sumbergambar


Beberapa tahun yang lalu ketika minyak tanah masih langka. Kompor gas LPJ masih dalam promosi untuk digunakan. Air yang direbus perlahan ditinggalkan. Dengan alasan lebih mahal air yang direbus daripada aor galon.

Harga 1 galon air siap konsumsi Rp 5.000, dinilai lebih murah dari pada merebus air dalam ukuran yang sama. Ketika itu harga minyak tanah 1 liter hingga Rp 8.000 sedangkan untuk merebus hingga mendidih air 1 galon diperlukan setidaknya 2 liter minyak tanah. Setara dengan Rp 16.000.

Dengan kata lain, alasan yang mendasari pindahnya menggunakan air siap konsumsi dari merebus ke air galon adalah karena murah dan praktisnya.

Kemudian, menjamurlah tempat-tempat pengolahan air galon di mana-mana. Bak jamur yang tumbuh di musim hujan. Jika di kota besar dalam satu Rt saja bisa lebih dari satu tempat penjualan air galon yang diproses sendiri. Dengan peralatan yang sepertinya standar.

Tidak di perkotaan saja. Untuk yang ada di kampung, dalam satu desa bisa lebih dari dua. Hingga kesulitan mencari air galonan lebih mudah.

sumbergambar


Masalahnya adalah apakah alat yang digunakan untuk menjernihkan air hingga sampai pada tahapan siap konsumsi itu sesuai standar kesehatan yang dipersyaratkan? Jika mereka (para penjual) ditanya, jawabnya pasti sama. Yaitu sudah sesuai karena saat membelinya sudah diberikan seperti itu.

Bayangkan saja. Proses penjernihan air hanya berpatokan pada laser warna biru yang katanya membunuh bakteri yang ada dalam air. Hingga yakin menyatakan air tersebut sehat untuk dikonsumsi. Dan tidak tahu darimana air itu diperoleh. Asal jernih dan sudah dapat lasser warna biru yakin siap dikonsumsi.

Gw pernah mencoba meneliti kecil-kecilan. Ketika air galon tersebut gw taruh di gelas bersama air yang direbus diatas meja bersama-sama. Beberapa hari, ternyata yang pertama kali terlihat jentik-jentik pada gelas tersebut adalah air yang dari galon.

Di lain pihak, air mineral yang dijual dalam kemasan bermerk ketika dicermati saat dikonsumsi berasa ada kaporit yang digunakan untuk membunuh bakteri lainnya sebelum diberikan lasser biru.

Kalau demikian halnya, masihkah kita yakin air galonan yang kita beli masoh sehat jika langsung diminum tampa direbus atau lainya?

Jawabnya, toh setelah bertahun-tahun menggunakan air galon tidak ada yang sakir perut atau diare padahal menggunakan air galon. Gw juga bisa berpendapat, nyatanya gw tak pernah minum air yang telah direbus selama hampir seumur hidup. Juga tak pernah sakit perut dan diare.

Kebiasaan mengkonsumsi air dalam bentuk yang berbeda membuat tubuh kebal terhadap penyakit. Sekarang, apakah kita semua masih yakin mengkonsumsi air galon dari penjual air galon tanpa meneliti atau melihat peralatan dan prosesnya.

Jawabnya ada pada diri anda semua. Semoga kita cermat dan tetap sehat.