ashibnu
TS
ashibnu
Kisah Hiram Bingham Mencari Kota Kuno Inca

Seorang profesor berjibaku dengan semak belukar dan akar rambat dalam lebatnya hutan hujan Amerika Selatan. Dengan sebilah parang dia memotong dan menebas rimbunan pepohonan untuk membuat jalan setapak agar memudahkannya untuk berjalan. Bersama rombongan dia sesekali memperhatikan hutan untuk mencari arah ke mana mereka berjalan. Mendaki bukit, menyusuri sungai, menyatu dengan hijaunya rimba belantara. Dengan perbekalan terbatas mereka merengsek lebih jauh ke dalam hutan.

Pada tahun 1908 diadakan pertemuan ilmiah lintas benua Amerika di Santiago, Chile. Universitas Yale di Amerika Serikat mengutus seorang ahli sejarah bernama Hiram Bingham. Di perjalanan pulang melalui negara Peru, seorang pejabat setempat meyakinkan dirinya untuk mengunjungi tempat yang bernama Choquequirao sebuah kota era Pra-Colombia. Kunjungan itu membuat Bingham sangat kagum sehingga dia menghabiskan banyak waktu untuk menulis buku selama dalam perjalanannya dari Buenos Aires ke Lima, yang berjudul Across South America. Karena kekaguman itu Bingham tertarik dengan kota - kota Inca yang belum ditemukan.


Sekembalinya ke Yale, Bingham meyakinkan Universitas untuk menyiapkan ekspedisi bersama dengan otoritas Peru untuk menjelajahi situs Inca di wilayah Cusco.  Ekspedisi dimulai pada tahun 1911, dengan Bingham sebagai penjelajah utama.  Kemudian rombongan langsung mulai bekerja dengan bertujuan untuk mencari Ibukota terakhir suku Inca di Peru. Dia mencari tahu tentang dua tempat yang sebelumnya disinyalir sebagai ibukota terakhir suku Inca. Dua tempat itu disebutkan oleh cerita - cerita penduduk lokal, yang diyakini sebagai Victos dan Vilcabamba. Namun, Bingham tidak mengetahui dengan baik info tentang kedua kota itu.

Setelah tiba di kota Cusco, Bingham bertemu dengan Albert Giesecke, Rektor Universitas Negeri  San Antonio Abad. Giesecke menyatakan bahwa dia mengenal seorang petani lokal bernama Melchor Arteaga yang berbicara tentang reruntuhan luas di punggung bukit dekat tempatnya tinggal di Lembah Urubamba. Pada tanggal 19 Juli 1911, ekspedisi Bingham dari Cusco langsung menuju ke Lembah itu, melalui kota Urubamba dan Ollantaytambo, untuk mencari reruntuhan di Kota Vitcos. Berdasarakan penuturan warga reruntuhan kota Inca berada di dekat Vilcabamba, yang harus ditempuh dengan pendakian selama 2 hari dari Vitcos.


Dengan menyusuri sungai Urubamba dan mengumpulkan berbagai informasi dari penduduk setempat. Setelah menemukan beberapa reruntuhan Inca dan menyadari bahwa mereka masih belum menemukan tempat yang diinginkan, lalu ekspedisi  tiba di sebuah tempat bernama Mandor Pampa. Di sini, Bingham bertemu dengan Melchor Arteaga, seorang petani setempat, yang telah disebutkan oleh Giesecke, dia  mengetahui informasi tentang sisa-sisa reruntuhan Inca di daerah tersebut. Mendengar itu Arteaga membawa Bingham menyeberangi sungai dan menuju puncak gunung Huayna. Di puncak gunung, mereka bertemu dengan pasangan yang sudah lama tinggal di sana. Pasangan itu bertani di lerang gunung dan telah membersihkan daerah itu empat tahun sebelumnya. Bingham dipandu oleh anak berumur 11 tahun bernama Pablito memeriksa reruntuhan itu.


Meskipun terkesan oleh situs tersebut, Bingham tidak yakin bahwa itu adalah kota tempat persembuyian terakhir suku Inca dari penjajah Spanyol karena tempat itu tidak sesuai dengan deskripsi Vitcos ataupun Vilcabamba. Tim memutuskan untuk meninggalkan lokasi itu dan terus menuju Timur Laut ke Lembah Sungai Vilcabamba di mana mereka menemukan sebuah batu pahatan besar yang belum selesai di Rosapata. Mereka segera mengenali situs ini sebagai kuil Inca Nusta Ispana atau Chuquipalpa. Ekspedisi berlanjut menyusuri Sungai Urubamba dan menyusuri Sungai Vilcabamba, memeriksa semua reruntuhan yang bisa mereka temukan di sepanjang jalan. Dipimpin oleh penduduk setempat menuju ke sebuah tempat di puncak bukit, Bingham akhirnya berhasil menemukan dan mengidentifikasikan kota Vitcos.


Merasa sudah cukup menyusuri Vilcabamba, ekspedisi berlanjut ke arah Timur Laut dan melewati Celah Colpacasa ke desa Pampaconas. Di sini mereka bertemu dengan seorang petani setempat yang membawa mereka ke reruntuhan yang tertutup oleh tanaman hutan,  tempat itu disebut sebagai Espiritu Pampa. Setelah menjelajahi situs selama beberapa hari, Bingham menyimpulkan bahwa itu bukan kota terakhir suku Inca karena arsitekturnya yang terlalu kasar.


Dalam perjalanan pulang, Bingham mengirim dua anggota timnya untuk membersihkan dan memetakan reruntuhan di Gunung Huayna. Setelah gagal mengidentifikasi reruntuhan yang disinyalir sebagai Vilcabamba sebelumnya, dia yakin bahwa reruntuhan di Gunung Huayna sebenarnya adalah Vilcabamba. Dia menyimpulkan bahwa reruntuhan di Gunung Huayna adalah Kota Yang Hilang yang ditemukan kembali, dengan dukungan Universitas Yale dan Perhimpunan Geografis Nasional, pada tahun 1912, 1914, dan 1915 mereka mulai  menggali dan menjelajahi situs tersebut.


Kemudian, pada tahun 1964, Gene Savoy, seorang penjelajah Amerika, meneliti sepenuhnya situs Espiritu Pampa dan berhasil mengidentifikasinya sebagai Vilcabamba Viejo, kota tempat suku Inca lari dari Penjajah Spanyol setelah meninggalkan kota Vitcos. Bingham tidak mengetahui perbedaan arsitektur bangunan kerajaan Inca Kuno dan kerajaan Inca baru.  Lalu reruntuhan Gunung Huayna diidentifikasi sebagai bangunan yang bergaya kerajaaan Inca Kuno. Sebagaimana penuturan penduduk di lingkungan itu menyebut reruntuhan yang terletak di ketinggian itu sebagai Gunung Tua atau Puncak Lama yang dalam bahasa Quechua dilafalkan dengan Machu Picchu.


Meskipun Machu Picchu sebelumnya telah diklaim ditemukan oleh Augusto Berns seorang Jerman yang telah memetakan situ itu pada tahun 1860.  Dan kemudian penjelajah asal Perancis bernama Charles Wiener yang menyatakan sudah mengunjungi tempat itu pada tahun 1875. Tetapi Hiram Bingham yang mengenalkan Machu Picchu pada dunia melalui penjelajahan dan identifikasinya terhadap kota- kota kuno yang pada waktu itu belum mendapat perhatian.

Bahkan duo sutradara kondang Hollywood Steven Spielberg dan George Lucas menciptakan karakter fiksi Indiana Jones yang konon didasarkan pada kisah Hiram Bingham. Bukunya yang berjudul The Lost City of Incas, yang diterbitkan pada tahun 1948, adalah buku terlaris dan masih dibaca banyak orang hingga sekarang.




Diubah oleh ashibnu 23-03-2019 02:46
rickyrickardo
rickyrickardo memberi reputasi
15
11.5K
54
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan