arkanum
TS
arkanum
Delinquent : REMAKE (18+)
PROLOG

Tidak ada jalan keluar dari tempat itu. Hanya lorong buntu diantara dua bangunan yang sudah terbengkalai. Jalan di daerah ini juga sepi, jarang sekali ada yang melintas. Jikapun ada, hanya pemotor yang menghindari kemacetan jalan utama. Tidak ada yang bisa dimintai tolong.

Tiga orang terpojok, bahkan satu orang diantara mereka mengalami luka tusukan di bagian perut. Seragam sekolah nya kini memerah kecoklatan. Sedangkan satu orang lainnya hanya seorang wanita—yang ketakutan setengah mati. Bulan depan kelulusan. Padahal tadi pagi teman-teman di kelas berceloteh tentang perguruan tinggi dan kehiduan yang lebih bebas. Kini menjelang petang, dirinya harus terkepung di lorong gelap dan bau pesing ini. Harapannya untuk hidup, bergantung pada satu orang ini. Adik kelasnya, yang berdiri menantang.

Di depan mereka, ada delapan orang yang membawa senjata tajam. Kedelapan orang itu tidak puas hanya sekedar menancapkan pisau di tubuh lawannya, mereka ingin lebih dari itu.

“itu perek ama pacarnya yang mulai duluan. Lu ikutan, lu juga mati. MINGGIR !!!” teriak salah satu dari mereka.

Dia tidak beranjak. Dipikirannya, dia tahu jika dia bisa membawa kedua kakak kelasnya pergi dari tempat itu. Yang jadi pertanyaan, bagian tubuhnya yang mana yang akan terluka, dan seberapa parah.

Kedelapan orang itu menghentikan langkahnya ketika tepat berada beberapa langkah dihadapan satu orang di depannya. Orang yang berdiri diantara mereka dan buruannya.

Mereka mengenali dengan jelas siapa bocah yang berdiri di depan mereka. Seragam SMA dengan name badge bertuliskan “ANJINK”. Dia adaah legenda di SMP nya dan punya kendali penuh atas anak-anak bermasalah di 7 SMA. Siswa kelas 2 SMA Pelita, Arisman Algifari. Para bajingan dari dunia bawah mengenalnya dengan nama Moris

Gosip mengenai Moris sudah menyebar dan berubah–ubah, tergantung siapa yang menceritakan. Bagaimana dia sendirian mengambil kendali penuh ketika di SMP. Lalu tentang dia yang di tangkap polisi dan harus menghabiskan malam satu sel dengan seorang pembunuh berantai—yang kemudian dia berteman baik setelahnya. Cerita-cerita konyol yang ditambah-tambahkan, namun satu hal yang pasti dan sudah diketahui bajingan dari dunia bawah... dikeroyok, duel satu lawan satu, dengan senjata maupun tangan kosong ....belum pernah sekalipun Moris kalah berkelahi.

Hanya Ajo seorang yang tidak peduli dengan reputasi orang di depannya. Tidak peduli, atau tidak tahu, atau terlalu dikuasai amarah hingga membuatnya berani berdiri di hadapan Moris. Tujuh orang yang mengikutinya lengkap bersenjata, harusnya berarti. Jika dia memilih mundur dan lari, dia tahu ... dia akan jadi bahan tertawaan semua berandalan.

“Minggir, gue gak ada urusan sama elu”

Bukannya menuruti apa yang diminta Ajo. Moris langsung meludahi wajah musuhnya. Mempovokasi orang yang sedang marah itu sangat mudah, dan berhasil. Ajo langsung maju menyerang Moris.

Ajo mengangkat tangannya yang memegang parang, diayunkannya parang kehadapan musuh didepannya. Dengan tangan kiri, Moris menangkis pergelangan tangan Ajo. Serangan parang itu terhenti. Moris menyeringai sementara tangan kanannya terkepal erat dan melesat secepat peluru, menghantam wajah musuhnya—tepat di bibir. Darah terciprat, erangan kesakitan menggema keras di tempat itu. Tangan kirinya yang semula dia gunakan untuk menangkis, kini dia ulurkan—meraih belakang kepala musuhnya, menjambak rambut lawannya. Mengerahkan seluruh tenaganya, Moris menarik kepala lawannya dan membenturkannya ke tembok beton di sampingnya—keras, suara yang dihasilkan dari benturan itu membuat berandalan lain yang ada di sana menciut. Bahkan Moris bisa merasakan tangannya bergetar hebat ketika benturan itu terjadi.

Tidak ada yang tahu bagaimana rupa wajah yang sudah menempel ditembok itu, tangan Moris masih mencengkram rambut musuhnya. Darah mengalir menuruni tembok, Moris melepaskan cengkramannya. Tubuh itu ambruk dengan posisi terlentang. Wajah itu tertutup darah. Bagian pelipisnya bengkak dan menghitam, hidungnnya hancur, bibirnya sobek, serta terlihat beberapa giginya yang tanggal akibat benturan barusan.

Tak ada yang bergerak, tak ada yang bersuara—hening. Senjata yang mereka bawa untuk menaikan rasa percayadiri kini sudah tidak lagi berguna. Kengerian menyelimuti tempat itu. Mereka mundur perlahan.

Tinggal tujuh orang, dan hampir kesemuanya sudah hancur mentalnya. Dalam keterdesakan satu orang diantara mengumpulkan keberaniannya. Jika Moris bisa selamat dari situasi ini, besok lusa ketujuh orang ini akan mati. Tiga ratus berandalan dari tujuh SMA akan mencari mereka. Meminta bantuan genk motor pun akan percuma, mereka tahu jika Moris sangat disegani oleh keempat genk motor yang berkuasa dikota ini.

“MAMPUUUUS” teriak orang itu, tindakan nekat itu membuat beberapa orang lainnya berani. Empat orang bersenjata menerjang Moris. Sedangkan tiga orang lainnya memilih kabur.

Belum jauh ketika ketiganya berlari meninggalkan lorong itu, terdengar teriakan yang membuat ketiganya berhenti. Mereka mengenali teriakan itu, teriakan teman-teman mereka yang memilih untuk berada di lorong itu.

“AAMPUUUUUUUN... TOLONG ! AMPUUUUN” Memilukan—dan membuat ngeri siapapun yang mendengarnya.

“MAMAAAAAAAAAH......”

Dan kisah ini pun kelak akan diceritakan dari mulut ke mulut. Sebagian mengangap hanya sebuah bualan, sedangkan lainnya berendapat jika kisah itu dibesar-besarkan. Sedangkan mereka yang terlibat dan selamat dari kejadian itu, lebih memilih memulai hidup baru di luar kota dan menutup rapat-rapat kisah hari itu.

Diubah oleh arkanum 22-09-2018 11:53
anasabila
anasabila memberi reputasi
9
41.3K
209
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan