powerpunk
TS
powerpunk
Susahnya Jadi Orang Yang Di Utangi

Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.
emoticon-Nyepi




Pernah berhutang? Atau yang di hutangi? Gimana rasanya? Sama - sama nggak enak kan? Iya nggak enak, kenapa? Karena bagi orang yang berhutang, ia punya kewajiban untuk membayar hutangnya tepat waktu. Begitupun orang yang dihutangi, merasa nggak enak karena was - was hutangnya tidak akan dibayar tepat waktu, atau bahkan hutangnya tidak dibayar. Jadi benarkah berhutang dan yang dihutangi sama - sama nggak enak?


Bagi orang yang berhutang, perasaan tidak enak seperti itu hanya berlaku bagi orang yang punya komitmen dan tanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya secara tepat waktu saja. Sebaliknya, bagi orang yang tidak punya tanggung jawab, perasaan tidak enak seperti itu tentu tidak ada, justru perasaan masa bodolah yang ada. Meski saat meminjam ia sudah berjanji pada si empunya uang untuk mengembalikannya tepat waktu, tapi kalau pada dasarnya ia tidak punya tanggung jawab untuk membayarnya tepat waktu, tetap saja ia akan dengan mudah mengingkarinya dengan berbagai macam alasan, bahkan kalau perlu tidak perlu mengembalikan pinjamannya.

Orang - orang semacam inilah yang membuat orang yang menghutangi jadi malas dan takut untuk memberikan pinjaman. Kadang saat meminjam, mereka mengiba agar diberikan pinjaman dengan segudang janji, tapi saat waktunya membayar tiba, mereka justru kabur - kaburan atau bahkan pura - pura lupa. Inilah simalakamanya jadi pemberi pinjaman. Tidak di beri pinjaman disangka pelit dan tidak punya rasa sosial, tapi di beri pinjaman nagihnya setangah mati. Bahkan untuk meminta uangnya sendiri saja sudah seperti debt collector, setiap hari harus menagih.


Belum lagi kalau ada tipe peminjam yang justru mengancam tidak akan membayar hutangnya kalau terus - terusan ditagih. Entah pemikiran macam apa ini. Hutang yang seharusnya tanpa ditagih pun dibayar, ketika si pemberi pinjaman menagih malah justru si peminjam mengancam tidak akan membayarnya. Bukankah ini bodoh? Malahan pernah ada satu kasus pembunuhan yang berawal dari hutang - piutang. Karena merasa tidak terima hutangnya terus ditagih, si penghutang membunuh orang yang menghutanginya. Nggak habis pikir kan?


Bagaimanapun juga, orang yang memberikan pinjaman sudah tentu berjasa buatnya. Jikalaupun mereka menagih, itu artinya mereka membutuhkan uangnya kembali, entah karena memang ada keperluan atau hal lain. Dan sudah selayaknya bagi peminjam untuk membayarnya. Kalaupun memang belum ada, berikan penjelasan yang masuk akal agar si pemberi pinjaman memahami situasinya. Jangan justru memperlakukan pemberi pinjaman layaknya musuh. Coba bayangkan, seandainya situasinya di balik, kita yang jadi pemberi pinjaman trus yang kita berikan pinjaman tidak segera mengembalikan uangnya, apa kita hanya diam saja?


Itulah susahnya pemberi pinjaman. Memberikan pinjaman salah, nggak memberi juga salah. Terlebih sekarang susah membedakan mana orang yang benar - benar bisa dipercaya dan tidak. Orang yang kelihatan baik, bahkan bertetangga atau berteman puluhan tahun pun tidak menjamin dia bisa dipercaya. Contohnya TS, baru saja ditipu oleh tetangga yang sudah lumayan dekat. Uang yang dipinjam di bawa kabur entah kemana. Kalau sudah seperti ini, rasanya benar - benar kapok buat ngasih pinjam orang lain lagi. Hanya saja TS berpikir, bagaimana kalau ada orang yang baik dan benar - benar sedang butuh padahal di satu sisi kita sudah terlanjur antipati memberi pinjaman orang lain karena trauma dengan peminjam sebelumnya? Simalakama memang.





Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Opini Pribadi TS
Sumur Gambar : Om Google






6
15K
157
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan