Isu soal fraud atau penipuan jadi salah satu hal yang sangat diperhatikan khususnya di dalam sebuah bank. Ya wajar Gan, yang namanya ditipu emang nggak enak kan? Itu makanya untuk bisa mencegah dan mendeteksi penipuan, sebuah bank pun wajib memiliki dan menerapkan strategi anti fraud yang efektif apalagi dengan tantangan di zaman dengan teknologi yang sudah lebih maju seperti sekarang. Jadi bagaimana caranya? Semua ini kemudian berusaha dipecahkan oleh para peserta yang mengikuti kompetisi Finhacks 2018 #DataChallenge kategori Fraud Detection beberapa waktu lalu Gan.

Kompetisi yang diikuti oleh ribuan data scientist tanah air ini akhirnya berakhir dengan terpilihnya para tim terbaik yang menawarkan inovasi dan solusi yang bisa menjawab permasalahan dan tantangan yang diberikan, termasuk soal tantangan di kategori fraud detection ini Gan. Solusi dan inovasi terbaik di kategori ini pun berhasil diciptakan oleh 2 tim terbaik yakni Tim exB202 dan Tim Pemula yang satu ini nih.

Siapa mereka dan seperti apa inovasi yang mereka ciptakan di Finhacks 2018 #DataChallenge ini?
Simak dulu ulasan lebih lengkap dari hasil wawancara yang telah KASKUS lakukan ini ya Gan.



Tim exB202



Tim yang beranggotakan M.Alfiansyah, Dhuha Abdul dan Sonia Kuswardhani ini menjadi tim terbaik pertama di Finhack 2018 #DataChallenge kategori Fraud Detection Gan. Model yang mereka desain sangat sederhana, hanya terdiri atas satu model dan satu features namun performa fraud detection-nya sangat tinggi mencapai hingga 92 persen. Model yang mereka hasilkan tidak memerlukan komputer dengan kemampuan komputasi yang tinggi untuk mengimplementasikannya sehingga bagi bank, biaya implementasi menjadi lebih murah dan dapat membuat langkah mitigasi yang tepat dan akurat sehingga meningkatkan internal control perusahaan. Sementara bagi nasabah, tentu penerapan model yang mereka desain dapat memberikan keamanan yang lebih terjamin.

Sebetulnya, awalnya tim ini mengirimkan 2 model untuk ikut dalam Finhacks 2018 #DataChallenge dalam kategori Fraud Detection dan Credit Scoring, namun kedua model tersebut lolos sebagai peringkat 2 (Fraud Detection) dan 1 (Credit Scoring). Mereka pun harus memilih salah satu dari 2 kategori tersebut untuk dipresentasikan dalam demo day. Keputusan memilih di antara kedua model kategori pun berlangsung alot. Dengan pertimbangan kedalaman materi dan pemahaman di Fraud Detection, akhirnya Tim exB202 mengambil resiko memilih kategori Fraud Detection meski di kategori Credit Scoring mereka mendapat peringkat satu di leaderbord. Kendala pun tak terhenti sampai di situ. Sampai akhir kompetisi pun Tim exB202 mengalami kendala karena berbagai hasil diskusi yang mereka lakukan gagal meningkatkan model. Hingga akhirnya satu additional features berhasil meningkatkan performa, dan perjuangan tim ini pun berbuah manis.

Model yang mereka desain berhasil mengalahkan ribuan peserta dan berhasil menjadi yang terbaik di kategori Fraud Detection. Ini membuat Tim exB202 berhasil membawa pulang hadiah utama senilai Rp 80 juta loh!



Tim Pemula



Selain model yang didesain Tim exB202, model yang didesain Tim Pemula juga berhasil menarik perhatian juri Finhacks 2018 #DataChallenge Gan. Ini membuat Tim Pemula menjadi tim terbaik kedua di kategori Fraud Detection. Menggunakan ensemble method yang dinamakan stacking , Tim Pemula menggunakan prediksi dari 10 model machine learning yang berbeda. Model yang mereka desain ini memiliki performa yang tinggi dengan features engineering yang minimal sehingga bank dapat meningkatkan kepercayaan nasabah dengan analisis dan fraud detection yang baik sementara nasabah pun juga akan merasa lebih aman karena bank mampu mendeteksi dan menangani penipuan dengan baik.

Tim pemula sendiri beranggotakan 3 orang mahasiswa yang terdiri dari Hardian, Segi Adipraja dan Yohanes Alfredo. Ya Gan! Ketiganya merupakan mahasiswa yang sedang berkuliah di Nanyang Technological University di Singapura loh. Keikutsertaan mereka dalam kompetisi pun tak lepas dari berbagai tantangan dan kendala. Sebelum submit ide di Dashboard Finhack 2018, Tim Pemula sudah mulai melihat data-data yang disediakan satu bulan sebelum lomba. Mereka pun mulai mencoba membuat baseline model namun sempat ragu karena belum ada peserta lain yang megumpulkan hasil model mereka sehingga Tim Pemula tidak memiliki benchmark yang bisa dibandingkan.

Pemilihan kategori Fraud Detection pun punya tantangan lain bagi tim ini karena deskripsi data yang tidak jelas sehingga sulit membuat fitur-fitur yang relevan untuk masalah tersebut. Belum lagi karena masih disibukkan dengan kerjaan di sekolah, para anggota Tim Pemula kesulitan memiliki waktu luang untuk melanjutkan model yang mereka desain, hingga akhirnya satu minggu sebelum deadline pengumpulan Tim Pemula mulai menyisihkan waktu untuk kebut menyelesaikan model yang tengah mereka kerjakan. Konsistensi pun mulai membuahkan hasil. Setelah menghabiskan waktu sehari sebelum deadline tanpa tidur demi meningkatkan submission pertama, akhirnya setelah dikumpulkan skor Tim Pemula pun paling tinggi di leaderboard.

Hasil kerja keras ketiga anggota Tim Pemula pun membuahkan hasil. Menjadi tim terbaik kedua membuat tim ini bisa membawa pulang hadiah senilai Rp 50 juta. Ini baru yang dinamakan mahasiswa berprestasi. Nggak cuma di kampus, ilmu dan kemampuanpun bisa dibawa dan diuji dalam kompetensi bergensi seperti ini. Mantap Gan!



Keren ya kedua tim terbaik ini. Baik Tim exB202 ataupun Tim Pemula bisa menjadi bukti nyata bahwa sebenarnya Indonesia punya banyak data scientist berbakat yang bisa menghasilkan inovasi-inovasi yang berguna bagi kebutuhan orang banyak. Itu sebabnya para peserta termasuk Tim exB202 dan Tim Pemula berharap akan lebih banyak lagi kompetisi seperti ajang Finhacks 2018 #DataChallenge untuk menyadarkan banyak orang tentang pentingnya AI dan Machine Learning serta manfaatnya untuk mengatasi berbagai permasalahan kompleks. Tertarik untuk tahu lebih banyak soal ajang Finhacks yang satu ini Gan? Langsung aja cek berbagai informasinya di website http://finhacks.id untuk informasi lebih lengkap.