salabintAvatar border
TS
salabint
Siswa Madrasah Sanggup Susupi Situs NASA, Diminta temannya Bobol Medsos Mantan
Setelah keberhasilannya memasuki situs milik badan Astronomi dunia, NASA, dan dikenal oleh publik, kini Putra Aji Adhari (15), justru mendapatkan banyak orderan dari teman-temannya.
Namun bukannya digunakan hal-hal yang cukup bermanfaat, teman-teman Putra justru meminta tolong padanya untuk melakukan hal remeh-temeh, seperti membobol akun Instagram maupun Facebook milik mantan kekasih teman-temannya.

Siswa Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) di daerah Ciledug, Kota Tangerang, Banten, ini langsung menolak mentah-mentah keinginan teman-temannya tersebut karena merasa itu bukanlah hal yang benar.


"Ya enggaklah, gak penting," ucap Putra saat ditemui di kediamannya pada Senin (1/4/2019), seperti dikutip TribunWow.comdari TribunJakarta, Selasa (2/4/2019).
Putra dari pasangan Darso dan Sanaah ini menolak keinginan remeh para temannya itu, meskipun sebenarnya jika ia lakukan maka hal semacam itu tidaklah susah bagi dirinya.
Bahkan untuk membobol akun media sosial, ia mengaku hanya memerlukan waktu selama tiga menit dan paling lama sepuluh menit.
Remaja yang masih duduk di bangku Madrasah itu membeberkan bahwa dari pengalamannya selama ini, media sosial yang cukup susah untuk dibobol adalah Facebook dan Instagram.
"Bisa sih, tapi itu kan kalau Instagram apa ya sekuritinya lebih tinggi jadi lebih lama. Tapi kalau Facebook pernah dan itu ada bug dikit beberapa," bebernya.
Remaja yang belajar pemrograman secara otodidak ini didekati teman-temannya untuk meminta tolong membobol media sosial dengan dalih hendak minta diajarkan komputer.
"Pas tahu saya bisa nge-hack gitu, langsung banyak yang minta ajarin komputer. Terus minta ajarin acara hack," tutur Putra.
Namun ternyata setelah niatan baik teman-temannya itu dituruti, justru mereka meminta untuk diajarkan cara membobol media sosial orang lain.

"Tapi mintanya malah tolong ajarin sama hack-in akun Facebook, Instagram mantan," ujar remaja yang dikenal pemalu itu sembari tertawa.
Lebih lanjut, remaja yang memilih untuk menjadi white hat hacker ini menyebut bahwa dirinya selama ini tak pernah membobol situs milik badan astronomi dunia, NASA, melainkan hanya melakukan penetration testing.
"Mengetes bagian mana yang ada bugnya dan ada celahnya untuk bisa disusupi. Nanti dari sana kita lapor ke NASA," jelasnya.
Ia hanya mencoba untuk memasuki situs tersebut dan mengecek bagian mana dari situs tersebut yang dapat disusupi oleh hacker lain.
"Kan kalau masuk ke situ NASA harus ada izinnya, nah ini aku bisa masuk bebas," ucapnya.
Setelahnya, ia akan melaporkan kepada pihak pemilik situs bahwa terdapat bug yang cukup rawan untuk dimasuki oleh hacker.
"Jadi aku melakukan penetration testing ke situs NASA, nah bugnya impact-nya itu besar banget. Itu nama bugnya RCA (remote code execution) jadi dari URL itu aku bisa masukin komen linux langsung ke server."

"Nah itu impact-nya aku bisa buat file gitu, pokoknya sudah masuk serverlah. Database juga bisa keliatan gitu," terangnya.
Selain memasuki situs milik NASA, anak dari empat bersaudara itu juga mengaku bahwa pernah berhasil memasuki situs milik beberapa bank di Indonesia.
"Kalau sering mah enggak, tapi ada beberapa perusahaan besar dan itu rentan juga," sebutnya.
Diberitakan sebelumnya, dikutip dari YouTube Narasi TV dengan tema 'Bukan Hacker Biasa' yang tayang pada Rabu (20/3/2019), Putra mengaku bahwa selama ini dirinya berhasil meretas berbagai website.
Namun yang paling berkesan dan membuatnya tak menyangka adalah ketika dirinya mencoba memasuki situs milik badan penelitian astronomi dunia, NASA.
Bocah madrasah tersebut tak menyangka ketika dirinya melakukan penetration testing (mensimuasikan serangan pada jaringan),  justru ia berhasil masuk ke dalam situs tersebut.
Padahal situs semacam itu seharusnya sulit untuk dibobol, apalagi dengan jumlah developer yang diketahui sangat banyak, hingga mencapai jumlah ribuan.

Putra mengaku bahwa pada awalnya ia tertarik mendalami dunia programming lantaran banyak rekannya yang membagikan kisah terkait keberhasilan tokoh-tokoh ternama, seperti Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan sebagainya di media sosial.
Remaja itu kemudian merasa tertarik dengan bagaimana cara para tokoh dunia itu dapat berhasil dan menjadi sukses. Ia kemudian mendapatkan jawaban atas pertanyaannya itu, yakni dengan belajar pemrograman, lantaran para tokoh dunia yang terkenal mayoritas berasal dari dunia pemrograman, seperti Mark Zuckerberg dengan media sosial Facebooknya.
Dalam tayangan video tersebut, Putra kemudian juga menunjukkan keahliannya dalam membobol situs keamanan pemerintah. Ia berhasil membuktikan bahwa dirinya berhasil masuk ke dalam sistem keamanan milik situs pemerintah hanya dalam waktu tiga menit.
Namun, dirinya mengaku bahwa ia tak akan menyalahgunakan keahlian yang dimilikinya tersebut. Justru, dirinya lebih memilih untuk berkarier sebagai bug hunter.
"Kalau bug hunter itu, contohnya ya, ada suatu rumah yang menurut pemilik rumahnya itu sudah tertutup rapat. Menurut dia itu enggak ada orang pun yang bisa masuk."
"Nah karena ada bug hunter, si bug hunter-nya itu melakukan penetration testing contohnya. Lalu dia bisa masuk tanpa diketahui si pemilik rumahnya."
"Nah kalau sudah seperti itu, biasanya si bug hunter tersebut akan membuat laporan ke pemilik rumah," jelas Putra dalam tayang video tersebut.

Putra mengaku bahwa dirinya memang tak memiliki latar belakang keluarga yang berasal dari dunia teknologi informasi seperti yang diminatinya. Oleh karena itu, Putra mendalami programming secara otodidak.
Bahkan menurut keterangan Putra, di Madrasah tempat ia menimba ilmu, tak ada pelajaran komputer untuk menunjang minatnya tersebut.
Lebih lanjut, Putra mengaku bahwa dalam kesehariannya, ia akan bermain komputer dan kadang-kadang bermain game usai pulang dari sekolah. Game itulah yang juga merupakan motivasi Putra hingga kemudian tertarik pada dunia programming.
Ia menyebut bahwa keahliannya ini awalnya didasari dari kegemarannya untuk bermain game online seperti Minecraft, Point Blank dan banyak lagi. Putra merasa tertarik tentang bagaimana cara menciptakan sebuah game, lalu ia mencarinya melalui internet.
Putra menyebut jika dewasa nanti, dirinya bercita-cita untuk menjadi seorang programmer handal. Siswa madrasah tersebut juga mengatakan bahwa dirinya mengidolakan dua programmer asal Indonesia, yakni Jim Geovedi dan Onno W. Purbo, atau yang kerap disapa Kang Onno.
Putra tampak bahagia ketika dapat dipertemukan dengan Kang Onno. Kang Onno menyebut bahwa kemampuan seperti yang dimiliki Putra sangat dibutuhkan, dan dicari oleh perusahaan di Indonesia.

Banyak perusahaan di Indonesia tak berhasil mendapatkan bug hunter, developer maupun programmer dengan keahlian sebaik Putra dari anak negeri. Justru para perusahaan yang membutuhkan pekerja di bidang tersebut mendapatkannya dari India.

Kang Onno kemudian menyebutkan bahwa seharusnya anak negeri dengan keahlian seperti Putra mampu mendapatkan dukungan dari pihak pemerintah. Ia menyebut bahwa dari anak-anak berbakat seperti itulah, internet di Indonesia dapat lebih aman. 




TribuNNews



0
3.5K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan