priscilladeabyAvatar border
TS
priscilladeaby
J.K Rowling Melakukan Kesalahan yang Sama dengan George Lucas
Dengan dirilisnya Fantastic Beast: The Crimes of Grindelwald, jelas bahwa penulis sekaligus screenwriter J.K. Rowling beresiko menjadi "George Lucas"-nya franchise Harry Potter. Mengangkat kisah 50 tahun sebelum peristiwa dari saga Harry Potter, The Crimes of Grindelwald menceritakan tentang perkumpulan para penyihir jahat, dimana kekuatan revolusioner Gellert Grindelwald terus berkembang.




Latar dasar dari peristiwa penting dalam Fantastic Beasts mengingatkan kita pada inti cerita trilogi prekuel Star Wars, dimana mereka mengangkat kisah beberapa dekade sebelum trilogi pertama, dan menceritakan bagaimana Anakin Skywalker secara tragis beralih ke Dark Side dengan diselingi latar belakang kekeruhan politik intergalaksi. Berdasarkan hal itu, baik Fantastic Beasts maupun prekuel Star Wars memiliki potensi untuk menceritakan kisah yang sangat menarik. Namun, The Crimes of Grindelwald justru menjadi film yang paling memecah belah dalam Dunia Sihir. Prekuel Star Wars masih mengundang banyak kontroversi hingga saat ini, dan ada kekhawatiran bahwa prekuel Harry Potter ini akan mengalami nasib yang sama.


Para penggemar pun mulai mempertanyakan penulis Fantastic Beasts, J.K. Rowling, seperti yang terjadi pada George Lucas. Memang, kedua tokoh ini memegang kendali kreatif yang sangat besar atas film-film mereka (setidaknya bagi Lucas, sebelum ia menjual Star Wars kepada Disney pada tahun 2012). Namun ini bukan berarti bahwa serial Fantastic Beasts terbilang gagal, atau akan mendapat kritikan pedas seperti prekuel Star Wars.


Tentu saja, banyak perbandingan yang bisa ditarik antara Star Wars dan Fantastic Beasts, termasuk pendahulu mereka. Tetapi sejarah dapat menjelaskan mengapa prekuel Star Wars berakhir seperti itu, dan kenapa J.K. Rowling bertransisi menjadi semacam sosok yang rumit seperti yang terjadi pada George Lucas.



FANTASTIC BEASTS MEMILIKI MASALAH YANG SAMA DENGAN PREKUEL STAR WARS




Pertama, ada lebih banyak persamaan antara Fantastic Beasts daripada sosok pengendali tunggal mereka, dan masa lalu yang menyedihkan dari Darth Vader dan Albus Dumbledore. Tetapi untuk menyadari hal itu, kita perlu memahami posisi mereka dalam masing-masing franchise.


Bagian pertama dari saga ini - Harry Potter dan trilogi original Star Wars - berfokus pada petualangan pahlawan mereka. Dari Han Solo hingga Rubeus Hagrid, banyak karakter pendukung yang sangat dicintai penggemar. Tapi Star Wars dan Harry Potter mengikuti perjalanan sang protagonis bertumbuh dewasa dan mengarungi dunia sihir dan galaksi far, far away. Seiring Harry mempelajari ilmu sihir dan Luke Skywalker menguasai The Force, kita melihat dunia fiksi  luas dan menawan yang mereka huni melalui mata mereka. Tokoh protagonis ini juga berfungsi sebagai jangkar untuk fokus penonton, dan inti cerita yang menyentuh hati dan emosional.


Namun ketika berbicara tentang prekuel Star Wars dan Fantastic Beasts, kita tidak akan menemukan tokoh sentral dengan daya tarik yang sama. Memang, prekuel Star Wars menceritakan bagaimana Anakin berpindah haluan ke Dark Side, tapi tidak semuanya tentang itu. Mereka juga menceritakan korupsi yang terjadi didalam The Senate dan The Jedi, dan bagaimana Palpatine memanfaatkan situasi tersebut. Sejalan dengan itu, Fantastic Beasts tidak hanya menceritakan kisah Newt Scamander. Tetapi juga tentang persaingan antara Dumbledore dan Grindelwald, dan Credence Barebone yang mencoba menemukan tempatnya di dunia sihir. Karakter lain dan plot pendukung semuanya sangat baik dan menarik, tetapi ketika hal ini merambah ke karakter utama, cerita/film ini seperti kehilangan arah dan abstrak.


Sebagian orang bahkan dapat melihat dengan jelas paralel pada penambahan karakter pendukung dalam Star Wars dan Fantastic Beasts. Perkenalan mereka memang bermaksud baik, tetapi Jar Jar Binks dan Nagini adalah kreasi yang rasis. Dan mereka yang sukses - seperti versi muda yang garang dari sang mentor Obi-Wan Kenobi (Ewan McGregor) dan Albus Dumbledore (Jude Law) - menjadi hilang di dalamnya. 


Ada potensi besar yang telah disia-siakan dalam Fantastic Beasts dan prekuel Star Wars. Kisah tentang kebangkitan Grindelwald dan jatuhnya Galactic Republic bisa memikat penonton, begitu juga karakter baru atau yang kurang dikenal. Lalu kenapa mereka cenderung mengecewakan bahkan penggemar paling bersemangat sekalipun? Nah, ada banyak alasan selain Lucas dan Rowling kehilangan arah.


MENGAPA ROWLING MENGIKUTI JALAN YANG DILALUI LUCAS




Ketika George Lucas mulai menulis dan menyutradarai prekuel Star Wars pada akhir 1990-an, banyak hal yang sudah berubah sejak ia membuat trilogi asli. Lucas tidak lagi dikelilingi sekelompok kolaborator dan pendukung yang sama. Produser Gary Kurtz meringankan banyak ide-ide Lucas yang terlalu aneh - dan berkontribusi besar terhadap konsep The Force - namun ia pergi karena perbedaan kreatif dalam masa produksi The Empire Strikes Back yang kacau. Sementara istri Lucas saat itu, Marcia, sudah memisahkan dirinya dari Star Wars jauh sebelum itu. Hingga saat ini, editing skill-nya secara luas diakui sebagai kunci kesuksesan bukan hanya A New Hope, tetapi juga dua sekuel lainnya.


Waktu juga menjadi salah satu faktor. The Phantom Menace memasuki masa produksi satu dekade semenjak Return of the Jedi, dan meskipun Lucas turut berkolaborasi pada film lain dalam periode itu, kemampuan Lucas dalam membuat film tidak pernah teruji sejak Star Wars terakhir. Selain itu, Lucas juga secara terbuka mengakui bahwa dia lemah dalam menulis dialog karakter, terutama untuk adegan romantis.


Bagi pembuat film pada umumnya, masalah ini mungkin tidak penting karena dapat diperbaiki melalui kritik yang membangun. Tapi situasinya tidak semudah itu bagi George Lucas dan Star Wars. Antara Return of the Jedi dan trilogi prekuel-nya, Lucas dan kreasinya telah menjadi sentuhan budaya yang mengubah industri perfilman selamanya. Semenjak Lucas dan karyanya terbukti inspiratif secara monumental (dan menguntungkan), sang kreator dan kreasinya tidak lagi dipandang seperti sebelumnya. Sehingga, beberapa ide buruk yang sebetulnya bisa terhalang justru dibiarkan berkembang.


Situasi dan kondisi pekerjaan George Lucas pada Trilogi Prekuel sangat signifikan. Selain itu, kita dapat melihat elemen serupa terhadap Rowling dalam pembuatan serial Fantastic Beasts. Dengan cara yang sama seperti Lucas kehilangan banyak kolega utamanya dari Trilogi Original, Rowling juga memilih jalur yang sama dengan memecat agen sastra pertamanya, Christopher Little.


BACA JUGA:Daftar Film Dwayne Johnson (The Rock) Yang Akan Datang

Selanjutnya, Rowling memang masih mempertahankan hubungan eratnya dengan David Heyman - dan sutradara David Yates dari beberapa film Harry Potter terakhir - tapi mungkin saja mereka juga tidak ingin menentangnya. Toh, berkat Rowling dunia sihir menjadi raksasa sastra dan perfilman seperti sekarang. Dan meskipun Rowling kerap membocorkan detail tentang Harry Potter universe di Twitter, ada perbedaan waktu yang cukup besar antara novel Deathly Hollows dan film pertama Fantastic Beasts.


Seperti Lucas, Rowling juga dipandang sebelah mata jika berbicara tentang penulisan naskah. Memang dia adalah seorang novelis luar biasa, tetapi menulis naskah film adalah bentuk yang berbeda sama sekali. Sebagian besar dari dialog eksposisi dapat berfungsi secara memadai dalam batas-batas sebuah buku. Namun, seperti penjelasan Leta Lestrange tentang keturunan keluarganya dalam The Crimes of Grindelwald, sulit untuk melakukannya tanpa mengganggu tempo dan struktur film. Terlepas dari faktor-faktor yang mengkhawatirkan ini, ada rute yang jelas bagi Rowling untuk bergerak maju.



APA YANG PERLU DILAKUKAN ROWLING AGAR TIDAK MENJADI SEPERTI LUCAS





Pertama dan yang paling penting, J.K. Rowling harus menyampaikan hubungan Fantastic Beasts dengan Harry Potter, karena sayangnya banyak masalah dengan seri baru ini dapat ditelusuri kembali ke pendahulunya. Yang pasti, penonton menyadari bahwa Fantastic Beasts adalah prekuel. Dengan begitu, referensi dan inter-konektivitas tidak perlu penegasan berat, terutama karena mereka mulai memiliki efek negatif terhadap ceritanya.


Dalam prekuel Star Wars, penonton tidak senang saat mengetahui bahwa Chewbacca dan Yoda pernah bertemu satu sama lain dalam Revenge of the Sith. Masuknya Nicolas Flamel dalam The Crimes of Grindelwald juga diterima dengan cara yang kurang baik. Tentu saja, Flamel mungkin akan memiliki peran yang lebih besar di sisa franchise, dan sangat mungkin Flamel tinggal di Paris selama tahun 1920-an. Meski begitu, penampilannya - dan Chewbacca - memiliki arti yang sangat kecil dalam keseluruhan cerita film ini. Godaan untuk menjelaskan cerita asal muasal dari semua karakter yang mereka cintai pasti ada, terutama bagi para penulis yang sangat teliti seperti Rowling dan Lucas. Namun dengan mengaitkan semuanya, dunia fiksi ini terasa lebih kecil dan terbatas, yang seharusnya luas dan jauh jangkauannya. Oleh karena itu, karakter dan referensi seperti ini hanya boleh dimasukkan jika mereka berhubungan langsung dengan plot dan protagonis dari setiap film Fantastic Beasts yang akan datang.


Tentu saja, sorotan terhadap karakter sangat penting untuk kesuksesan sebuah franchise. Seperti yang dibahas sebelumnya, apa yang disukai oleh publik dari Harry dan teman-temannya adalah kepribadian dan serangkaian candaan antara mereka. Tetapi bagi kebanyakan orang, hubungan seperti ini belum terlihat dalam Fantastic Beasts. Memang, banyak eksistensi dari serial ini dibuktikan oleh hubungannya dengan peristiwa di Harry Potter. Tidak ada yang lebih jelas daripada Credence Backbone. Karakter yang sepenuhnya baru, namun pada akhirnya Credence mengetahui bahwa dirinya memiliki kaitan dengan karakter dari serial aslinya - Albus Dumbledore. Dengan demikian, protagonis baru harus dibiarkan berkembang dengan cara unik mereka sendiri, tetapi mereka tidak mendapat waktu untuk melakukannya.


Resikonya selalu tinggi dalam Fantastic Beasts, dan Newt dan teman-temannya selalu bergegas untuk menolong hewan, menghentikan Grindelwald, dan menyelamatkan Credence Barebone. Sementara itu, Rowling mengeksplorasi beberapa isu dan subplot lainnya, termasuk diskriminasi gender yang mendarah daging di dunia. Meskipun latar belakang Leta sangat menarik, itu tidak ada hubungannya dengan karakter utama. Ditambah, adegan "Salamander eyes" dalam The Crimes of Grindelwald adalah adegan yang menonjol karena menggunakan waktunya dengan baik untuk memetakan hubungan Newt dan Tina. Singkatnya, Rowling perlu bersantai dan percaya pada kreasi baru ini dan membiarkan mereka berkembang.




Yang terpenting, J.K. Rowling perlu melonggarkan genggamannya terhadap franchise ini dan membiarkan orang lain untuk menyuarakan suara mereka dalam pengembangan. Ini bukan berarti bahwa dia harus menyingkir. Jauh dari itu; sebagai pencipta Dunia Sihir, Rowling berhak melakukan apapun yang diinginkan terhadap kreasinya. Namun pelajaran penting yang dapat diambil dari cara George Lucas menangani prekuel Star Wars adalah bahwa kadang sang kreator tidak bertindak demi kepentingan terbaik kreasi mereka.


Dapat dimengerti jika Lucas dan Rowling tidak sepenuhnya puas dengan dunia ciptaan mereka. Namun tidak menyadari bahwa campur tangan mereka dengan rincian yang sudah dibangun (Greedo menembak pertama dan sejarah Professor McGonagall) hanya akan mengesampingkan penggemar setia yang menghargai setiap aspek dari dunia ini. Dalam hal ini, Fantastic Beasts harus berhati-hati saat mengaitkan dengan Harry Potter.


Selain itu, Star Wars sudah berkembang kembali sejak 2015. Berbagai talenta baru yang berkontribusi terhadap Star Wars menghormati apa yang telah dicapai Lucas sebelumnya. Namun, mereka menghiasi dan memperluas saga dengan suara serta ide baru mereka. Rowling tentu tahu lebih banyak tentang Harry Potter ketimbang siapapun, dan dalam hal perkembangan yang lebih menarik dalam The Crimes of Grindelwald, jelas bahwa dia masih memiliki banyak hal yang bisa ditawarkan untuk serial Fantastic Beasts. Tetapi jika penulis naskah tidak dipekerjakan untuk membantu menambah ceritanya untuk layar lebar, maka Rowling setidaknya harus mempertimbangkan turut menulis untuk tiga sekuel tersisa Fantastic Beasts and Where to Find Them. Mudah-mudahan ini akan memberikan napas baru bagi serial ini, dan mencegah situasi seperti kontroversi Nagini kembali terulang.


SUMBER:Jokermovie.Club

INSTAGRAM: @jokermovie.club



ashibnu
ashibnu memberi reputasi
3
2.8K
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan