n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Eggi Sudjana Polisikan Agum Gumelar soal Penculikan 98


Jakarta, CNN Indonesia -- Kuasa Hukum Koalisi Masyarakat Anti Korupsi dan Hoaks (Kammah) Eggi Sudjana melaporkan Agum Gumelar atas kicauannya terkait peristiwa 1998 ke Bareskrim Polri. Laporan Eggi diterima dengan nomor laporan LP/B/0311/III/2019/BARESKRIM tertanggal 19 Maret 2019. Dalam laporan, Agum dikenakan Pasal 221 KUHP tentang Tindak Pidana Menghambat Penyidikan.

Dia menilai pernyataan Agum perlu ditelusuri lebih jauh. Sebab, ini bukan pertama kali melontarkan ucapan serupa. Pada tahun 2014 menurut Eggi, Agum juga melontarkan pernyataan yang sama terkait peristiwa pada 1998 silam.

"Berarti dugaannya peristiwa '98 dia tuh tahu persis segalanya, siapa yang ngebunuh, siapa yang dibunuh jelas tuduhannya kepada pak Prabowo," ujar Eggi di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (19/3).


Eggi mengatakan berdasarkan pasal 164 KUHP, setiap orang yang menyembunyikan kebenaran maka bisa dipidana. Dalam kasus ini, Eggi mengatakan, Prabowo Subianto merupakan pihak yang menjadi objek fitnah dari Agum.

"Juga kena pasal 310 sanksinya 9 bulan. Jadi kalau ditotal sudah lebih dari 5 tahun, ini sudah harus diperiksa dan ditangkap," ujarnya.

Lihat juga: SBY Yakin 'Serangan' Agum Gumelar Bukan atas Perintah Jokowi

Saat ini Agum menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden. Eggi pun mempertanyakan keseriusan Agum membuka kasus tersebut sejak lama.

"Kenapa digoreng terus isu ini menuju pilpres seperti ini. Ini tidak tidak sehat," ucap dia.

Agum Gumelar sebelumnya menyeret nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait kasus dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan calon presiden Prabowo Subianto di masa lalu.

Dalam sebuah diskusi, Agum menyebut Prabowo diberhentikan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) pada 1998 karena bersalah dalam kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis reformasi.

Saat itu SBY termasuk salah satu anggota yang turut menandatangani rekomendasi pemberhentian Prabowo. Agum pun mengaku heran dengan sikap SBY saat ini yang justru mendukung Prabowo.

"Tanda tangan semua. Soebagyo HS tanda tangan. Agum Gumelar tanda tangan, SBY tanda tangan. Yang walaupun sekarang ini saya jadi heran, ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah sekarang mendukung. Tak punya prinsip itu orang," kata Agum dalam sebuah diskusi yang rekamannya yang diunggah di Facebook Ulin Ni'am Yusron.
(ctr/kid)
Dalang Penculikan Aktivis 98
===================

Sementara itu, disisi lain, ini berita tentang sepak terjang Kivlan Zen mengenai nasib aktivis 98 yang hilang :



Mantan Kepala Staf Kostrad Kivlan Zein Mengaku Tahu Dimana Aktivis 1997/1998 Yang Selama Ini Hilang Telah Dibantai

Penculikan aktivis 1997/1998 adalah peristiwa penghilangan orang secara paksa atau penculikan terhadap para aktivis pro-demokrasi yang terjadi menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 1997 dan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 1998.

Peristiwa penculikan ini dipastikan berlangsung dalam tiga tahap: Menjelang pemilu Mei 1997, dalam waktu dua bulan menjelang sidang MPR bulan Maret, sembilan di antara mereka yang diculik selama periode kedua dilepas dari kurungan dan muncul kembali. Beberapa di antara mereka berbicara secara terbuka mengenai pengalaman mereka. Tapi tak satu pun dari mereka yang diculik pada periode pertama dan ketiga muncul.

Selama periode 1997/1998, KONTRAS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) mencatat 23 orang telah dihilangkan oleh alat-alat negara. Dari angka itu, 1 orang ditemukan meninggal (Leonardus Gilang), 9 orang dilepaskan penculiknya, dan 13 lainnya masih hilang hingga hari ini.

Mantan Kakostrad Kivlan Zen Mengaku Tahu Dimana Aktivis 1998 Dibantai

Entah untuk pencitraan atau ‘cari muka’, tiba-tiba di tengah hiruk pikuk pencapresan 2014 silam, kasus penghilangan paksa 13 aktivis pada 1998 kembali mencuat. Pemicunya adalah ucapan Mayor Jendral (Purn) Kivlan Zen di acara Debat tvOne pada Senin (28/4/2014) malam.

Mantan Kepala Staf Kostrad yang selama ini cuma diam saja pada saat rakyat mau menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2014 itu, tiba-tiba mengaku tahu di mana 13 aktivis itu ‘dihilangkan’.

Untuk diketahui, Kivlan menjabat sebagai Kakostrad pada 1998 atau saat Pangkostrad dijabat Letjen Prabowo Subianto .

“Yang menculik dan yang hilang, tempatnya saya tahu di mana, ditembak, dibuang,” kata Kivlan dalam debat yang dipandu pembawa acara Alfito Deannova.

Bahkan, Kivlan mengatakan, jika nanti disusun sebuah panitia untuk menyelidiki lagi kasus penghilangan 13 aktivis itu, dia bersedia bersaksi.

“Kalau nanti disusun suatu panitia, saya akan berbicara ke mana ke-13 orang itu hilangnya, dan di mana dibuangnya,” ujar Kivlan dengan nada berapi-api.

Dalam acara debat itu, Kivlan diposisikan sebagai pembela Prabowo Subianto, mantan Danjen Kopassus yang dituding bertanggung jawab atas penghilangan paksa tersebut. Di kubu Prabowo, ada juga Wakil Ketua Umum Partai Gerinda Fadli Zon.

Sedangkan di kubu lain ada Al Araf dari Imparsial dan Alvon Kurnia dari YLBHI. Bersama sejumlah LSM, dua lembaga itu adalah yang menyatakan menolak capres pelanggar HAM. Dalam penolakannya, mereka dengan tegas menyebut nama Prabowo Subianto , capres Partai Gerindra.

Operasi Sampingan dan “Double Agent”

Sebelum mengucapkan tahu di mana para aktifis 1998 itu termasuk Wiji Thukul (yang juga seorang penyair) dan kawan-kawannya dihilangkan, Kivlan membela bahwa Prabowo tidak terlibat kasus penculikan 13 orang, sebagaimana disebut para aktivis LSM.

Dia menyebut Prabowo hanya melakukan tindakan ‘pengamanan’ terhadap 9 aktivis yang lain dan kini mereka sudah kembali. Beberapa diketahui sudah bergabung ke partainya, Gerindra.

Tindakan oleh Prabowo itu, kata Kivlan, dilakukan untuk menghindari gangguan keamanan sebelum sidang umum MPR 1998. Soal 13 yang masih hilang hingga kini, Kivlan menuding adanya ‘operasi sampingan’ yang bergerak.

“Di mana-mana operasi militer itu dilakukan ada yang namanya double agent,” kata Kivlan yang pernah mendeklarasikan diri sebagai capres pada 2009 silam ini. “Operasi sampingan intelijen (oleh) lawan kepada Prabowo, saya tahu benar siapa lawan Prabowo,” imbuhnya.

Seperti diketahui, dalam pergolakan 1998 masih ada 13 aktivis yang hilang sejak tahun 1998 hingga kini. Mereka adalah :

1. Yani Afri (Rian)
Pendukung PDI Megawati, ikut koalisi Mega Bintang dalam Pemilu 1997
Hilang di Jakarta pada 26 April 1997

2. Sonny
Pendukung PDI Megawati
Hilang di Jakarta pada 26 April 1997

3. Deddy Hamdun
Pengusaha, aktif di PPP dan dalam kampanye 1997 Mega-Bintang
Hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997

