Jika jatuh cinta, maka bersiaplah untuk terluka. Jika mencintai, maka bersiaplah tak memiliki.




Pernahkah Agan dan Sista jatuh cinta, lalu mencintai seseorang? Mencintai yang penuh kegilaan tanpa logika. Mencintai tanpa mengenal sin, cos, dan logaritma. Karena jika dipikirkan semakin blunder dan pening kepala.









Aku mencintaimu tanpa batas dan mengenal waktu. Bahkan sekalipun matahari tak tersenyum. Malam gelap karena sang rembulan redup dan hanya tinggal nama diukiran aksara batu.




Lalu, apakah salah jika mencintai seseorang mengalahkan logika? Kau tahu, rasa sakit ketika kebimbangan datang mendera. Haruskah hati yang didahulukan? Ataukah logika yang dimenangkan? Lalu, bagaimana caranya memilih dengan benar? Padahal cinta buta tak mengenal apapun.



Cinta membuat gila karena tanpa mengenal syarat apapun. Mencintai itu buta karena tak peduli apapun yang dirasakan oleh panca indera. Bagi cinta tetaplah keindahan sebelum rasa terluka datang menyapa.



Bagaimana caranya aku harus mencintai seseorang yang aku cintai? Apakah setulus apa yang ada didalam hati? Ataukah dengan kesenangan agar hati tak sakit? Karena terjatuh disaat mencintai itu rasa sakitnya luar biasa. Membekas yang tak pernah hilang.



Yeaahh ... aku tau jika luka dan cinta itu beriringan satu sama lain. Berdampingan dan tak terpisahkan. Seperti antara cinta dan benci. Aku takut terlalu mencintainya, yang pada akhirnya menjadi membencinya.



Ajari aku untuk menjadi seseorang yang kamu inginkan. Agar kamu tak menginginkan orang lain selain aku disampingmu.




Ketika sudah mencintai sepenuh hati, tentu akan melakukan apapun demi membuat doi bahagia dan nyaman.
Semua demi dia..
*eaaa...




Bagiku kesetiaan adalah nomor satu dan paling utama. Kemudian komitmen yang tak tergoyahkan. Bisakah kamu melakukannya padaku? Hanya itu, karena jika aku meminta sebuah kesempurnaan bukan padamu, melainkan pada Tuhanmu. Tetap bersamaku melewati ruang dan waktu.



Mencintai itu mudah, yang sulit adalah dicintai orang yang aku cintai.



Namun ketika mengutarakan cinta dan ternyata itu tak terbalas, ada rasa sakit dan sesak menyayat begitu dalam didada. Ada debaran rasa yang tak bisa dilupakan. Apakah aku memilih tetap tinggal untuk menunggu sampai bisa memilikinya? Ataukah harus pergi mencari cinta yang lain?


Hmm...
Lalu ini salah siapa? Apakah cinta ataukah kerapuhan hati? Mengapa sulit untuk mencintai seseorang? Ataukah aku yang terlalu mempersulitnya?


Padahal kata orang jatuh cinta itu indah. Namun pada kenyataan saat mencintai itu ada banyak warna. Ada jutaan rasa yang menemani disetiap perjalanan kisah. Ada air mata kesedihan dan kebahagiaan yang hompimpa menjemput dikemudian hari.




Jangan paksa orang untuk jatuh cinta padamu, tapi dekati dan buatl dia bahagia hingga dia bisa jatuh cinta.
Karena apa? Karena jatuh cinta adalah akibat paling indah.



Hal yang terindah dalam cinta adalah bisa saling memiliki satu sama lain. Memberi dan melengkapi tanpa harus melukai. Luka sedikit ya sudah tak mengapa. Toh tujuannya agar hati lebih kokoh dan tak tergoyahkan.



Namun tetap saja aku takut, takut untuk memulai dan mempercayai apa yang ingin aku rasakan. Takut terjatuh dilubang dan diluka yang sama. Sesulit inikah mencintai seseorang?










Terima kasih untuk yang sudah merelakan waktunya mampir dithreadku..
Salam kenal dari aku...