Musim hujan begini bukannya adem malah jadi panas ye. Cuaca ya adem adem aja tapi suhu politik semakin panas. Panas bukan diatas aja tapi sampai membakar ke masyarakat.

Yah begitu lah politik yang saling memperebutkan kekuasaan, menarik simpati dengan alasan merakyat, menarik dukungan dengan slogan adil dan makmur. Para politisi lempar argumen sana sini, bikin hoax sana sini, dan menyebar ketakutan dari pasar ke pasar.



Ane salah satu yang sering ke pasar tradisional, semenjak ane dengar ada istilah tempe setipis ATM, tempe sachet dan harga yang semakin mahal ane tidak menampik, memang ada tempe yang tipis dibungkus daun ya memang ada. Memang ada tempe yang dibungkus plastik seperti sachet ya memang ada. Tapi sudah ada dari dulu. Weleh weleh kepasar bukannya kampanye malah bikin istilah istilah yang basi.



Politisi yo beri rakyat spirit,semangat dan optimisme toh, bukannya membuat rakyat yang sudah terbiasa mengeluh jadi bertambah mengeluh. Ada yang bilang indonesia bubar, indonesia punah siapa yang tidak takut? Ya pasti takutlah negara tempat lahir ane dikatakan bubar dan punah.



Politisi yo santun dong. Kata kata ya harus disortir bilang sontoloyo, genderuwo dan tak tabok. Ya jadi politisi yo harus sabar, jadi pemimpin yo harus jadi panutan untuk rakyat.



Jadi politisi atau mau jadi musisi? Salah kata sedikit jadi sebuah lagu, marah sedikit jadi puisi weleh weleh memangnya kerjaan jadi anggota dewan kurang sibuk toh yooo. Undang undang masih banyak yang belum beres toh. Dibanding jadi politisi mending jadi musisi aja toh.



Jadi politisi jangan kebanyakan drama doong. Baliho dirobek nangis di TV bikin narasi, tuduh sana sini. Ini politisi atau vicky?



Jadi politisi artinya jadi pelayan rakyat bukan dilayani rakyat, beri edukasi yang baik dalam setiap pidato, wawancara dan argumen. Jadi politisi yo harus bikin negara damai bukannya mengadu domba seperti zaman dijajah belanda.

Jadi politisi yo harus kerja buat rakyat, bukan bikin drama, bikin hoax yang memecah belah masyarakat. Adu data bukan adu omongan tanpa fakta. Jangan memanfaatkan rakyat, emak emak dan kami kaum milenial untuk meraih suara.

Kami hanya butuh ide, gagasan dan inovasi cara membuat indonesia lebih baik. Kami hanya butuh bukti bukan janji janji seperti yang sudah sudah.

Rakyat sebenarnya butuh pedoman, butuh dibimbing, perlu edukasi bagaimana politik yang baik.
Jika gara gara merebut kekuasaan rakyat menjadi takut dan terpecah apa gunanya toh.



Tulisan : pemikiran TS
Gambar : google