AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Rahasia Sipir Penjara, sang Istri Langsung Minggat Saat Tahu Tugas Suaminya



Nama Darshan Singh, seorang pria India, mendadak terkenal di dunia sejak tahun 2005 lalu.

Sebelum tahun itu, Darshan Singh hanya dikenal masyarakat sebagai seorang sipir yang bekerja di penjara Changi, Singapura.

Penjara Changi

Selama 46 tahun, yakni sejak tahun 1959–2005, tiada yang tahu apa yang menjadi tugas utama Darshan Singh di penjara terkuat di Singapura tersebut, termasuk anak dan istrinya. Yang tahu hanyalah pihak pemerintah Singapura.

Darshan Singh bagaikan seorang agen dinas rahasia, orang terdekat dengan hidupnya sendiri tidak boleh mengetahui tugasnya. Dan ia memang dilarang keras oleh pemerintah untuk membuka identitas dirinya.

Kini, pria berusia 87 tahun itu telah pensiun dari tugas rahasianya. Istrinya begitu shock ketika mengetahui tugas suaminya selama ini, sehingga ia langsung minggat meninggalkannya.

Alasannya, sang istri merasa dirinya dibohongi, dikhianati dan dibodohi oleh Darshan puluhan tahun selama hidup mendampinginya.
***
Suatu ketika, media cetak Australia berhasil mewawancarai Sipir Penjara Changi tersebut.

Dari situlah akhirnya terungkap apa yang selama 46 tahun itu dilakukan oleh Darshan Singh.

Ternyata, tugas atau jabatan utamanya adalah sebagai ALGOJO, alias tukang jagal Terpidana Mati di Singapura.

Dan berdasarkan pengakuan Darshan Singh, selama 46 tahun, ia telah mengeksekusi mati tidak kurang dari 850 narapidana yang divonis hukuman mati.

Mendengar pengakuan Darshan Singh tersebut, mata dunia seolah terbelalak. Maka gelar “Malaikat Pencabut Nyawa Paling Legendaris” disematkan padanya.

Sebab terbongkarnya identitas Darshan Singh sendiri tidak kalah hebohnya dengan ‘aksi jagal’ yang telah dilakukannya.

Semua berawal di tahun 2002. Saat itu, seorang warga Australia yang bernama Tuong Van ditangkap di Bandara Changi, Singapura.

Tuong yang saat itu mau pulang ke negara asalnya kedapatan membawa 400g heroin. Menurut hukum Singapura, setiap orang dewasa yang memiliki narkoba lebih dari 15 gram, maka tiada hukuman selain tiang gantungan.

ilustrasi

Tuong dinyatakan terbukti bersalah. Pemerintah Australia berusaha membebaskan Tuong, namun tidak berhasil, sehingga hubungan kedua negara sempat memanas.

Pengadilan Singapura telah memutuskan, Tuong akan diekseksi mati pada bulan Desember 2005.

Tuong Van

Beberapa bulan sebelum eksekusi itu dilaksanakan, agen intelejin Australia berhasil menculik sang Algojo yang ditugaskan untuk menggantung mati Tuong. Dari situlah awal terbongkarnya identitas dan tugas Darshan Singh selama ini.

Pihak Singapura kelabakan. Eksekutor terbaik mereka sedang ditawan. Maka mereka segera berusaha mencari algojo pengganti Darshan Singh.

Mengetahui rencana tersebut, pengacara Tuong langsung protes:

“Klien kami tak rela dieksekusi oleh algojo yang tidak berpengalaman.”

Akhirnya Darshan Singh dibebaskan, namun Tuong tetap dijatuhi hukuman mati, sebagai ‘orang terakhir’ yang wafat di tangan Darshan.
***
Jauh sebelum pensiun (2005), Darshan Singh sudah berkali-kali memohon untuk pensiun dari tugasnya sebagai algojo. Namun pemerintah Singapura tidak pernah mengabulkannya.

Hal itu disebabkan karena pemerintah tidak pernah mendapatkan orang yang bisa dan bermental kuat seperti Darshan Singh sebagai algojo.

Penjara Changi pernah merekrut 2 orang calon algojo sebagai pengganti Darshan Singh, namun keduanya gagal. Satu orang berkebangsaan Melayu, satu lagi dari Cina.

"Saat harus menarik tuas, tubuh mereka mendadak beku, tak bergerak sama sekali. Padahal, terpidana mati harus segera dieksekusi,” cerita Darshan Singh.
***
Sepeninggal istrinya, kini Darshan Singh tinggal bersama istri kedua dan tiga anak angkat. Ia ingin hidup damai sebagai masyarakat biasa. Karena menurutnya, sejak berusia 27 tahun ia sudah menjadi algojo.

Alasannya menjadi algojo, karena tergoda dengan besarnya gaji yang diterima. Gaji terakhir yang diterimanya sebesar AS$ 312 untuk satu kali eksekusi mati.
***
Darshan Singh memang ahlinya dalam urusan tiang gantungan. Ia bisa membuat terpidana cepat mati tanpa merasa tersiksa, berkat kepandaiannya menghitung tinggi dan berat badan terpidana, serta panjang dan kekuatan tali.

"Mereka tidak akan menggeliat-geliat seperti ikan lepas dari air," jelas mantan algojo kelahiran India tahun 1932 itu tentang keahliannya.(*) Ref
Diubah oleh Aboeyy 20-04-2019 16:35
tien212700
tien212700 memberi reputasi
35
31.3K
177
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan