Nasibmu PSK !! Terkadang banyak orang berfikir kepada seorang PSK adalah sosok wanita yang hina, tak punya harga diri, hanya sampah masyarakat yang tak dianggap ada. Bahkan sebagian orang suci pun terkadang suka menyudutkan mereka, seakan mereka mahluk yang hidup di bumi tanpa rasa dan raga.



Mungkin saja bila kita melihat secara sekilas mereka yang menggoda para hidung belang yang menjadi pelanggannya, dengan pakaian sexy dan menggoda maka terbersit pikiran jelek bahwa tak ada kata maaf untuk mereka yang telah merusak lelaki menjadi pemuja syahwat yang sesat. Bahkan menjadi sumber penyakit yang terkenal ganas dari penyakit kelamin hingga Aids.

Tapi yuk kita lihat di belakang layar kehidupan mereka, apa yang menghampiri mereka menjadi penjual syahwat apa terpaksa karena ekonomi yang makin menghimpit atau memang sengaja karena terjerumus karena menjadi pecandu narkoba. Atau memang untuk membekali gaya hidup borjuis karena life style memang memerlukan biaya yang tinggi.



Semua itu ada, namun yang miris bila ada para perempuan tadi di paksa melayani para hidung belang karena perdagangan manusia, mereka direkrut dari desa-desa miskin dengan dijanjikan pekerjaan yang bagus dengan gaji berlimpah hasilnya mereka terjun ke dunia lendir hingga untuk pulang pun malu dengan keluarga besar, karena tak adanya keahlian hingga umur berlanjut pun mereka tetap menjadi PSK untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Cobalah sesekali melihat mereka dengan cara yang berbeda, terkadang banyak orang merasa dirinya lebih suci dari orang lain sehingga lupa untuk bertoleransi atau juga mengajarkan ilmu baiknya kepada orang lain yang memang sangat membutuhkan, mengajarkan kebaikan pada orang yang sudah baik itu bagus, namun mengajarkan kebaikan pada orang yang salah langkah lebih baik lagi.

Bahkan mereka juga terkadang menjadi seorang ibu untuk anak-anaknya, tidak ada suami dan keluarga yang menerima kehadirannya. Hidup dalam kesendirian bahkan dengan kasih sayang terbatas ia tetap membesarkan anaknya, dan berharap kehidupan sang anak tak seperti ibunya.



Banyak cara sebenarnya untuk membantu mereka yang dapat dilakukan, mungkin para ustad bisa menikahi mereka agar hidupnya tercukupi terutama PSK yang sudah mempunyai anak, hingga sang anak pun dapat pendidikan kebaikan yang layak. Para pendeta pun bisa menjadikan mereka sebagai suster di Gereja untuk melayani jamaat di sisa hidupnya. Para biksu pun bisa memberikan pemahaman moral yang diajarkan Shidartha Gautama hingga mengangkat derajat mereka menjadi Bikkhunni. Para Brahmana setidaknya menguatkan diri mereka bahwa ada hal yang lebih bermanfaat dibandingkan menjadi seorang PSK. Bahkan seorang atheis pun bisa mengajarkan kebaikan pada mereka sebagai pilihan hidup, agar tak di lecehkan banyak pihak.



Namun yang terjadi PSK tetaplah wanita hina yang dipandang sebelah mata oleh banyak masyarakat yang menganggap mereka lebih suci dibandingkan dengan mereka.

Para ustad pun merasa gagah bila berpoligami dengan istri yang masih muda, cantik bahenol dan emoy-emoy. Tapi untuk melirik PSK dan menjauhkannya dari limbah dosa untuk dijadikan istri hanya satu kata "Tidak". Entahlah dunia memang kejam untuk sebagian orang, harta, tahta dan populer menjadi bumbu sedap kehidupan yang hanya sesaat. Kebahagiaan semu yang selalu dicari ternyata memang tidak hakiki semua akan sirna dan tentu saja manusia hanyalah mahluk lemah yang tak berdaya. Di balik hidup PSK seharusnya ada rasa cinta untuk menolong pada sesama, sebab serendahnya pekerjaan haram yang dilakukan bukanlah hak kita untuk menghakimi, karena manusia hanya bisa menasehati bukan bersikap seperti Tuhan.

Serupuutt dolo ahhh...





c4punk@2018

referensi