Tulisan ini ane dedikasikan untuk kakak nim ane yang sangat sangat ane sayangi namun tidak bisa ane miliki..
nb. sebelum lanjut membaca, buat yg ngerasa ini tulisan sampah, skip aja ya..
Kakak NIM : kakak tingkat yang memiliki NIM sama dengan kita, hanya berbeda tahun masuk, sehingga kerap kali tiap angkatan memiliki kakak/adek nim (yang nantinya mempermudah komunikasi antar angkatan, pinjam meminjam buku, bertanya materi, memeriahkan sidang/wisuda saudara nim, dll.. pokoknya seperti kakak/adek sendiri di kampus)

Pertama kali kenal waktu jaman maba. Dia adalah kakak nim ane yg merupakan keturunan org indonesia timur yang lahir di australia, wajahnya khas sekali, manis, suaranya merdu. Mungkin ane adalah salah satu mahasiswi paling beruntung karena punya kakak nim yang paling baik dan paling gokil. Sempet ane kira gaakan ada orang yang mau repot2 membantu dengan tulus di lingkungan yang super sibuk dan super ambisius seperti lingkungan ane sekarang.. tapi dia berbeda..

Sejauh ane kenal, belum pernah terlihat dalam diri dia niatan untuk menjatuhkan orang lain, yang ada hanyalah aku harus terus berdiri dg kakiku sendiri dan kalau ada yang meminta bantuan akan aku bantu sebisaku..

Dia orang yg cerdas, atau mungkin bisa dibilang superior. Lawakannya memang receh, tapi entah kenapa bisa membuat orang lain tertawa dan menyukainya. Ternyata dia punya rahasia dibalik itu, disaat ide untuk membanyol muncul, materinya langsung dia tulis di note dan baru dibagikan ketika waktunya tepat.. niat sekali kan? Dia anak yang hobby mencatat, ga heran kalau dia bisa menjadi delegasi di salah satu cabang yg bergengsi dan bisa lulus dg predikat cum laude yang tidak pernah pecah telor alias belum pernah remidi (dalam puluhan kali ujian selama kuliah, mungkin dalam satu angkatan hanya ada 2-3 anak yg spt ini). Bahkan baru2 ini dia memiliki OA humor receh ttg jurusan kami dan dalam waktu singkat addersnya sudah ribuan..

Beda media sosial, beda bahasa tulisan.. ane seperti melihat sisi lain dari orang ini.. di salah satu media sosial yang "kami berteman", dia sangat bijak dalam menjawab pertanyaan dan isu2 yang ada.. dan dari sinilah mulanya..

Dia sering menanggapi postingan ane, walaupun dengan hal yg receh tapi ada juga yg butuh pemikiran lebih.. ane merasa seperti menemukan orang yang cocok dengan kepribadian ane.. dia juga sering me-like postingan ane (fyi dalam medsos ini lingkupnya tidak terlalu luas, jadi ane bisa tau postingan2 apa yg dia komen/like dan ane salah satunya yg lumayan sering di like).. hingga kebiasaan itu beralih ke medsos2 yang lain..

Ada yang bilang kalo dia juga senang punya adik nim seperti ane, sering di bangga2in juga hehe, padahal disini ane juga melakukan hal yang sama..

Seiring berjalannya waktu, semakin timbul perasaan suka dengan sosok ini.. ane seperti menemukan seseorang yang bisa mengimbangi ane dan membimbing ane, entah kenapa rasanya pemikiran kita nyambung (padahal menurut orang lain itu tabu). Lama2 ane menjadi baper, apalagi kalau dia jadi sering membantu begini..

Tapi ada satu kenyataan yang harus ane telan bulat2.. yaitu kami berbeda agama.. dia kristen dan ane muslim.. sedih.. mungkin ada yang bilang ane lebay, tapi beberapa temen yang sudah mencium kedekatan kami nyeletuk, "hati2.. nanti kamu sendirian di alam kubur kalau tetep sama kakak itu..".. hmm... ane bukan takut nanti bakal sendirian, ane cuma tersadar aja kalo ane dan dia memang gabisa bersatu Tuhan memang satu, kita yang tak sama..

Yasudah... biarlah perasaan ini terkubur di dalam hati saja....