Prolog ... Part 1 ...

Sedikit cerita, biar paham alur cerita nya ...

Malam agan-agan sekalian, sorry sebelumnya mau berbagi cerita lagi ke kalian semua di forum ini. Sebenernya gue udah bingung mau cerita masalah ini kemana lagi, curhat ke sahabat terdekat, malah gak ada solusi nya sama sekali. makanya gue putusin buat curhat di forum ini dengan harapan ada solusi yang terbaik dari agan sekalian untuk masalah yang gue hadapi ini. Masalah soal percintaan sih tepatnya.

Gue punya kakak tiri. Panggil aja nama nya Reva. Seorang cewek berkacamata. Dia cantik, manis. Cowok manapun pasti suka kalo melihat dia pada pandangan pertama. umurnya cuma beda beberapa tahun lebih tua dari pada gue. Gue dipertemukan dengan dia secara gak sengaja karena pernikahan bokap nya dia dengan nyokap nya gue. Yang sama sama cerai dari pasangan masing-masing karena gagal membina rumah tangga nya.

Jujur ... Waktu pertama kali gue ngeliat dia. Jantung gue berdebar kencang banget. Selain cantik, sifatnya juga baik. Dia selalu belajar buat jadi Kakak tiri yang baik buat gue, bersikap dewasa, dan juga selalu menyayangi gue sebagai adik tiri nya apapun yang terjadi. Semakin lama kita berdua bercengkrama dalam satu rumah, saling mengenal kebiasaan satu sama lain, menghabiskan waktu bersama (masak bareng, sarapan pagi, makan malam, bahkan tidur satu kamar, tapi beda tempat tidur yaa.) gue pun merasa sangat sangat nyaman saat di dekat dia. Akhirnya ... Seiring waktu berjalan. Gue pun memutuskan untuk jujur tentang perasaan gue. Hari itu pun tiba, dengan perencanaan yang matang. Gue nembak dia ... di suatu Taman di malam hari. Dan ... Hasilnya? Happy ending kah? Yaa, saat itu, gue bener-bener gak sangka dia nekat menerima cinta gue. Ya ... Dengan semua resiko yang ada, dan juga status adik-kakak yang kita punya sebelumnya. Akhirnya kami berdua resmi berpacaran.

Tentu nya, hubungan ini disembunyikan dari kedua orangtua kita masing-masing. (Backstreet) Banyak cobaan dan rintangan yang melanda hubungan kami berdua. Mulai dari masalah orang ketiga dan lain lain. Tapi, semua itu masih bisa kita lewati dengan baik. Syukurlah ...

Namun, tentu ... tidak ada pesta yang tidak usai. Kebetulan di saat hubungan kita berdua sedang dirundung masalah, secara gak sengaja gue melakukan hal yang sangat bodoh di dalam hubungan ini. Saat itu Reva berkata "Aku butuh kepastian dalam hubungan ini, tin.", Gue pun langsung gelap mata dan melakukan tindakan yang benar benar diluar dugaan. Tanpa memikirkan dulu apa resiko setelah nya.

Sore itu ...

Sepulang jemput dia dari kantor tempat bekerja nya. Gue langsung tarik tangan dia ke dalam rumah, menuju ruangan kerja bokap tiri gue. Dia sempat bingung dengan tindakan frontal gue ini. Sesampainya di hadapan bokap tiri gue, gue langsung membuka pembicaraan yang serius.

Gue : "Om. Justin mau bicara sesuatu hal yang penting." Kata gue, sambil menggenggam erat tangan Reva. Tentu saja, dia berontak, tapi itu malah bikin tangan gue makin keras menggenggam tangan nya dia.

Bokap Reva : "Hmm ... Mau bicara apa tin?" Tanya nya, sambil melihat gue kebingungan. Mungkin beliau bingung mendengar gue memanggil dia dengan sebutan "Om" lagi. Karena biasa nya gue manggil Bokap tiri gue dengan sebutan "Papa".

Reva yang tadi nya berontak akhirnya pasrah dan hanya berdiam diri di samping badan gue. Gue pun mulai membuka pembicaraan terhadap Om Doni (Bokap Reva), dan memposisikan diri bukan sebagai Adik tiri nya Reva lagi. Tapi benar benar sebagai cowok sejati yang ingin memiliki Reva seutuhnya.

Yang penting Yakin ...

Gue : "Enggg ... Gini Om ... Justin ..."