setiap pemandangan yang bagus. Dari ujung ke ujung tanpa memikirkan, apakah wanita yang diajaknya jalan merasa lapar atau tidak?

Ok, sekian thread receh dari Ara. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Mohon maaf apabila ada salah kata. Karena tulisan ini bersumber dari pemikiran Ara. Seorang manusia yang jelas tak sempurna.