Halo agan-agan kaskuser yang budiman, baik hati, dan tidak sombong ketemu lagi dengan ane knoxville6threadmaker kesayangan antum2 semua. Bicara tentang sepakbola memang tidak ada habisnya, entah itu sepakbola dalam negeri maupun luar negeri banyak lah yg bisa digosipin mulai dari papah Edy dan Jokdri ataupun kenapa Manchester “Tayo” United gaya maennya jelek banget. Nah daripada gossip gak jelas nanti dosa, mending agan2 sekalian baca pembahasan ane mengenai klub ayam sirkus London alias Tottenham Hotspur berikut ini

Terakhir Dapet Tropi Tahun 2008.. Lama Banget!

Artinya sudah hampir 10 tahun lebih tim ayam sirkus ini belum dapat tropi resmi, yah kalau trofi pramusim sih banyak ya tapi kan Cuma turnamen ampas. Justru yang lebih ironisnya di tahun itu materi pemain Spurs jauuuuh sangat dibanding dengan skuad yang ada sekarang. Coba dah kalau sekarang pasti pada kenal kan pemaen ayam sirkus macem Heung Min-Son(bukan artis kpop), Harry Kane, Hugo “Mabok Asyique” Lloris atau si nyentrik sok gaul Dele Alli. Coba pemaen spurs taun 2008 pasti orang kenalnya kalo gak Berbatov ya Robbie Keane kan, gak ada tuh yang kenal sama Alan Hutton, Stead Malbranque, apalagi Teemu Tainio. Seharusnya sih ya logika aja dengan skuad yang sekarang sebagus itu seenggaknya bisalah dapet tropi selaen tropi pramusim, yah minimal FA Cup lah. Tapi Bukan Spurs kalau dia gak Spursy (suka flop tiba2 di laga penentuan) di laga penting, dan menurut ane sudah saatnya ayam sirkus mengakhiri puasa tropi ini. Yah mungkin 50 tahun lagi, siapa yang tau kan?

Hobi "Mengolah" Pemain Antah Berantah Jadi Superstar

Gareth Bale versi jaman old, belum dilirik siapa2, belum operasi kuping (sumber gambar : itv.com)

Yah walaupun butut dalam soal mendapatkan trofi, tapi Spurs adalah klub yang bagus buat pengembangan karir pemain. Contohlah si Gareth Bale, dibeli murah dari Soton dengan harga 7m pounds, berposisi asli left-back disulap oleh Spurs (jaman Redknapp) jadi Winger dan Ta-Daa jadilah ia sekarang salah satu pemain tercepat di sepakbola, jadi terkenal dan pindah ke Real Madrid. Kemudian si Dele Alli, dibeli dari klub divisi nun bawah disana MK Dons dengan harga Cuma 5m pounds, masuk tim inti Spurs sekarang dijuluki Thomas Mueller versi Brexit eh Inggris dan diprediksi sebagai pemain muda dengan nilai jual transfer tertinggi dibawah Mbappe. Atau Kieran Trippier dibeli murah banget dari Burnley bukan dari Persidafon dengan harga 3.5m pounds, yang sekarang mungkin bisa dibilang underpriced lah dilihat dari performanya apalagi pas Pildun 2018 kemaren bahkan dijuluki “Bury Beckham”. Terakhir ane sebutin si Paulo Gazzaniga sebelumnya Cuma kipper pilihan ke 1000 di Soton, sekarang jadi pelapis si Hugo “Mabok” Lloris dan hampir selalu jadi MoTM kalo jadi starter, plus sekarang masuk ke timnas Argentina.

Flashback ke Masa Kejayaan di Periode 60an Jadi Tim Inggris Pertama yang Punya Trofi Eropa

Periode tahun 1960an bisa dibilang masa kejayaan Spurs sebagai klub. Pada musim 1960/61tim ayam sirkus ini menorehkan gelar double juara liga dan FA Cup, tahun 1962 juara FA Cup lagi, kemudian pada tahun 1963 mereka memenangkan European Cup Winners’ Cup yang membuat mereka menorehkan sejarah sebagai klub inggris pertama yang memenangkan trofi eropa. Setelah itu tahun 1967 mereka memenangkan FA Cup lagi. Pada periode ini Spurs ditukangi oleh Bill Nicholson pelatih legendaris Spurs, dan Jimmy Greaves sebagai pemain andalan yang juga legenda timnas Brexit. Walaupun sekarang alergi sama trofi, tapi Spurs si ayam sirkus ini ternyata punya masa lalu yang indah juga ya. Saran ane sih buat para fans Spurs di mana saja antum berada, tetaplah legowo dan dukung tim kesayangan kalian, dan jangan kayak fans bang ipul yang kerjanya cuma ungkit2 masa lalu dan koar2 tahun ini tahun kita

Terus Kapan Bisa Angkat Trofi Lagi nih??

istilah Spursy disadur dari nama Tottenham Hotspur karena kebiasaan tampil flop di laga penting, sudah tidak heran lagi sih.. (sumber gambar : urban dictionary)

Dilihat secara statistik dan materi pemain yang ada sepertinya gak butuh waktu lama lagi buat Spurs buat dapetin trofi yang lama ditunggu-tunggu, asalkan mereka bisa menghilangkan kebiasaan mereka yang suka flop kalo lagi butuh yah cocokloginya kayak agan pacarana tapi dikecewain pas lagi sayang-sayangnya. Ambil kasus musim 2015/16 saat Leicester juara, sebetulnya kans juara buat Spurs kala itu sama besarnya dengan Leicester, tapi rentetan hasil buruk di akhir musim akhirnya membuat Vardy FC keluar sebagai juara. Mentalitas juara itu lah yang kurang dari Spurs ini, gak usah muluk2 juara liga coba targetin dulu juara Cup2 sampingan yang jadi langganan tim gurem macem Arsendal buat numbuhin mental juara pemainnya. Terus tentunya penyakit “Spursy”ini harus diobatin dan gak boleh berlanjut terus2an, yah entah gimana ngobatinnya mungkin harus ke Dr. Boyke dulu kali ya