Selamat Siang agan dan sista yang turut hadir dan mampir di thread ane yang sedehana ini. Ane mau langsung aja tanpa perlu berlama-lama membahas ke inti pembeicaraan. Jika kita bahas tentang koneksi 4G tentu erat kaitannya dengan teknologi jaringan seluler yang terus dikembangkan hingga saat ini khususnya di Indonesia. Persaingan dalam memperluas jangkauan LTE (Long Term Evolution) di Indonesia dilakukan tanpa henti. Berdasarkan laporan yang didapat dari opensignal.com di bulan Juni saja misalnya mencatat pertumbuhan nilai ketersediaan 4G yang signifikan untuk kelima operator seluler seperti XL, Indosat, Smartfren, Telkomsel, dan 3.

Dalam beberapa hal, pertumbuhan jaringan 4G di Indonesia cukup mencengangkan. Tersedianya teknologi jaringan LTE Indosat melonjak hampir 10 poin persentase menjadi 80,3%, sementara nilai Telkomsel naik 9 poin persentase menjadi 77,5%. Empat dari lima operator di Indonesia mampu menyediakan koneksi LTE kepada para penggunanya lebih dari 80%. Terlepas dari peningkatan pesat para pesaingnya, operator yang hanya menyediakan LTE, Smartfren, mampu meraih penghargaan ketersediaan 4G dengan nilai 94,3%. Berikut data yang dihimpun diambil dari opensignal 



Telkomsel masih terlihat lebih dominan untuk masing-masing kategori seperti kecepatan pengunduhan dan pengunggahan 4G, rata-rata 12,9 Mbps dan 7,3 Mbps. Meski begitu, dalam pengunduhan 4G, Smartfren telah melakukan peningkatan pesat sejak laporan terakhir yang dicantumkan oleh opensignal. Kecepatan rata-rata LTE operator Teman Pintar meningkat 44% menjadi 9,8 Mbps dalam pengukuran yang dilakukan oleh Opensignal, meningkat hingga mampu melampui XL yang ada di urutan kedua.

Smartfren yang saat ini lebih fokus dengan jaringan 4G hingga akhirnya menutup jaringan 3G dalam layanan data semakin dominan dalam memenangkan penghargaan ketersediaan 4G dua kali berturut-turut. Hal tersebut, ditambah dengan pertumbuhannya dalam kecepatan 4G, memungkinkan Smartfren untuk mengungguli Telkomsel dalam metrik kecepatan keseluruhan.



Metrik di atas menunjukkan latency atau keterlambatan rata-rata untuk setiap operator pada  koneksi LTE sebagaimana diukur oleh pengguna. Latency yang diukur dalam milidetik, adalah delay transfer data dikarenakan proses perjalanannya melalui jaringan. Nilai yang lebih rendah dari metrik ini menunjukkan jaringan yang lebih responsif. Terlihat latency  terkecil diperoleh Telkomsel dengan angka di bawah 50 milidetik.



Metrik di atas menunjukkan kecepatan unduh rata-rata yang dilakukan oleh pengguna OpenSignal di seluruh jaringan 3G dan 4G pada masing-masing operator. Kecepatan keseluruhan tidak hanya bergantung pada kecepatan 3G dan LTE, namun juga ketersediaan dari masing-masing jaringan. Operator dengan ketersediaan LTE yang lebih rendah cenderung memiliki kecepatan keseluruhan yang lebih rendah karena pelanggan mereka menghabiskan lebih banyak waktu terhubung ke jaringan 3G yang lebih lambat. Operator seluler Teman Cerdas berhasil mengungguli dominasi Telkomsel dalam kategori ini. Namun, data terbaru opensignal yang dihimpun akhir tahun lalu menunjukkan bahwa Telkomsel kembali menjadi pemuncak untuk kategori kecepatan pengunduhan secara keseluruhan.



Hal ini dikarenakan Smartfren tidak lagi menyediakan layanan 3G dan hanya fokus pada jaringan koneksi 4G sehingga pengukuran kecepatan pengunduhan pada jaringan 3G, Smartfren tidak masuk penilaian pada kategori ini. Namun dalam metrik di bawah ini menunjukkan Smartfren tengah bersaing ketat dengan operator selular XL.



Seperti yang terlihat pada metrik di atas, Smartfren tidak masuk dalam perhitungan kecepatan unduh pada jaringan 3G sehingga untuk menilai kecepatan unduh secara keseluruhan tentu saja perhitungan kecepatan unduh hanya diambil dari hasil pengujian kecepatan unduh pada koneksi jaringan 4G saja. Smartfren yang sangat fokus mengembangkan atau melebarkan cakupan koneksi 4G ternyata membuatnya kembali unggul dalam ketersediaan koneksi 4G. Teman Cerdas kembali membuat Telkomsel gagal sapu bersih untuk menyabet seluruh kategori penghargaan walaupun dominasi Telkomsel masih terlihat sampai saat ini. Didukung dengan data dari OpenSignal berikut ini, membuktikan bahwa kerja keras Smartfren dalam memperluas cakupan jaringan 4G ke berbagai wilayah di Indonesia patut diapresiasi.



Dominasi Smartfren pada kategori ketersediaan 4G terus berlanjut pada laporan OpenSignal bulan Desember 2018 dimana Smartfren kembali menjadi juara pada kategori ini.



Kabar terbaru memberitakan bahwa Layanan 4G Smartfren LTE hadir di Kabupaten Kepulauan Anambas. Bupati Kabupaten Anambas, Abdul Haris. memberikan apresiasi tinggi atas kehadiran jaringan dan konektivitas Smartfren di wilayahnya. Menurut Abdul Haris, lewat jaringan 4G LTE Smartfren, komunikasi diharapkan semakin lancar. Jaringan komunikasi ini dapat dimanfaatkan dengan baik khususnya bagi para pelaku industri pariwisata.

Sejak bulan Februari 2019, 4 pemancar sinyal BTS (Base Transceiver Station) Smartfren sudah beroperasi di wilayah Anambas dan menjangkau hingga 80% populasi masyarakat di Tarempa, Kabupaten Anambas. Smartfren menyediakan layanan Selular (Voice, SMS & Internet) yang dapat digunakan di semua jenis perangkat smartphone 4G LTE. Saat ini cakupan jaringan Smartfren 4G LTE telah hadir di lebih dari 200 kota di seluruh Indonesia.



Smartfren kembali menjadi pesaing dari Telkomsel berdasarkan laporan OpenSIgnal untuk operator seluler di Indonesia. dan Smartfren melanjutkan kinerja yang mengesankan dalam ketersedian 4G yang semakin luas di Indonesia. Terlepas dari kemenangan yang diraih Smartfren melalui kerja kerasnya, Telkomsel masih menjadi operator teratas di sebagian besar metrik yang dihadirkan oleh OpenSignal di atas. Menggunakan lebih dari 11 miliar hasil pengujian yang dikumpulkan dari 1,2 juta pengguna.