4. Noval Alkatiri
Pengusaha, aktivis PPP
Hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997

5. Ismail
Sopir Deddy Hamdun
Hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997

6. Wiji Thukul
Penyair aktivis JAKER/PRD
Hilang di Jakarta pada 10 Januari 1998

7. Suyat
Aktivis SMID/PRD
di Solo pada 12 Februari 1998

8. Herman Hendrawan
Aktivis SMID/PRD
di Jakarta, 12 Maret 1998

9. Petrus Bima Anugerah
Aktivis SMID/PRD
Hilang di Jakarta pada 30 Maret 1998

10. Ucok Munandar Siahaan
Mahasiswa Perbanas
Diculik saat kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta

11. Yadin Muhidin
Alumnus Sekolah Pelayaran
Hilang di Jakarta saat kerusuhan 14 Mei 1998

12. Hendra Hambali
Siswa SMU
Hilang saat kerusuhan di Glodok, Jakarta, 15 Mei 1998

13. Abdun Nasser
Kontraktor
Hilang saat kerusuhan 14 Mei 1998, Jakarta

Keluarga Orang Hilang 1998 Minta Komnas HAM Periksa Kivlan Zen

Sementara itu, Ikatan Keluarga Orang Hilang (IKOHI) menganggap penting informasi dari Kivlan tersebut.

“Bagi beberapa orang, mungkin ini bukan berita baru. Tapi IKOHI menganggap, informasi ini penting karena Kivlan Zen adalah pejabat militer (ABRI) ketika peristiwa terjadi. Ia punya otoritas sebagai representasi alat negara. Oleh karena itu, pengakuan Kivlan Zen yang disaksikan jutaan pasang mata harus ditindaklanjuti,” kata Koordinator IKOHI, Mugiyanto, dalam pernyataan terbuka di blog-nya.

Mugiyanto mengatakan, memang Komnas HAM sudah selesai melakukan penyelidikan untuk kasus penghilangan paksa periode tahun 1997-1998 ini sejak November 2006.

“Namun, karena berkas penyelidikan ini masih disengketakan oleh Komnas HAM dan Kejaksaan Agung, di mana Jaksa Agung menganggap belum lengkap, yang karenanya kasus ini tidak segera disidik dan dituntut di Pengadilan HAM, maka adalah kami memandang Komnas HAM punya kewajiban untuk menindaklanjuti pernyataan Kivlan Zen,” lanjut Mugiyanto.

Keluarga orang hilang 1998 minta Komnas HAM periksa Kivlan Zen

Semenatar itu, IKOHI, kata Mugiyanto, mendesak agar Komnas HAM untuk segera memanggil Mayjen Kivlan Zen untuk dimintai keterangan.

“Sebagai penegasan, informasi mengenai keberadaan para korban ini merupakan hal utama yang menjadi salah satu korban penculikan.

Mugiyanto menilai pengabaian atas informasi penting ini adalah pengingkaran hak atas kebenaran bagi korban dan keluarga korban. “Desakan ini kami tujukan kepada Ketua Komnas HAM, Hafid Abbas, jajaran pimpinan dan segenap Komisioner Komnas HAM Republik Indonesia,” tutupnya.



Komnas HAM Tak Mau Tindaklanjuti Ucapan Kivlan Zen Soal Penculikan

Namun demikian, gayung tidak disambut Komnas HAM. Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, mengatakan pihaknya tidak akan menindaklanjuti pernyataan Kivlan Zen tersebut. Menurutnya, penyataan Kivlan sudah tertulis dalam berkas penyelidikan Komnas HAM yang sudah rampung dan dikirim ke Kejaksaan Agung.

“Itu kan pernyataan pribadi dan data Kivlan sudah ada di penyidikan Komnas HAM. Kivlan kalau sudah tahu sampaikan saja ke publik, buka di publik dan ke media,” ujar Pigai saat dihubungi Jumat (2/5/2014).

Mengenai adanya anggapan Kejaksaan Agung enggan melanjutkan penyidikan karena ada sengketa dalam berkas, Pigai membantahnya.

Menurut Pigai, berkas Komnas HAM sudah lengkap dan data-data yang dimiliki sudah terpenuhi. “Tidak ada yang namanya (berkas) bolong, Kejaksaan saja yang tidak mau,” katanya.

Untuk itu, Pigai berharap presiden mendatang mampu menuntaskan masalah pelanggaran HAM berat di masa lalu. “Setiap capres harusnya datang ke Komnas HAM lalu sampai kan visi misi jaminan Komnas HAM mengatasi pelanggaran-pelanggaran,” tuturnya.

Diskusi Di “Warung Daun”: Ditantang Buka Kuburan Korban Penculikan, Kivlan Zen Murka!

Politikus Partai NasDem Taufik Basari dan politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kivlan Zen berdebat saat menjadi pembicara dalam sebuah diskusi di Warung Daun. Kivlan berang lantaran dituduh Taufik menyembunyikan informasi penculikan aktivis pada tahun 1998.

“Menurut Pak Kivlan, semua aktivis itu sudah meninggal dan dia mengetahui lokasinya di mana, dan di mana mayatnya di kubur. Jadi menurut saya, setelah diskusi ini, ayo sama-sama kita ke Komnas HAM. Ada banyak teman-teman wartawan. Kalau bicara kebenaran, sampaikan informasi yang pak Kivlan tahu,” ujar Taufik saat diskusi visi dan misi HAM para capres di Warung Daun, Cikini, Selasa (6/5/2014).

Taufik semakin emosi saat menyatakan keluarga korban menantikan kebenaran sekian lama. “Keluarga korban sudah melakukan aksi ‘Kamisan’ setiap hari Kamis dengan berdiam diri di depan Istana Negara sambil mengenakan pakaian hitam. Ibunda mencari-cari keberadaan anaknya. Coba mana tunjukan,” katanya.

Kivlan Zen yang merasa disindir dan disudutkan pun tidak terima. Kivlan langsung menunjuk-nunjuk Taufik untuk berhenti bicara.

“Kamu tidak usah bicara itu. Biar saya yang jelaskan nanti,” teriak Kivlin.

“Biar saya bicara, jelaskan dulu,” teriak Taufik tak mau kalah.

Lantaran Taufik tak juga menghentikan omongannya. Kivlan langsung meraih microphone yang dipegang Taufik hingga terjadi rebutan. Taufik menyudahi pembicaraannya tak lama setelah itu. Diskusi pun kembali dilanjutkan.

B]Kivlan Zen: Ada pihak lain yang ikut culik aktivis 98[/B]

Mantan Kepala Staf Kostrad Mayjen (purn) Kivlan Zen mengaku tahu persis bagaimana peristiwa penculikan aktivis 1998. Menurutnya peristiwa ini tidak tepat disebut penculikan.

Kivlan mengisahkan saat itu berdasarkan laporan intelijen, ada gerakan yang mau mengacaukan Pemilu 1997 dan Sidang Umum MPR. Kesatuan Den 81 milik TNI, sebagai tim penanganan teror pun diberi perintah untuk menangkap sejumlah aktivis.

“Mereka mau melakukan aksi bom itu. Aktivis yang di Tanah Tinggi di Bekasi. Jadi, dengan demikian mereka itu ditangkap bukan diculik. Secara hukum itu merupakan kebijakan negara,” ujar Kivlan usai acara diskusi di “Warung Daun”, Selasa (6/5/2014).

Kivlan menambahkan, usai ditangkap, ketiga belas aktivis yang saat ini disebut-sebut hilang telah dibebaskan.

“Kita sudah bebaskan tetapi kalau sudah di luar diculik ya kita enggak tahu,” katanya. << === Catat kata-kata Kivlan ini (TS)

Jadi, lanjut Kivlan, Prabowo Subianto yang saat itu menjabat sebagai Pangkostrad tidak terlibat dalam kasus-kasus yang disebut sebagai pelanggaran HAM atas penculikan.

Prabowo, saat itu hanya menjalankan tugas untuk mengamankan Jakarta. “Wiranto yang memberi perintah,” katanya.

Sebelumnya Kivlan beberapa kali menyebut Prabowo hanya melakukan tindakan ‘pengamanan’ terhadap 9 aktivis yang lain dan kini mereka sudah kembali. Beberapa diketahui sudah bergabung ke Gerindra .

Tindakan oleh Prabowo itu, kata Kivlan, dilakukan untuk menghindari gangguan keamanan sebelum sidang umum MPR 1998. Soal 13 yang masih hilang hingga kini, Kivlan menuding adanya ‘operasi sampingan’ yang bergerak.

“Di mana-mana operasi militer itu dilakukan ada yang namanya double agent,” kata Kivlan yang pernah mendeklarasikan diri sebagai capres pada 2009 silam ini. “Operasi sampingan intelijen (oleh) lawan kepada Prabowo, saya tahu benar siapa lawan Prabowo,” imbuhnya.

Kivlan Zen Sebut Dalang Kerusuhan 1998 Sekarang Jadi Politikus

Mantan Kepala Staf Kostrad TNI AD era Orde Baru Mayjen (purn) Kivlan Zen mengklaim mengantongi nama dalang kerusuhan 1998. Menurutnya, dalang dari kerusuhan itu masih eksis dan saat ini terjun di dunia politik!

“Siapa penggerak massa kerusuhan, saya sudah kantongi siapa otaknya. Dia sekarang jadi politikus,” ujar Kivlan usai diskusi di “Warung Daun”, Selasa (6/5/2014).

Kivlan enggan menjelaskan siapa yang dia maksud. Dia mengelak saat disodorkan sejumlah nama. Apakah dia sekarang merupakan calon presiden?

“Saya tidak mau bicara sekarang. Kalau ada panel saya mau bicara undang Prabowo dan Wiranto kita diskusi bersama,” ujar Kivlan. Selain itu, dalam insiden Pamswarkasa, Kivlan menyebutkan dalang peristiwa tersebut ada tentara dan sipil.

“Saya lihat Ratna Sarumpaet bersama pensiunan jenderal memerintahkan orang-orang anarki. Mereka menyerang saya dan pasukan di Tugu Proklamasi pakai senjata tajam,” ucapnya. << === Catat lagi kata-kata ini (TS)

Kivlan Zen Sebut Prabowo Masih Sakit Hati Dipecat Wiranto

Mayjen Purn Kivlan Zen mengulang kembali cerita perseteruan para jenderal dalam kisruh 1998 lalu. Kivlan mengaku sakit hati dulu dipecat Wiranto sebagai Kepala Staf Kostrad.

“Saya diberhentikan Wiranto betapa sakitnya saya. Saya tidak menculik, tidak kudeta kenapa diberhentikan,” kata Kivlan di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Kivlan juga menyebut Prabowo Subianto sakit hati lantaran dicopot dari jabatan strategis di ABRI (sekarang TNI) yakni Panglima Komando Strategi Angkatan Darat atau Pangkostrad.

“Prabowo itu diberhentikan, sakit hatinya,” ujar kawan dekat Prabowo itu. Kekecewaan Prabowo, lanjut Kivlan, masih berlangsung hingga saat ini.

Apalagi, tuduhan pelanggaran HAM karena dituding menculik sejumlah aktivis masih melekat hingga sekarang. “Prabowo masih merasakannya,” tuturnya.

Pencopotan Prabowo dilakukan karena adanya informasi pergerakan pasukan di bawah kendali Prabowo. Adalah Menhankam/Pangab Jenderal Wiranto yang melaporkan hal tersebut. Tanpa berpikir panjang Presiden Habibie langsung mengambil keputusan.

Prabowo kemudian dicopot sebagai Pangkostrad dan dipindahkan sebagai Dansesko TNI di Bandung. Untuk pertama kali selama karirnya, Prabowo tak memegang pasukan. Tak lama kemudian, Prabowo diberhentikan dari TNI. (baca: [Perang Antar Panglima] Tragedi 1998: Gerakan “Pasukan Liar”, Oleh Prabowo atau Wiranto? )

Namun hubungan Prabowo dan Wiranto sempat cair pada 2009 lalu. Saat itu keduanya tampil bersama di kediaman Megawati dan mengaku sudah berhubungan baik.



Kivlan Zen: Saya Bukan Orang Prabowo

Walau beberapa keterangannya selalu membela Prabowo, Kivlan Zen mengaku bukan bagian dari Tim Sukses Prabowo. Menurut karib Prabowo ini, sudah lama dirinya tak bertemu dan berbicara dengan mantan atasannya itu.

“Saya tidak pernah bertemu dan bicara selama 10 tahun. Saya tidak mewakili Gerindra atau Prabowo. Saya bicara apa adanya. Saya bukan orang Prabowo,” kata Kivlan Zen di Jakarta, Selasa (6/5/2014). Saat Letjen Prabowo menjabat Panglima Kostrad tahun 1998, Mayjen Kivlan Zen menjadi Kepala Staf Kostrad. Hubungan keduanya cukup dekat sejak masih di Akademi Militer.

Kivlan mengaku kembali bicara soal ‘Peristiwa 98’ saat sejumlah pihak menuding Prabowo sebagai dalang kerusuhan. Kivlan ingin meluruskan saat itu Prabowo hanya menjalankan perintah.

Ada Panglima ABRI yang memberi perintah, sebagai anak buah Prabowo tak bisa menolak. Dia juga menyebut Prabowo sudah melepaskan semua aktivis yang ditangkap. Namun rupanya ada tim lain di luar tim Prabowo yang bergerak.

“Kalau dituduhkan karena kejadian 98, untuk kasus 9 orang sudah dilepaskan. Di dalam operasi intel mana pun, ada intel dan kontra intel. Ada lawan, dan peristiwa yang melawan kita. Seperti di Ukraina, dan lain-lain,” beber Kivlan. “Pertanyaan saya, kenapa Prabowo diungkit sekarang? Kenapa yang lain tidak diungkit?” tanya Kivlan.

[Sosok Kivlan Zen Di Tengah Tragedi 1998[/B]

Mayor Jenderal (Purn) Kivlan Zen kembali berkisah soal peristiwa 1998. Dia mengaku tahu nasib para aktivis yang kini masih hilang, termasuk penyair Widji Tukul.

Kivlan juga menyampaikan ada tim lain yang bergerak untuk menangkapi para aktivis yang saat itu dinilai membahayakan Orde Baru. Dia mempertanyakan kenapa hanya Prabowo Subianto yang disudutkan soal penculikan para aktivis.

Kivlan menyebut saat itu Letjen Prabowo menjabat Panglima Kostrad. Dia hanya menuruti perintah dari atasannya.

“Di dalam operasi intel mana pun, ada intel dan kontra intel. Ada lawan, dan peristiwa yang melawan kita. Seperti di Ukraina, dan lain-lain,” beber Kivlan, Selasa (6/5/2014).

Kivlan jelas paham peta kekuatan para jenderal yang berseteru saat kisruh politik 1998. Dia ikut terlibat di dalamnya, berdiri di belakang karibnya Prabowo Subianto .

Walau begitu Kivlan enggan disebut orang Prabowo. Dia mengaku kini hanya ingin mengungkap fakta soal peristiwa 98.

Tapi diakuinya, dia sakit hati pada Jenderal Wiranto yang dulu mencopotnya sebagai Kepala Staf Kostrad TNI AD. Banyak keterangan Kivlan yang menyalahkan Wiranto .

=================

Isi Trit masih panjang dibawah. Gw sengaja tulis semua dari sumber berita untuk jadi bahan rujukan bagi mereka yang lahir tahun 2000an atau yang tahun 1998 masih pakai seragam sekolah putih merah hati.

Jadi slot pejwan ada beberapa yang gw pesan untuk melanjutkan isi trit ini.

Untuk komen, akan tetap gw komenin, termasuk komen buat Eggi Sudjana ini. Tapi sedikit komen buat dia disini, gw cuma mau bilang : Dari tahun 2014 Kivlan bicara soal Penculikan ini, lu kemana aja Gi?

Cermati juga pesan bertanda panah yang gw cantumin di atas. Pasti lu semua paham.

=================
Diubah oleh n4z1.v8 19-03-2019 17:38
3
5.1K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan