angelkawaiiAvatar border
TS
angelkawaii
[COCooking] Kemewahan Dibalik Kesederhanaan Nasi Goreng Pak Min #AslinyaLo



Buat ane, kemewahan makanan itu bukan melulu karena makanan tersebut berasal dari restoran yang bagus atau harganya yang mahal. Kemewahan tersebut bisa jadi berasal dari sepiring nasi putih dengan lauk sambal dan kerupuk yang dimakan bersama keluarga sambil bertukar cerita. Hal ini terasa lebih berharga dibandingkan menikmati fine dining sendirian atau bersama orang lain tapi momen tersebut dihabiskan dengan selfie atau memasrahkan diri untuk dijajah dengan gadget masing-masing. Btw. sebelum ane melanjutkan trit ini, ane sempat membaca tulisan yang dibuat oleh Dr. Daphne Miller:




Quote:


Sekilas kata-kata tersebut terlalu judmental untuk seorang Daphne Miller, seolah menegaskan kalau semua barang (meliputi makanan) murah itu sampah dan hanya layak dibeli oleh orang-orang yang cuma memikirkan perut tanpa mempertimbangkan saran dari otak. Memang kesimpulan itu bisa saja salah, tapi tetap saja masalah integritas terlebih dalam makanan itu ga melulu perkara rasa. tempat atau harga, tetapi ada faktor lain yang bisa menempatkan "makanan sampah" ke kasta mevvah.


Ane sendiri sebenarnya cukup picky untuk maslah makanan, bukan berartu makan di tempat yang bagus untuk pamer di IG atau makan makanan yang harganya cuma sesuai untuk kantong anak millenial kelas menengah ngehe, tapi ane ngeliat faktor kebersihan dan rasa dari makanan tersebut (selain harganya yang masuk akal) seperti cerita yang muncul dibalik proses terjadinya makanan untuk terhidang di meja kita juga menjadi salah satu faktor. 


Seperti yang ane alamin dulu saat lagi mampir ke rumah cowok ane, terus kita kelaperan karena seharian belum makan setelah capek jalan-jalan (jomblo atau LDR ga usah ngiri ya. yha emoticon-Stick Out Tongue). Terus kita memutuskan untuk beli makan di nasgor pak min, then terbersitlah keinginan untuk membuat trit ini (sebenarnya ane sendiri ga kepikiran untuk ikutan lomba ini karena bingung mau masukin tulisan atau review makanan apa, secara banyak banget destinasi kuliner yang pasti sudah agan atau sis coba ataupun dijadiin trit disini.


Sebenarnya lokasi nasgor pak Min ini strategis sih, karena berada di jalur yang kiri kanan komplek kost2an daerah Setiabudi Bandung, cuma emang warungnya itu sederhana banget karena hanya memakai gerobak dan kursi plastik yang ditata di pinggir jalan tanpa pelindung atap kalau semisal hujan. Kesannya bener-bener seadanya, cuma kadang yang-nampak-apa-adanya itu seringnya malah mempunyai hampir segalanya. saat duduk disitu sambil menunggu pesanan kami nasi goreng magelangan jadi, ane seperti merangkai mozaik yang muncul secara berurutan di pikiran ane. Melihat Pak min sibuk menyiapkan pesanan ane sementara diseberang gerobak ada istrinya dan anaknya sedang duduk di tikar, ane berasa kembali ke masa lalu saat ane masih kecil dan suka ngintil nenek ane saat masak dan menanti makanan matang dengan riang. 


Spoiler for lokasi warung:


Spoiler for foto warung:


Spoiler for foto makanan:


Spoiler for daftar menu:



Urusan experience(s) vs things itu emang hak masing-masing sih, seperti halnya orang yang memilih menggunakan uangnya untuk travelling daripada membeli mobil atau handphone keluaran, vice versa. Tapi balik lagi ke topik trit ini, disaat kalian membeli makanan di tempat seperti pak Min, kalian tidak hanya membeli makanan saja, tapi kalian juga membeli sekaligus mendapatkan  "pengalaman baru", seperti menghargai perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan Pak Min untuk keluarganya. Apalagi saat mendengar jawaban dari Pak Min sewaktu ane tanya udah berapa lama berjualan nasi goreng disitu, ane langsung terdiam. 10 Tahun itu menurut ane merupakan rentang waktu yang sangat lama untuk sebuah perjalanan karir, walaupun mungkin terasa pendek untuk sebuah perjuangan atau pengorbanan. Namun pak Min menjalani semua itu dengan senang hati, dan ane yakin di luar sana banyak sekali Pak Min-Pak min yang lain, meskipun dengan cara atau usaha yang beda sedang berjuang demi keluarga. Bukankah harga diri lelaki itu bekerja, bukan?



Quote:


Memang terkesan lebay untuk urusan makan aja kudu berimajinasi seperti itu, tapi buat ane sendiri, ada makna lebih ketika melihat Pak Min menyajikan makanan yang ane pesan. Ane melihat perjuangannya dalam menafkahi istri meskipun mungkin hasilnya ga sebanyak orang lain yang membuka usaha restoran atau perusahaan (misalnya), serta melihat anak istrinya dengan semangat menenami sang ayah berjuang juga membuat perasaan ane hangat dan terharu. Rasanya ga adil aja kalo ane masih memilih untuk makan di restoran atau cafe demi rasa dan suasana lebih nyaman ditambah bonus bakal dapat like atau komen dari follower saat posting di IG atau socmed lain, sementara ane bisa mendapatkan experience lebih dari orang-orang kayak pak Min di luaran sana.

Meskipun ini bukan makanan mewah yang harganya mahal atau berlokasi di tempat kuliner yang lagi hype, tapi setelah merasakan makanannya yang mmenurut ane ga kalah ama olahan restoran (apalagi harganya yang ga bikin kantong jebol), bukankah ga ada yang lebih membahagiakan lagi saat perut kita terisi makanan yang dibuat dengan ketulusan, dan saat kita tau bahwa secara langsung ga langsung kita ikut memberi kebahagiaan dari keluarga si penjual karena kita ikut "nglarisi" dagangannya?

Jadi menurut agan / sis semua, lebih baik memilih mana nih? membeli makan yang mempunyai cerita dibalik indahnya filter dan caption, atau makanan yang mempunyai cerita dibalik keringat perjuangan si penjual? emoticon-Smilie#AslinyaLo
Diubah oleh angelkawaii 28-09-2018 13:21
tien212700
tien212700 memberi reputasi
5
2.7K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan