Assalamualaikum ... selamat malam kaskuser. Wah udah deg-degan nih. Besok hari pertama anak masuk sekolah. Waktunya emak-emak beraksi gaes.


Malam harinya emak-emak ketcheh pasti sibuk menyiapkan keperluan sekolah anaknya. Mulai dari seragam sekolah hingga sepatu telah disiapkan malam harinya. Dan semua harus baru biar ketceh (kata anak ane), padahal ane cuma beliin beberapa aja yang baru. Yang lainnya barang lama ( contoh emak ngirit he ... ).

Tradisi berebut bangku kelas, saat hari pertama masuk sekolah sudah ada sejak ane pertama masuk sekolah, 25 tahun yang lalu (ketauan dech umurnya😁). Entah sejak kapan tradisi ini di mulai. Ada yang tahu?

Hari pertama sekolah adalah hari yang ditunggu, baik bagi siswa maupun orang tua siswa. Anggapan bahwa tempat duduk baris terdepan dapat meningkatkan prestasi anak menjadikan baris terdepan ini menjadi rebutan.

Dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan ( cie ... dalem cin) untuk mendapatkan posisi strategis itu untuk anak-anak kita. Disaat yang lain terlelap tudur, para pejuang baris pertama rela bangun untuk bersiap ke sejolah. Anak kelas 1 sampai kelas 3, umumnya masih didampingi orang tua di hari pertama sekolah. Untuk anak kelas 4 ke atas biasanya sudah lebih mandiri dan enggan ditemani orangtuanya.


Para wali murid akan berlomba dan beradu strategi untuk mendapatkan posisi strategis itu. Ada sebagian wali murid yang datang ke sekolah sebelum hari pertama sekolah dimulai ( di hari libur sekolah ). Mereka menandai bangku yang mereka inginkan dengan berbagai cara. Ada yang meletakkan tas sekolah bekas yang di lakban di atas meja, ada juga yang menempelkan kertas bertuliskan nama anaknya di atas meja.


Sebagian wali murid yang lain akan datang lebih awal ke sekolah. Mereka biasanya datang ba'da shalat subuh ( beuh ... udah kayak mau antri sembako geratis aje). Salut dech sama emak-emak ini. Beliau rela melawan kantuk dan dingin demi sang anak.

Bagi anak atau wali murid yang datang terlambat. Mereka harus puas dengan mendapat kursi baris belakang.

Ada satu kebiasaan lagi yang menggelitik. Para orang tua siswa biasanya menunggui sang anak sampai tiba jam pelajaran. Alasannya adalah mereka takut jika tempat duduk yang sudah di dapat dengan susah payah itu akan direbut wali murid lain ketika ia sudah pulang ( pengalaman pribadi. He ... ).


Tradisi berebut bangku ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh untuk anak-anak. Setelah kegiatan belajar mengajar dimulai. Para guru biasanya akan meroling posisi tempat duduk muridnya.
Jadi untuk yang duduk di baris belakang akan merasakan duduk di baris depan, begitupun sebaliknya. Istilahnya mengacak posisi duduk.

Pada dasarnya, di manapun posisi tempat duduknya. Semua tergantung kesungguhan anak dalam belajar. Walaupun duduk di baris belakang, tidak menutup kemungkinan untuk berprestasi. Bagaimana menurut agan dan sista?

Adakah yang memiliki kesamaan seperti yang ane tulis?
Sekian dari saya dan terima gaji

Pic by geogle