Arab Saudi di Tangan putra mahkota dari Muhammad bin Salman pun mulai perlahan demi perlahan menjadi negara yang bergaya hidup sekuler dan bebas. Kehebatan putra mahkota muda ini membuat dunia arab ketar ketir terlebih lagi Qatar dan Dubai yang sudah sejak lama mereka mengadopsi budaya sekuler.



Memang visi 2030 Arab Saudi bukanlah hisapan jempol visi itu disusun oleh Mohammed bin Salman bahwa negara Saudi harus menjadi tempat paling inovatif bagi bisnis, pariwisata, dan mengundang investasi asing. Selain infrastruktur yang sudah memadai perbedaan status gender terhadap perempuan kini lebih terbuka, wanita saat ini bisa menikmati jalan dengan menyetir mobil sendiri, menikmati pertandingan di sejumlah stadion megah di Saudi, menikmati film di bioskop yang dahulunya dilarang, bahkan Jeddah dan Riyadh di proyeksikan menjadi dunia fashion untuk seluruh timur tengah.



Maka tak heran fashion show pun sudah berjalan merambah Madinah, negara ini saat ini sedang berbenah kebijakan Muhammad bin Salman pun sebenarnya banyak di kritik ulama-ulama tua, tapi Saudi tak bisa diam bila tak ingin tertinggal ketika minyak bumi bukan menjadi sumber energi satu-satunya di dunia. Saudi dengan banyaknya orang berhaji diharapkan menjadi ladang investasi bagi asing yang sangat vital.



Terutama di sektor pariwisata, property dan bisnis yang mengundang investasi asing agar bisa meningkatkan devisa dan pajak negara. Langkah Saudi sangatlah berani di tengah hiruk pikuk dunia adanya kelompok yang ingin hidup seperti masa lalu, dimana hak-hak wanita dikebiri justru sebaliknya Saudi memberikan hal yang berbeda mereka tahu Negara Muslim tidak lah harus terjerat dalam kotak dan tak bisa menikmati hidup di dunia.



Persamaan hidup bagi manusia antara wanita dan laki-laki kini mulai tampak hasilnya, bahkan wanita pun bisa bekerja layaknya lelaki inilah Saudi baru yang tidak di suka oleh beberapa kaum yang merasa paling suci. Misi 2030 Saudi menjadi negara yang sekuler nampaknya akan terpenuhi.



Bukan tak mungkin bikini pun menjadi halal di tanah Saudi, bahkan minuman anggur pun sudah seperti kopi yang di jual bebas, pergaulan bebas pun dianggap peradaban, bersolek kepada selain suami kini dianggap elegant, pakaian ketat pun dianggap kebebasan, bahkan perzinahan dianggap hubungan yang biasa, sementara itu ajakan kebajikan adalah bentuk dari fanatisme, mencegah kemungkaran dinilai bentuk dari sebuah keterbelakangan.

Nampaknya visi Indonesia dan Saudi berbeda, apakah Indonesia di 2030 akan menjadi seperti Saudi di masa lalu dan Saudi menjadi Indonesia di masa kini. Kita lihat nanti sembari menunggu sambil seruupuutt kopi.



Nah bagaimana nih pendapat agan dan sista semua, silahkan komentar, beri TS cendol, follow, rate bintang 5, dan tentu juga jangan lupa share and like karena semua itu gratis !! 



c4punk@2019

Gambar google
referensi tulisan

GIF