Jangan pernah mencoba minuman ini!!

Pada dasarnya semua manusia itu baik. Karena manusia punya nurani yang tidak dimiliki oleh makhluk selain manusia. Nurani inilah yang akan menjadi filter bagi manusia dalam bertindak. Nurani yang sehat, akan menuntun manusia untuk berbuat selayaknya manusia. Penuh dengan cinta kasih dan menghargai semua makhluk yang ada di bumi.

Seiring berjalannya waktu, karena faktor internal maupun eksternal, nurani akan bergeser. Nilai-nilai baru yang diterima manusia membuat logika kadang mengalahkan nurani. Ilmu pengetahuan dan pemahaman akal, menepikan nurani. Sebagai contoh, dulu menolong orang yang tersesat di jalan itu baik. Tapi sekarang, maraknya informasi tentang modus kejahatan, membuat orang berfikir ulang untuk menolong orang yang kesusahan di jalan.



Orang baru akan kembali menggunakan hati nurani, ketika dia ada di posisi paling bawah, terjatuh dan seolah tidak ada orang yang bisa menolong dirinya, kecuali dirinya sendiri. Mungkin inilah yang saya rasakan saat itu. Saat semua kejahatan yang saya lakukan datang menagih karma nya, saya baru sadar bahwa selama ini saya sudah menepikan nurani dalam hidup saya.

Cara terbaik untuk merubah kelakuan busuk seorang laki-laki adalah, menikah. Pendapat yang saya percayai dan kebetulan saya juga menemukan calon yang saya anggap tepat. Menikah lah saya, bahagia? Tentu saja. Enak? Tidak sih. Enak sekali lebih tepatnya. Makanya yang belum menikah, silahkan segera menikah.



Ternyata jawaban singkat untuk pertanyaan di atas adalah TIDAK!Saya masih suka minum minuman yang beralkohol setelah nikah. Meski saya akui, intensitasnya menurun, karena merasa tidak enak dengan istri. Beberapa kali, saya pulang dengan keadaan yang payah karena mabuk. Dari bau jelas tidak enak. Dari jalan, jelas sempoyongan. Untung saya tidak pernah berteriak dan ngamuk saat sedang tinggi seperti itu.

Apakah istri ku marah? Inilah yang saya tunggu. Mengapa? Dari pengalaman teman saya yang sudah menikah, istrinya sering marah-marah setiap dia pulang dalam keadaan teler. Tapi istri ku sama sekali tidak marah ketika melihat suaminya pulang dengan keadaan mabuk! Betul ada perubahan ekspresi yang bisa saya rasakan, seperti senyum yang dipaksakan dan tidak banyak komentar, atau bertanya.

Dia tetap memperlakukan saya seperti suaminya. Bertanya, sudah makan? Jika sudah dia akan meminta saya istirahat. Jika belum, dia akan siapkan makan untuk saya. Apa bedanya jika saya sadar tidak mabuk? Dia akan cerita tentang harinya. Ada interaksi hangat, dan itu tidak saya temukan saat saya mabuk! Singkat kata, dia tidak mau membagi kisah hari ini tentang dirinya, jika saya mabuk.

Sampai pagi biasanya dia akan tetap diam. Dia hanya bersuara, ketika saya bertanya. Apa artinya? Istri ku memang marah, tapi dia sadar, suami tetap berhak mendapatkan pelayanan seorang istri. Memasak, memnyiapkan keperluan untuk kerja, misalnya baju dan teman-temannya tetap dia lakukan dengan baik.

Jika saya tetap diam, tidak membahas masalah mabuk semalam, biasanya dia yang akan membuka percakapan. Nada bicaranya sopan, tidak menggurui dan biasanya dia lakukan di akhir sarapan. Dia cuma mengingatkan semua masalah yang timbul akibat alkohol, dan di akhir kalimat dia selalu minta maaf jika dia terlalu kebablasan dalam berbicara. Siapa yang hatinya tidak tersentuh jika diperlakukan seperti ini? Sudah salah, masih dibaiki, dan diberi tahu dengan sangat sopan.

Pada fase ini, saya yang malu sendiri. Meskipun, kadang masih tergoda untuk mabok lagi dan lagi. Respon Istri saya? Masih sama! Dari pertama menikah sampai beberapa tahun setelah menikah, setiap saya pulang mabuk, dia akan tetap seperti itu. Sebagai manusia yang masih mempunyai nurani, tentu saja saya merasa malu. Perasaan malu yang akhirnya membulatkan tekad saya untuk tidak mabuk lagi. Berhasil? Sepertinya iya. Seingat saya, mabok beat terakhir saya terjadi hampir 4 tahun yang lalu saat final piala dunia di Brazil!

Well, dari paparan di atas, jika boleh saya simpulkan cara istri ku untuk menghentikan kebiasaan mabuk yang sudah mendarah daging dalam hidup saya adalah :

1. Tidak memarahi saya dengan frontal
2. Memperlakukan saya sama seperti saat saya tidak mabuk, hanya sedikit pamer, kalau dia tidak suka dan sebal.
3. Tetap hormat, respect pada suami yang jelas salah, termasuk dalam memberi nasehat
4. Istiqomah, konsisten. Dari tahun ke tahun, tetap seperti itu dia lakukan jika suaminya mabuk.
5. Berdoa pada Tuhan. Yang ini perkiraan saya saja sih, karena saya tidak pernah dengar dia secara spesifik berda mohon suaminya tidak mabuk lagi.

Semoga sedikit saran dan masukan ini bisa menjadi contoh bagi yang sudah terlanjur suka mabuk. yang belum, mending jangan mendekat ke alkohol, Percaya saya, tidak ada manfaatnya anda mendekati alkohol. Salam Damai.


Sumber Tulisan : Pengalaman Istri ku
Sumber Gambar : Koleksi Pribadi, sini, sini