arai01
TS
arai01
Kucing Schrödinger: Paradoks Paling Nyeleneh di Dunia Kuantum


Oke, sebelum kita masuk dan berimajinasi lebih jauh, mari kita ulas dulu apa itu Fisika Kuantum.

INTRODUCTION

Dunia fisika kuantum, itu sangat berbeda dengan dunia fisika klasik. Ranah kuantum berjalan dengan hukum probabilitas, dan banyak sekali paradoks yang terjadi. Dalam skala klasik, kita tahu bahwa partikel terkecil penyusun suatu atom adalah partikel sub atomik seperti elektron, proton, dan neutron. Namun dalam skala kuantum, ada sub sub atomik. Hal inilah yang kita jumpai di film Ant Man secara kasarannya.emoticon-Big Grin

Terlebih lagi, dalam dunia kuantum, hukum fisika klasik seperti hukum Newton dan lainnya enggak berlaku karena partikel-partikel itu enggak berperilaku secara wajar. Hanya dengan persamaan matematika tingkat lanjut kita dapat menjabarkannya.

SCHRODINGER'S CAT



Jadi gini. Ada matematikawan bernama Erwin Schrodinger (1887-1961) membuat suatu pemikiran, dimana yang jadi objek utama yaitu seekor kucing. Entah mengapa pake kucing, hanya doi yang tau jawabannya. Nah secara teoritis, Schrodinger menempatkan kucing malang tersebut di sebuah kotak tertutup bersamaan dengan sebuah bahan radioaktif yang disambungkan dengan botol berisi sianida. Jika bahan radioaktif tersebut meluruh di dalam kotak, maka dapat diasumsikan kucing itu akan mati. Tapi masalahnya, aktivitas peluruhan tersebut bekerja secara stokastik (acak) dan memiliki probabilitas. Dalam keadaan ini, hidup dan mati si kucing pada kondisi superposisi, yaitu kondisi yang memungkinkan dua kejadian berjalan secara simultan. Dengan kata lain, kucing itu mengalami keadaan hidup dan sekaligus mati. Aneh kan?emoticon-NohopeTapi ingat, kotak tersebut harus tertutup dan asumsinya kita enggak mengetahui fakta sebenarnya atas kondisi si kucing.


Untuk memastikan keadaan aktual si kucing, satu-satunya cara adalah dengan melakukan pengamatan. Kotak bisa kita buka. Hal ini tentu sama halnya jika kita memasang detektor jantung dan lain sebagainya, itu sama saja dengan instrumen pengamatan. Kalau tidak diamati sama sekali, maka kucing ini dapat dikatakan hidup sekaligus mati. Peluangnya 50:50. Namun kalau diamati, hanya ada satu kemungkinan, yaitu kucing hidup, atau kucing mati. Keberadaan pengamat inilah yang menjadi inti dari paradoks kucing Schrodinger. Para ilmuwan harus mengakui hal yang enggak masuk akal, yaitu fakta bahwa pengamatan mereka akan mempengaruhi fenomena tertentu. Siapa sangka hanya dengan kita mengamati saja dapat mengubah sesuatu? That's mindblowing.emoticon-Wow

EXAMPLES

Gambaran umumnya, jika di jalan sepi terjadi pembegalan, maka kita enggak bisa menyatakan ada pembegalan, kalau enggak ada pengamatan (saksi mata). Contoh lainnya yaitu pada pemilu 2019, jika Prabowo menang, kita enggak bisa klaim Prabowo presiden, kalau KPU enggak membuka kotak suara dan merekapnya. Memang, seperti kucing yang enggak mungkin mengalami setengah hidup-setengah mati, kasus Prabowo presiden pun demikian, doi enggak mungkin berada di posisi presiden-bukan presiden. Itu kalau kita mememandang dari dalam kerangka klasik. Akan tetapi dalam kerangka kuantum (tidak ada pengamatan), kucing itu berada dalam keadaan hidup dan mati, dan Prabowo itu menang sekaligus kalah.

MULTIVERSE



Lucunya begini. Banyak asumsi bahwa jika kotak berisi kucing itu dibuka dan ternyata kucing masih hidup, tidak membuat peluang kucing mati itu lenyap begitu saja. Namun akan tetap ada dan terjadi di dunia paralel sebagai percabangan dari keadaan superposisi tersebut. Dengan kata lain, bisa jadi di dunia paralel itu Prabowo menang dan jadi presiden Indonesia, bukan Kartanegara. Kitanya saja yang hidup di dunia dimana Jokowi berpeluang 2 periode, bergantung pada nanti bagaimana putusan MK. 

Tentu saja semua contoh di atas hanyalah perumpamaan saja karena paradoks kucing Schrodinger hanya terjadi dalam skala mikroskopis, sedangkan kita hidup dalam skala makroskopis. Kita hidup dalam pengaruh hukum fisika klasik, bukan kuantum. Dan kedua hukum tersebut bekerja pada ranahnya masing-masing.

EXPERIMENTS AND DEEP THOUGHTS



Hal yang menarik dari peristiwa ini yaitu tentu saja pada double slit experiment, dimana pengamat benar-benar mempengaruhi hasil eksperimen secara nyata. Partikel yang ditembakkan ke arah penampang dengan celah ganda akan berperilaku seperti gelombang, yaitu membuat jejak pola interferensi. Namun jika dilakukan pengamatan atas bagaimana partikel itu bergerak, maka hasilnya akan sangat berbeda dari sebelumnya. Apakah partikel itu juga gelombang? Atau kitanya saja yang enggak tau bahwa selama ini semua gelombang itu juga partikel? Dari sinilah teori dualisme partikel-gelombang muncul. 


Ketidak pastian kuantum secara mendasar akan memberikan pemikiran yang cukup menakutkan, setidaknya bagi yang peduli akan eksistensi kita sebagai manusia. Karena manusia itu makhluk makro yang tersusun atas partikel mikro. Ketidakpastian tersebut membuat kondisi ada dan tiada. Bagaimana kita tau bahwa kita itu ada? Bagaimana kita tau bahwa kita masih hidup? Bagaimana kita tau kalau kita enggak hidup dalam dunia simulasi? Tanpa adanya observasi secara nyata, kita takkan tau jawaban nyatanya. But in the first place, what the hell exactly is reality?emoticon-Takut


Untuk lebih memperdalam, bisa deh tonton video berikut.

Spoiler for Schrodinger's Cat:



Spoiler for Double-slit Experiment:


Sekian.
El. Psy. Congroo.
Diubah oleh arai01 16-06-2019 02:57
heykasErie Stingnyimak92
nyimak92 dan 25 lainnya memberi reputasi
26
25.2K
227
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan