Jumat 26 Oktober 2018, 15:53 WIB
Orator-Massa Aksi Bela Tauhid Teriak '2019 Ganti Presiden'
Yulida Medistiara - detikNews




Orator-Massa Aksi Bela Tauhid Teriak 2019 Ganti Presiden





Jakarta - Aksi Bela Tauhid masih berlangsung di depan Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat. Orator dan massa sempat meneriakkan 209 ganti presiden.

Orator saling bergantian di aksi yang digelar di depan depan Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018). Salah satu orator awalnya membahas soal bendera yang dibakar anggota Banser dalam peringatan Hari Santri Nasional yang dinyatakan bendera HTI.

"Untuk membuktikannya itu benar atau tidak, panggil jubir HTI itu. Tinggal tanya apakah itu bendera HTI," kata orator itu.

Baca juga: Potret Bendera Berkalimat Tauhid Raksasa di Medan Merdeka

Menurutnya, hingga kini tidak ada bendera Al-Liwa dan Ar-Rayah yang dipatenkan jadi bendera ormas. Karena itu, menurutnya tidak sulit memutuskan masalah ini.

"Sampai detik ini nggak ada bendera satu pun bendera Al-Liwa dan Ar-Rayah yang dipatenkan jadi bendera ormas. Sehingga Pak Jokowi melihat maka penjelasan gampang langsung memutuskan, kalau begitu Banser yang bersalah saudara-saudara," ujarnya.

Selain itu, orator tersebut juga bertanya ke massa soal sikap Presiden Jokowi dalam kasus ini.

"Tapi Presiden tegas atau tidak saudara-saudara? (tidak). Berbicara atau tidak saudara? Takbir, Allahu akbar," tuturnya.

Baca juga: Massa Aksi Bela Tauhid Audiensi di Kantor Kemenko Polhukam

Dia juga menyebut rezim Jokowi anti-Islam. "Presiden yang zalim ini haram atau halal dipilih, saudara saudara?"

"Haram," jawab massa.

"Maka pemimpin mau memberikan kesempatan dua periode lagi atau tidak, saudara saudara?" tanya orator.

"Tidak," jawab massa.

"Jokowi ini halal atau haram dipilih? halal atau haram? kalau haram 2019 ganti?" tanya orator lagi.

"Presiden," jawab massa lagi.
(idh/fjp)


https://news.detik.com/berita/d-4274...617.1540470598



Tuh kan... Ujung-ujungnya arah nasbungTAIK Kampret kesitu.... Bauk "Kardus" begitu Menyengat....




https://www.republika.co.id/berita/d...as-kepentingan