Siapa tak kenal Ira Koesno, wajahnya sudah tak asing lagi tampil di beberapa stasiun tivi. Mulai dari presenter, hingga moderator acara debat. Gayanya yang khas, dengan penampilan yang lugas membuatnya cukup dikenal. Apalagi, setelah dirinya terpilih sebagai moderator dalam debat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta pada Jumat, 13 Januari 2017 silam.

Kesuksesan Ira sebagai moderator membuatnya kembali terpilih untuk menjadi moderator dalam Debat Pilpres yang akan diselenggarakan Kamis (17/1) malam nanti.

Selain kemampuan berkomunikasi yang mumpuni, wanita bernama lengkap Dwi Noviratri itu berparas rupawan. Cantik. Banyak yang mengatakan bahwa Ira selalu terlihat muda, padahal usianya kini nyaris menyentuh angka 50 tahun. Ira lahir pada 30 November 1969 silam. Di usia yang tak lagi muda, hingga saat ini Ira masih betah melajang.

Berdasarkan penelusuran tim sumber.com, jejak digital menunjukkan bahwa melajang bukan berarti dirinya tidak ingin menikah. Pada tahun 2004 silam saat usianya menginjak 34 tahun, wanita yang beberapa kali terpilih sebagai pembaca berita favorit Panasonic ini ingin memfokuskan seluruh energinya pada karir. 

Pada saat itu, Ira mengaku ingin menikah, namun dia belum menemukan sosok yang cocok buat dirinya.





Ira mengatakan bahwa pada dasarnya kriteria calon suaminya tidak muluk-mulu. Bagi dia yang terpenting adalah bisa menjalin komunikasi dan pintar. 

Hari pun berlalu. Usia Ira kemudian menginjak kepala empat. Di usia itu dia masih tampak muda, kulitnya masih bercahaya. Ira mengaku bahwa dirinya sering melakukan perawatan kulit dan olahraga sehingga bisa awet muda. Meski tetap mempesona, Ira ternyata masih sendiri. Pada sebuah kesempatan dia tampak mengenakan sebuah cincin yang mengundang perhatian,





Ira mengisahkan bahwa waktu yang dimilikinya tersita oleh karirnya. 

Ketika membangun perusahaan misalnya, jalan yang dilalui terjal. Ira pernah mengecap pahitnya masalah internal kantor, susahnya mencari klien, kena tipu, dan masih banyak lagi. Sempat ingin berhenti dan kembali ke profesi semula. Di titik nadir itulah, orang tua mengingatkan Ira untuk kembali ke tujuan semula.

Perlahan ia bangkit. Kemajuan perusahaan yang didirikannya tidak dramatis, namun memperlihatkan kemajuan yang layak dibanggakan. Dari perjalanan yang telah dilaluinya, Ira menyimpulkan, bahwa Allah telah memberi banyak berkah untuknya.

Kesibukannya dalam berkarir tidak lantas membuat Ira tidak peduli terhadap asmaranya. Dia mengaku bahwa dirinya juga sering mengharapkan agar segera dipertemukan dengan pendamping hidup. Namun bagaimanapun, Ira percaya bahwa untuk masalah jodoh akan ada saatnya tuhan memberikannya untuknya. 






https://www.sumber.com/hiburan/berit...menjomblo.html

-------------------------------