bekticahyopurnoAvatar border
TS
bekticahyopurno
Bertemu Masa Lalu
Tentang Mantan dan Kumpulan Cerpen yang Bikin Baper



Quote:






Hari itu, baru saja kedua langkah kaki menjejak tanah di pelataran depan Masjid pada suatu senja, terlihat seseorang yang sama sekali tidak asing bagiku. Seperti orang umumnya saat hari raya Idhul fitri, aku bersama istri tengah bersilaturahmi di Jawa Timur di hari ke tiga.

Udara bening tanpa warna menyeruak dengan aroma khas pedesaan. Aroma itu membawaku kembali pada satu ingatan tentang seseorang. Bersama mata yang mulai mengkabut. 

Senyumnya, lesung pipinya, semua hal tentangnya masih terekam jelas dalam ingatan. Sepertinya, masih tersimpan rindu yang tersembunyikan di sana, dalam palung hati. 

"Ngak mampir, Kak?" Sebuah tanya yang membuatku menoleh pada perempuan yang baru satu tahun lalu aku nikahi.
"Mampir ke mana?"
"Itu ke seberang!" ucapnya mencebik," Ayuk kenalin aku ama dia Kak," tegas pintanya.

Aku hanya mengernyitkan kening, sembari meliriknya sedikit, lalu tersenyum tipis. Ini orang kenapa ya? Emm menyebalkan, batinku.  

"Ngawur kamu, Dek. Suruh ngenalin sama siapa? Kakak'pun tak kenal," belum selesai kata-kataku mencoba mengalihkan perhatian, ia sudah lebih dulu mencubit perutku,"Sakit, tau?" jeritku merintih
"Yakin gak kenal?" tanya lampir muda menindas.
"Ya, dia mantanku. Kenapa? Lagian yang aku nikahi itu Adek'kan? Bukan dirinya?"
"Emm marah ya? Kasian-kasian," ejeknya renyah.

Partikel mengikat membentuk melekul-melekul emosi lalu menggumpal memenuhi rongga dada. Dengan tertatih langkah kakiku menuju sebrang jalan menemuinya.

"Apa kabarmu?"

Sebuah tanya sapanya yang sungguh bukan basa-basi. Kabar adalah hal terpenting yang selalu ia tunggu dariku, dulu.

"Baik, kamu?"
"Ah... aku tau kamu bisa menjawab pertanyaanku lebih dari itu. Semua orang tau jawaban dari kabar adalah 'baik'. Sedangkan kita bukan 'semua orang'," jawabnya meruntuhkan pertahanyanku.

Lima tahun yang lalu, dia adalah satu-satunya perempuan yang mengisi lembaran demi lembaran perjalanan hatiku. Bahkan lukisan senyumnya selalu hadir menyapa meski kini aku telah berpunya.

"Semuanya memang seperti biasanya. Aku masih baik-baik saja di sini, masih tetap di kamar yang selalu menunggumu pulang. Aku masih menolak banyak hal. Istriku selalu masih menangkap banyangan lain di mataku. Ia adalah satu-satunya orang yang bisa membaca mata selain kamu. Tapi tidak seperti kamu, ia tidak pernah lari dari pandangan mataku," balasku megurai kata panjang kali lebar.

Sesaat waktu seolah terhenti, diam, hening tanpa sebuah jawaban. Tersirat jelas dalam tatapannya yang dialihkan.

"Walaupun kamu memulai kalimat itu dengan semuanya biasa saja, tapi jawabanmu barusan jauh lebih baik dibandingkan jawabanmu yang pertama," balasnya melesat seperti anak panah, tepat menghuncam jantungku.

"Kamu masih banyak menuntut jawaban soal kabar. Kamu sendiri sama sekali belum menjawab pertanyaanku."

"Apa yang bisa aku katakan kepada seseorang yang pergi meninggalkanku tanpa kabar. Padahal bagiku mendengarmu baik-baik saja itu sudah cukup," balasnya beriringan dengan sebening tirta melompat menghiasi matanya.

"Jadi itu semua salahku?"
"Menurutmu?" Balik menantang.

"Dua tahun yang lalu aku kesini mencarimu, kamu ke mana? Bukanya aku menemukannmu, tapi sebuah kabar pernikahanmu yang aku dapat."

Hembusan angin menampar-nampar wajah cerahnya yang kini mulai memerah. Wajah yang dulu selalu meneduhkan hatiku. Kini menjadi wajah yang selalu lebih horor dari setan manapun di dunia, begitu juga dalam setiap saat aku memejamkan mata.

Sayu tatapannya melemparkan senyum tipis yang mudah pecah. Kemudian sisakan keheningan diantara kita. Keheningan yang sangat terasa kering hingga membakar kerongkongan dada, menjadi butiran batu memenuhi  mata tidak terkendali.

Kini dia hanya tersenyum sembari menghela nafas dengan menunduk memperhatikan kukunya yang seakan ada yang salah dengan mereka. Padahal sebenarnya ia  hanya sekedar mengalihkan pandanganku, pandangan lelaki yang yang pernah ada dalam hidupnya lima tahun yang lalu. 

Tidak ada percakapan lagi, kemudian semua berlalu begitu saja. Biarlah hari itu menjadi kenangan pahit yang menyenangkan tentang mantan. Aku kembali pada bidadari surgaku hingga saat ini dan baik-baik saja. Sedangkan dia juga sudah punya kehidupan baru.

emoticon-Wowemoticon-Leh Uga emoticon-Cendol Gan


Sista dan Agan Kepoin Juga Cerita Lainnya Disini :



Spoiler for Baca Selengkapnya :




Sumber; Dokumen Pribadi 
Ilustrasi gambar  Link DISINI
Diubah oleh bekticahyopurno 12-01-2020 15:14
miniadila
betiatina
rinafryanie
rinafryanie dan 40 lainnya memberi reputasi
41
10.5K
206
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan