Sobat.GurunAvatar border
TS
Sobat.Gurun
Din Syamsuddin: Saya Merasa Ada Rona Ketidakjujuran dan Ketakadilan di MK
Sabtu, 29 Juni 2019 | 19:35 WIB
Din Syamsuddin: Saya Merasa Ada Rona Ketidakjujuran dan Ketakadilan di MK
Nasional REDAKSI



Din Syamsuddin




POJOKSATU.id, JAKARTA – Tokoh nasional Prof Din Syamsuddin mengomentari keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno seluruhnya.

Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu mengatakan, warga negara yang taat konstitusi memiliki pilihan menerima keputusan MK sebagai produk hukum.

“Itu adalah sikap taat hukum,” kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini, Sabtu (29/8).

Menurutnya, para hakim MK terikat amanat konstitusi dan nilai moral untuk menegakkan kejujuran dan keadilan, maka rakyat juga berhak untuk menilai mereka apakah telah mengemban amanat dengan benar, yakni menegakkan kejujuran, keadilan, dan kebenaran.

“Ini adalah sikap moral,” ujar Din Syamsuddin.

Jika rakyat meyakini ada pengabaian nilai moral bahwa para hakim MK itu patut diduga membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar, seperti membenarkan kecurangan, maka rakyat mempunyai hak dan kewajiban melakukan koreksi moral.

Din mengaku merasakan apa yang dirasakan para pendukung Prabowo dan sebagian rakyat Indonesia bahwa rasa keadilan terusik.

“Saya tidak mampu dan tidak mau menyembunyikannya. Saya merasa ada rona ketidakjujuran dan ketakadilan dalam proses pengadilan di Mahkamah Konstitusi. Banyak fakta dan dalil hukum yang terkesan tidak didalami,” tuturnya.

“Maka bagi rakyat jadikan itu semua sebagai catatan bahwa ada cacat moral yang terwarisi dalam kehidupan bangsa, dan ada masalah dalam kepemimpinan negara. Selebihnya kita menyerahkan sepenuh urusan kepada Allah SWT, Ahkam al-Hakimin, Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Adil,” lanjut Din.



Jalan yang terbaik, lanjut Din, disamping menghormati Keputusan MK sebagai produk hukum, demi literasi bangsa kaum intelektual melakukan eksaminasi terhadap keputusan MK.

Selain itu, rakyat juga dapat terus melakukan koreksi moral agar bangsa tidak terjatuh ke titik nadir dari moral banckrupty atau kebangkrutan moral.

Dan itu semua tetap dilakukan secara makruf dengan senantiasa memelihara persaudaraan kebangsaan.

“Perjuangan menegakkan kemakrufan dan mencegah kemungkaran tidak boleh ada titik berhenti. Hasbunallahu wa ni’mal wakil, wa ni’man nashir,” tandas Din Syamsuddin.

(rmol/pojoksatu)


https://pojoksatu.id/news/berita-nas...kadilan-di-mk/



Lama gak nongol nDin.... emoticon-Ngakak emoticon-Ngakak emoticon-Ngakak


Diubah oleh Sobat.Gurun 29-06-2019 12:57
nanase.yaeger
manutdloyalist
twiratmoko
twiratmoko dan 12 lainnya memberi reputasi
13
7.7K
116
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan