Papa.T.BobAvatar border
TS
Papa.T.Bob
Cara Agar Tetap Terjaga di Hadapan Algoritma yang "Sok Asik"

Spoiler for epilepsy warning:


*****

Pernahkah agan berpikir, ketika seorang enthusiastkuliner memasukkan kata kunci "chicken" di mesin pencari. Maka kemungkinan hasil pencariannya akan berbeda dengan seorang penggila esports yang memasukkan kata kunci yang sama, di mesin pencari yang sama.

Hal ini bisa terjadi karena teknik pemasaran daring (online) saat ini menggunakan algoritma untuk merekomendasikan hasil pencarian yang sesuai dengan karakteristik personal calon konsumen.

Tujuannya sih baik, yakni memanjakan kita agar lebih mudah mendapatkan informasi yang "nyambung" dengan keinginan kita. Tapi di sisi lain algoritma telah "lancang" merekomendasikan konten-konten informasi yang dirasa sesuai dengan karakteristik personal konsumennya. Padahal selera algoritma belum tentu sama dengan selera kita, apalagi kebutuhan kita.

*****

Spoiler for epilepsy warning:


Memang dalam prosesnya habitkitalah yang membentuk selera algoritma. Logika algoritma akan memproses data-data seperti lokasi, lalu history serta previous search, juga karakteristik psikografi kita. Habit atau kebiasaan berinternet itu lalu diproses untuk menampilkan feed berdasar perilaku informasi kita.

Pada akhirnya selera algoritma terbentuk dan semua informasi yang muncul di rekomendasi video Youtube, daftar putar Spotify, Instagram feed, rekomendasi buku di Amazon, rekomendasi produk di toko daring, hingga hasil pencarian Google disesuaikan dengan selera bentukan algoritma. Logika algoritma mulai mencoba menebak-nebak apa yang kita suka. Dan selera algoritma perlahan-lahan mulai membentuk selera kita.

*****

Spoiler for epilepsy warning:


Yang menjadi permasalahan adalah algoritma mencoba memukul rata selera kita. Informasi-informasi yang direkomendasikan oleh kecerdasan buatan mencoba mengarahkan cara berpikir kita, dengan memisahkan informasi yang sesuai dan tidak sesuai, dipandang dari perilaku berinternet kita. Maka muncullah polarisasi antara informasi "kesukaan" kita, yang ditampilkan di feed/rekomendasi, dan informasi yang coba "disembunyikan", yaitu informasi yang menurut algoritma tidak sesuai dengan "selera" kita.

*****

Sebagai seorang yang senang menulis konten, ane memanfaatkan internet sebagai lahan informasi untuk riset kecil-kecilan atau mencari inspirasi. Dan ane sangat terbantu dengan artikeldari Huffington Post yang berjudul "Breaking The Algorithm".

Melalui artikelnya sang penulis, Craig dan Marc Kielburger, mengajari kita untuk mengecoh algoritma. Caranya dengan mengklik konten-konten informasi yang "disembunyikan" oleh algoritma, meski tidak jarang konten tersebut "bukan ane banget". Tujuannya tidak lain agar kita mendapat informasi dari perspektif yang berbeda. Dengan begitu literasi kita akan terus berkembang, dan kita mempunyai otoritas atas selera kita sendiri.

*****

Spoiler for epilepsy warning:


Ane tidak mengajak agan untuk anti atau resisten terhadap algoritma. Karena bagaimanapun algoritma tidak salah. Ane cuma mau mengajak agar agan tetap sadar dan tetap terjaga. Sebab yang salah adalah kita yang pasrah-pasrah saja, saat persoalan selera sudah didikte oleh algoritma.

*****

Sekian dari ane Bre & Sis.
Jangan mau didikte algoritma ya emoticon-Big Grin
Salam dan sampai jumpa di threadCipt. Papa.T.Bob selanjutnya.
emoticon-Rate 5 Star emoticon-Toast

*Thread ini juga mengambil referensi dari artikel koran Kompas berikut
Diubah oleh Papa.T.Bob 04-04-2019 01:09
anasabila
4iinch
4iinch dan anasabila memberi reputasi
26
8.2K
78
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan