Obet9718Avatar border
TS
Obet9718
Lulusan UI Tolak Gaji 8 Juta, Antara Pertaruhan Skill VS Moral Hazard

Lagi dan lagi, bukan dunia maya namanya kalau tak sarat akan hal-hal unik yang viral. Kali ini masih diwarnai generasi milenial yang baru lulus mengenyam pendidikkan perguruan tinggi ternama di Indonesia. Lebih serunya lagi kabar viral beberapa hari ini menyentuh ranah mahasiswa, kampus ternama, lulusan fresh graduate, dunia kerja dan perusahaan.

Yang membuat heboh jagat maya kali ini dari seorang yang mengaku  mahasiswa lulusan Universitas Indonesia (UI) dan menolak pekerjaan karena gaji 8 juta. Pengakuan yang diungkapkan melalui Instagram story ini Sontak menjadi gelombang besar reaksi para netizen.

“Jadi gue diundang interview kerja perusahaan lokal. Dan nawarin gaji kisaran 8 juta doang. Hello meskipun gue fresh graduate gue lulusan UI pak. Univesitas Indonesia. Jangan disamain ama fresh graduate kampus lain dong ah. Level UI mah udah perusahaan LN(luar negeri), kalau lokal mah oke aja asal harga cucok,” ungkapnya dalam instastory akunnya.

Ternyata lulusan kampus terbaik tak menjamin memiliki pengetahuan dan attitude baik dalam menghadapi realita dunia kerja. Terlebih mengklaim diri dengan kelayakan gaji tinggi menurutnya dengan standar perusahaan internasional.

Hal ini bisa diukur terlebih dahulu bagaimana tanggapan dari Universitas Indonesia berdasarkan data dari riset yang dilakukan. Dari akun twitter official Universitas Indonesia memposting cuitan berikut:

"Untuk dapat bersaing di dunia professional, bukan hanya memerlukan kemampuan akademik yang tinggi, namun juga keahlian dan karakter yang baik. Untuk pengembangan karir dan softskill mahasiswa serta alumni, UI memiliki Career Development Center (CDC). Berbagai program menarik bisa kamu ikuti untuk membantu kamu mempersiapkan diri menghadapi dunia professional. Ada informasi magang, lowongan pekerjaan, pelatihan softskill, serta pelatihan pengembangan karir."

Tak hanya itu, akun twitter UI juga memaparkan riset menarik untuk di simak. Riset tersebut dirilis oleh Career Development Centre (CDC UI) pada tahun 2018, mereka namai Tracer Study Universitas Indonesia (TSUI).

Quote:


Selain itu dari sumber lain menjelaskan TSUI juga melakukan Riset Metodologi kuesioner terhadap lulusan S1 Reguler UI. Riset ini dilakukan April 2017 sampai Maret 2018 jumlah respondennya ada 2.483 orang.

Quote:

 

Terlepas dari batapa berkualitasnya institusi pendidikan perguruan tinggi, berbekal percaya diri dengan almamater kampusnya saja tidak cukup. Pada ujungnya adalah bagaimana individu dari mahasiswa lulusan ini mampu membawa diri, menyesuaikan diri dan memberdayakan diri dalam menghadapi tantangan dan realita dunia kerja.

Lalu apa yang perlu dipersiapkan dan dipertaruhkan dalam menghadapi tantangan pengembaraan dunia kerja?

Beberapa perusahaan besar terutama yang memperhatikan sisi sumber daya manusia (SDM) pasti memiliki bagian Officer Development Program (ODP) dan Management Trainee(MT). Istilah ODP maupun MT ini menggambarkan bahwa perusahaan-perusahaan harus menempa dulu para fresh graduate yang direkrutnya sebelum menerjunkan ke dunia kerja. Tentunya perusahaan membutuhkan investasi tersendiri yang tidak murah.

Perusahaan-perusahaan besar memiliki semacam pusat-pusat pendidikan dan pelatihan untuk membekali atau menempa para fresh graduate tersebut. Dari situ mereka diajarkan mulai dari sejarah perusahaan, lingkungan kerja, tata nilai dan budaya kerja, hingga hal-hal praktis terkait pekerjaan sehari-hari kedepannya. Bahkan kebanyakan sampai memberikan pembekalan soft skill.

Itu semua merupakan cermin betapa banyaknya fresh graduate  kita belum siap kerja, mentalitas passenger. Memahami bahwa para fresh graduate itu baru siap tempa, ini juga merupakan autokritik bagi para pendidik dan bahan koreksi, apakah bahan pembelajaran di perguruan tinggi ada yang tidak nyambung dengan kebutuhan industri.

Quote:

 
Dari Hasil riset McKinsey menandakan bahwa dibutuhkan 113 juta skilled workers. Artinya sangat dibutuhkan tenaga terdidik yang betul-betul terampil dan kompeten, siap bekerja, tak hanya mengandalkan gelar dari Universitas Ternama.

Selain mempersiapkan diri dengan skilled workers, perusahaan sangat mempertimbangkan sisi personality dan attitude calon pekerja. Di era industri 4.0 perusahaan tidak mau tergerus dengan aset SDM yang terancam moral hazard.

Secara etimologis ‘moral hazard’ berarti ‘jebakan moral’.  Atau secara pengertian moral hazard adalah Adalah keadaan yang berkaitan dengan sifat, pembawaan dan karakter manusia yang dapat menambah besarnya kerugian dibanding dengan risiko rata-rata. Efek terbesarnya dalah merugikan banyak pihak dan gagal menerjemahkan realita kedepan.

Sangat disayangkan bukan, jika seorang mahasiswa berada ditempat terbaik tapi tidak mampu menata mindset dan reaktif dalam bersikap. Sehingga dalam mindset-nya terdiri atas asumsi-asumsi yang dianut dan sudah tidak cocok dengan kebtuhan yang baru. Kemudian ia terkurung oleh pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan sendiri tanpa pengetahuan luas.

Image : Sumber
Diubah oleh Obet9718 25-07-2019 08:03
jmontefiore
freedyholic
noerasy01
noerasy01 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
22.5K
274
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan