londo.046
TS
londo.046
Mengapa Orang Beli Moge?


Diakui atau tidak, jalanan Indonesia itu tidak cocok untuk motor gede di atas 500cc. Tidak usah yang 500cc deh, untuk 250 double cylinder pun rasanya tidak cocok. Mau main di pantura dengan kecepatan 200kpj? Bisa berapa lama? Amankah? Masuk tol juga tidak boleh. Di dalam kota apalagi. Bisa konstan 60kpj saja sudah syukur. Naik moge 60kpj, apalagi jika moge nya harley atau superbike, sudah kebayang dong bagaimana tersiksanya betis bahkan sampai "biji" andalan.

Namun meskipun tidak cocok untuk jalanan Indonesia, mengapa banyak orang yang rela buang uang untuk membeli moge? Bukankah lebih efisien membeli motor matic, atau kalau doyan yang pakai kopling, bisa beli sport bike cc kecil? Nah, ada alasan yang kadang tidak diketahui oleh khalayak ramai soal ini. Tahunya, orang beli moge mungkin hanya untuk gagah-gagahan di jalan. Tampil beda dan keren. Saya akui, ada perasaan macam itu. Tapi percayalah, itu bukan alasan utama. Tersiksanya lebih besar dari itu soalnya.



Alasan pertama, bisnis! Komunitas moge itu isinya orang berkantong tipis. Serius, kadang mereka tidak bawa dompet berisi uang malah. Cuma kartu-kartu plus aplikasi di smartphone full duit semua hehe, kan tipis dompetnya. Buat PDG seperti saya, mereka adalah sasaran empuk untuk diprospek. Bagaimana saya mau mem-prospek mereka, kalau saya tidak kenal mereka. Ya, mau tidak mau, saya pun harus masuk dalam komunitas mereka.

Bisnis apapun bisa kok masuk. Mulai dari jualan rumah, meubel premium, sampai bisnis perdukunan pun bisa! Yang terakhir cuma satu sih yang berani masuk, Mbah dukun gendeng merangkap sales moge! Haha. Simbiosis mutualisme lah antar sesama anggota komunitas, dan berbisnis dengan kalangan bikers macam mereka itu tidak banyak dramanya. Suka ya beli, kalau belum punya duit yang cukup, keep, DP, selesaikan nanti, beres. Siapa yang tidak ngiler coba? Jadi meski setiap touring "biji" linu-linu, demi susu anak, sikat!



Mencari rekomendasi, link, katabelece sampai dukungan adalah tujuan keduanya. Anggota klub moge biasanya adalah orang orang yang sudah mapan. Bisa jadi mereka adalah pemegang kuasa baik di swasta maupun di negara. Nah, dengan membeli moge, kemudian kita masuk dalam komunitas, nama kita otomatis akan terangkat. Masih ada hubungannya dengan nomor satu, bisnis. Nomor dua ini lebih kepada pencarian "kepercayaan."

"Oalah, si Djono sekretaris klub gw tuh, tolong dibantu deh. Orangnya baik, amanah, produknya juga OK punya." Salah satu contoh dialog imajiner seorang Direktur yang kebetulan suka HD ketika mendapat laporan dari manager bahwa ada penawaran dari Djono yang kebetulan satu klub dengan Pak Direktur. Main belakang dong? Kalau swasta kan negara tidak dirugikan boss, toh mana mau sih swasta itu merugi? Tidak! Yang buat penawaran juga harus tahu diri juga.



Yang ketiga, menyalurkan hoby balapan. Alasan terakhir ini biasanya menjadi domain penyemplak Supersport dan Superbike. Kalau kita tidak beli moge dan gabung komunitas, rasanya kok gimana gitu. Masak nyentul naik bebek? Kalau naik kasta rendahan, feel Rossi nya kan lebih bisa dirasakan.

Well, jadi para pembeli moge itu tidak semuanya ingin bergaya dan arogan di jalan ya. Bisa jadi alasan utama mereka membeli moge adalah untuk tujuan seperti yang saya uraikan di atas. Apapun itu, sopan santun dan taat aturan di jalan adalah hal yang tidak bisa ditawar. Mau moge, mau bebek, mau matic kalau tidak sopan di jaaln dan melanggar aturan lalu lintas ya wajib ditindak. Salam Damai.


Merdeka!

Ide Tulisan : Pemikiran Pribadi
Sumber Gambar : sini, sini, sini
13
21.8K
247
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan