AboeyyAvatar border
TS
Aboeyy
Sebenarnya Sepele, Tapi Ini Bisa Mencederai Sumpah Pemuda


Sumpah Pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928, merupakan hasil refleksi para Pemuda Indonesia atas sering kandasnya perjuangan bangsa Indonesia dalam menumpas para penjajah dari bumi pertiwi ini. Mereka melihat, tampaknya para tokoh pahlawan hanya berjuang hanya untuk memerdekakan daerahnya sendiri. Cut Nyak Dien misalnya, hanya untuk wilayah Aceh, atau Tuanku Imam Bonjol untuk pulau Sumatra.

Akibatnya, hasil perjuangan tidak maksimal, karena perlawanan hanya bersifat separatis dari masing-masing daerah. Bahkan kondisi tersebut dimanfaatkan oleh Belanda untuk menerapkan politik Devide et Impera, dengan memecah belah dan mengadu domba antar wilayah, sehingga mereka lebih mudah menguasai Indonesia.

Menyadari hal tersebut, maka tercetuslah Sumpah Pemuda yang isinya adalah menyadarkan dan mengikat seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu padu melawan penjajah dengan menyatukan visi bahwa Indonesia itu adalah satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.
***
Sekarang ini, sepertinya makna Sumpah Pemuda itu mulai luntur di hati pemuda Indonesia, khususnya dalam hal bahasa. Hal ini Ane simpulkan dari beberapa kasus yang Ane lihat sendiri. Sebenarnya sih sepele, tapi hal tersebut menurut Ane dapat mencederai makna Sumpah Pemuda. Hal-hal sepele tersebut adalah sebagai berikut:


1. Menyambut Orang Asing Dengan Bahasa Mereka



Suatu waktu Ane sedang duduk santai sama teman di Lobi Hotel. Tiba-tiba datang dua orang Bule menuju resepsionis. Sang resepsionis dengan lancar dan fasih berbahasa Inggris menyambut kedatangan mereka, hingga mereka menerima kunci kamar.

Ane berpikir, enak banget ya jadi orang asing kalo datang ke Indonesia. Mereka akan disambut dengan bahasa ibu mereka, sehingga tak perlu susah-susah mempelajari bahasa Indonesia. Ane jadi teringat tetangga Ane yang mau jadi TKW ke Arab Saudi. Dia membeli Kamus Saku Bahasa Arab untuk menghafal kosakata yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Ada pula teman Ane yang mengikuti kursus bahasa Inggris ketika akan bepergian ke luar negeri.

Kejadian seperti itu bukan hanya terjadi hotel. Di tempat-tempat objek wisata juga sering Ane dengar para pembimbing turis dengan lancar berbahasa Inggris dalam memandu mereka saat menjelajahi tempat tersebut.

Terlihat ironi, memang. Masa orang Indonesia di tanah airnya sendiri, yang punya pepatah, “Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung” harus menggunakan bahasa asing? Lupakah mereka dengan Sumpah Pemuda? Dan bukankah seharusnya para turis asing itu belajar bahasa Indonesia terlebih dahulu sebelum datang ke sini? Malukah mereka dengan bahasa persatuan ini ketika berkomunikasi dengan orang asing?

Ane kira, orang asing pun akan giat mempelajari bahasa Indonesia, jika setiap kedatangan mereka selalu disambut dengan bahasa nasional.


2. Tulisan Menggunakan Bahasa Lokal



Sungguh, Ane sangat senang dengan kehadiran dunia maya sekarang, sebab Ane dapat dengan mudah dan cepat memperoleh informasi dengan membaca tulisan atau mendengarkan ceramah yang bertebaran di jagat angin ini. Namun yang sering bikin jengkel adalah adanya tulisan atau ceramah yang menggunakan bahasa lokal, tanpa disertai terjemahnya, sehingga Ane tidak mengerti maksudnya. Padahal penulis/pembicaranya adalah orang Indonesia, dan kontennya tersebar ke seluruh negeri ini, seolah-olah materi itu hanya ditujukan untuk kelompoknya saja. Ini menurut Ane dapat mencederai makna Sumpah Pemuda yang pada intinya ingin menyatukan rakyat dengan bahasa yang dapat dipahami oleh semuanya. Karena itu, jika ingin berkomunikasi dengan seluruh warga Indonesia, gunakanlah bahasa nasional.


3. Sok-Sokan Dengan Bahasa Asing



Belakangan ini juga sering terlihat dan terdengar orang yang sok-sokan menggunakan bahasa asing dalam berkomunikasi. Mungkin supaya dinilai keren, terdidik, luas pergaulan, atau apalah, sehingga mereka dengan bangga berbicara atau menulis dengan lebih banyak menggunakan istilah atau kosa kata asing, padahal kata tersebut sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

Hal tersebut menurut Ane juga dapat mencederai makna Sumpah Pemuda, karena mereka tampaknya tidak menghargai atau bangga dengan bahasa bangsanya sendiri.
***
Nah itulah tiga hal sepele yang menurut Ane dapat mencederai makna Sumpah Pemuda, khususnya di bidang bahasa. Namun hal itu tidak berlaku jika tujuannya atau penggunaanya dalam konteks edukasi / pembelajaran. Lalu, bagaimana menurut GanSis, ada yang perlu ditambahkan atau didiskusikan? Silakan tulis pada kolom komentar. (*)
Diolah berdasarkan pemikiran sendiri. Foto-foto dari Google.
Diubah oleh Aboeyy 30-10-2018 05:44
2
6.9K
83
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan