mendoan76Avatar border
TS
mendoan76
Jelang Pilpres 2019: Saling Hujat, Fitnah dan Hoax Sudah Sangat Mengkhawatirkan
https://m.harianterbit.com/read/1979/Jelang-Pilpres-2019-Saling-Hujat-Fitnah-dan-Hoax-Sudah-Sangat-Mengkhawatirkan

Jelang Pilpres 2019: Saling Hujat, Fitnah dan Hoax Sudah Sangat Mengkhawatirkan

Safari | Selasa, 06 November 2018 - 10:18 WIB
Share Tweet Share

Jakarta, HanTer - Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 aksi saling hujat, fitnah, memaki, dan sebaran berita bohong (hoax) semakin marak dan mengkhawatirkan. Begitu juga dengan aksi plintir berita dan politisasi. Ada yang `menghajar` pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, juga pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Tindakan ini dikecam banyak kalangan karena akan memicu terjadinya kerusuhan sosial.

Pengamat politik dari Universitas Bunda Mulia (UBM) Silvanus Alvin menilai, setiap pasangan capres-cawapres mempunyai buzzer yang bekerja sesuai perintah. Namun terkait perang buzzer maka masyarakat harus ingat penandatangan kampanye damai yang tanpa SARA, penyebaran hoax politisasi dan uang.

"Perlu diingatkan kembali bagi kedua paslon, bahwa kampanye damai jangan sekadar manis bibir atau seremonial belaka," ujar Silvanus kepada Harian Terbit, Senin (5/11/2018).

Menurutnya, dalam kampanye damai maka kedua paslon Pilpres 2019 tidak memanfaatkan buzzer untuk memelintir atau spin off the news. Pemutarbalikan fakta berita dalam kampanye Pilpres 2019 sangat dilarang. Karena dengan memanfaatkan buzzer untuk memutarbalikkan berita maka kedua paslon akan rugi sendiri. Karena kampanye damai akan berubah menjadi kampanye saling serang.

Silvanus menuturkan, memanfaatkan buzzer untuk memutarbalikkan berita juga akan membuat masyarakat terbelah. Padahal sudah banyak pihak dan tokoh nasional yang tidak bosan menyampaikan bahwa keutuhan negara dan bangsa lebih penting daripada jabatan yang hanya sementara. Oleh karenanya diminta tidak ada lagi buzzer yang menyebarkan hoax hanya untuk kepentingan sesaat.

Permintaan maaf, sambung Silvanus, sebenarnya baik untuk kubu Prabowo sehingga isu tampang Boyolali tidak digoreng terus oleh berbagai pihak yang ingin kepentingannya tercapai. Karena isu tampang Boyolali akan dimainkan oleh berbagai kelompok untuk meraih keuntungan.

Plintir Berita

Pengamat politik dari Institute for Strategic and Development Studies (ISDS) M Aminuddin mengatakan, jika disimak secara utuh maka pidato Prabowo di Boyolali justru keinginannya membela rakyat miskin yang banyak tinggal di daerah seperti Boyolali. Saat ini Boyolali merupakan kota terasing dari mewahnya pertumbuhan kapitalisme seperti munculnya hotel- hotel dan mall mewah di kota Besar.

"Ada upaya pihak Kubu Jokowi melalui Kepala Daerahnya untuk memelintir pidato Prabowo ini seolah merendahkan kaum marginal," jelasnya.

Aminudin ISDS menegaskan, untuk menangani tampang Boyolali yang saat ini viral maka tim Prabowo Sandi segera muat utuh pidato Prabowo baik berupa audio visual atau transkrip lengkap. Karena pemutarbalikkan atau distorsi informasi dimaksudkan utk membenturkan Prabowo dengan Rakyat. Oleh karenanya agar Pilpres 2019 aman dan maka semua pihak untuk selalu damai.

"Bukan hanya buzzer tapi Juga semua operatornya di lapangan," jelasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno memberikan pesan kepada para buzzer di media sosial. Pesan yang disampaikan Eddy ini terkait polemik "tampang Boyolali" yang ramai dibicarakan di dunia maya.

Eddy menyayangkan pesan positif yang ingin disampaikan Prabowo menjadi tidak sampai karena masalah ini. "Tolong buzzer, jangan sedikit-sedikit pelintir berita. Kasihan, kasihan tokoh kita yang ingin menyampaikan sesuatu yang baik ke masyarakat tapi justru penyampaian dipelintir dan dijungkirbalikkan sehingga kesannya negatif," ujar Eddy, di kawasan Kuningan, Minggu (4/11/2018).

Eddy juga berpesan kepada masyarakat untuk menyaring informasi yang viral di media sosial. Ia mengatakan, semua informasi harus dicerna dengan baik agar tidak terjadi salah paham. Dalam kasus pidato Prabowo ini, Eddy menegaskan tidak ada maksud menyinggung perasaan warga Boyolali.

"Apalagi, diskusi itu ada di medsos. Kita harus saring untuk memahami bahwa apa yang terjadi dan dikomunikasikan (Prabowo dan disebar) di medsos itu sesungguhnya tidak bermaksud menyinggung, untuk merendahkan pihak lain," kata Eddy.

Beberapa hari ini, muncul polemik terkait pidato Prabowo ketika berkampanye di Boyolali. Awalnya, Prabowo mengatakan bahwa Jakarta dipenuhi gedung menjulang tinggi dan hotel-hotel mewah. Ia menyebutkan beberapa hotel berbintang di Ibu Kota.
"Tapi saya yakin kalian tidak pernah masuk ke hotel-hotel tersebut. Betul?” tanya Prabowo.

“Betul,” jawab masyarakat Boyolali yang menjadi pendengarnya.

“Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Karena tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian, ya tampang Boyolali ini, betul?” kata Prabowo lagi.

Politisasi

Eddy Soeparno meminta agar setiap ucapan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, tidak dipolitisasi. Dia menyayangkan polemik tentang "Tampang Boyolali" yang dibawa ke ranah hukum. Seorang pria bernama Dakun yang mengaku berasal dari Boyolali, melaporkan Prabowo ke Polda Metro Jaya karena tersinggung dengan ucapan tersebut.
Menurut Eddy, polisi bisa kewalahan jika hal seperti ini terjadi terus.

"Kalau kita bicara, setiap ucapan itu dipolitisir, saya kasihan kepada pihak kepolisian yang akan kelabakan menerima laporan masyarakat yang begitu banyak," ujar Eddy.

++++

*Prabowo Tidak Akan Impor Pangan, Jokowi?*

Sammy | Selasa, 06 November 2018 - 11:13 WIB
Share Tweet Share

Jakarta, HanTer - Calon Presiden (Capres) nomor urut 02 Prabowo Subianto, sempat melontarkan kritik terhadap pemerintah ditengah kondisi Indonesia saat ini. Prabowo sekaligus berjanji untuk memperbaiki kondisi maraknya impor pangan yang sempat dilakukan pemerintah, serta berjanji akan memulangkan Habib Rizieq Shihab kembali ke Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Prabowo saat menerima dukungan dari Komando Ulama Pemenangan Prabowo-Sandiaga (Koppasandi) di Lapangan GOR Soemantri Brodjonegoro, Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin.

Dalam pidatonya, Prabowo bercerita tentang kondisi petani beras di Klaten yang tidak bisa menjual padi ketika panen tiba. Alasannya, karena pemerintah telah mengimpor beras dari luar yang harganya lebih murah dari petani.

Hal yang sama juga terjadi pada petani tebu. Menurut dia, ini merupakan suatu ironi. Sebab, kata Prabowo, Indonesia memiliki sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya.

Oleh karena itu, dia berjanji untuk tidak melakukan impor jika menjadi presiden. Prabowo mengatakan, ingin memenuhi semua kebutuhan warga negara Indonesia dari sumber daya dalam negeri.

"Saya bersaksi kalau insya Allah saya menerima amanah rakyat Indonesia. Saya akan bikin Indonesia berdiri di atas kaki kita sendiri. Kita tidak akan impor apa-apa Saudara-saudara sekalian!," ujar Prabowo.

Jokowi?

Sementara itu, tokoh bangsa, Dr. Rizal Ramli (RR) sangat fokus dengan permasalahan dan pemberantasan mafia impor pangan. Pada 23 Oktober lalu, RR sapaan akrab Rizal Ramli melaporkan dugaan korupsi terkait impor pangan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Setidaknya ada delapan dugaan skandal yang dilaporkan.

Tidak puas sampai di situ, RR ingin tahu komitmen kandidat Pilpres 2019 terkait pemberantasan mafia impor pangan.

RR sudah bertanya kepada Hashim Djojohadikusumo, adik Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto.

"Saya tanya Hashim, adik PS, jika seandainya Prabowo menang April 2019, akankah PS negosiasi dengan mafia kuota impor pangan? Hashim bersumpah bahwa PS tidak akan kompromi," kata dia lewat akun Twitter @RamliRizal, Senin (5/11).

"Saya juga ingin bertanya ke Mas @jokowi, apakah akan tetap membiarkan mafia pangan jika terpilih lagi 2019?" lanjut RR yang juga mantan Menko Kemaritiman.

Penuhi Janji

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Henri Satrio, menilai bagus janji yang dilontarkan oleh Prabowo untuk menolak impor pangan. Hal itu, lanjut dia, menjadi pembeda seorang Pak Prabowo dengan lawan politiknya.

"Hanya saja yang harus dilakukan dengan janjinya adalah mengkapitalisasi janji ini. Jadi bagaimana caranya membuat masyarakat tak lupa dengan janji ini," kata Henri di Jakarta, Senin (5/11/2018).

Dirinya sekaligus menilai, janji tersebut sebagai salah satu upaya Prabowo dalam mengalahkan Jokowi di pilpres. "Ya mudah-mudahan berhasil. Tapi kalau ga berhasil, ya jangan sampai surut semangatnya untuk membantu Indonesia bebas dari impor dan ketergantungan terhadap negara lain," terang dia.

https://m.harianterbit.com/read/1983/Prabowo-Tidak-Akan-Impor-Pangan-Jokowi

Bonus pics : ocehan emak2 ala harian terbit
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
1.6K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan